Loading

MENGUNGKAP MISTERI GADGED VERSUS “ANAK AYAM”


Eva Riyanti
4 Tahun lalu, Dibaca : 660 kali


Oleh Eva Riyanti

Program Bapak Wali Kota Bandung, Oded M Danial terkait Pembagian Anak Ayam   untuk Siswa di Kota Bandung” patutlah diapresiasi dengan baik. Pro dan kontra sangat wajar sekali. Fenomena yang terjadi di masyarakat terhadap kebijakan baru memang demikian adanya. Sebagian kalangan mengatakan bahwa belum ditemukan korelasi antara memelihara anak ayam kampung dapat mengurangi anak bermain gadged, tapi setidaknya kondisi yang terjadi di lapangan mengharuskan orang tua, pendidik, tokoh masyarakat dll. prihatin.

Banyak hal negatif yang terjadi dari penggunaan barang yang satu ini, antara lain kecenderungan anak yang tidak bisa lepas kesehariannya dari barang ini, sehingga lupa akan hal-hal yang lebih bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari. Banyak orang tua yang mengeluh sejak anak dibelikan gadged justru nilai-nilainya di sekolah  menurun, ada juga kasus anak-anak yang dengan terang-terangan menonton tayangan yang bukan untuk konsumsi seusianya. Terlebih anak menjadi apatis terhadap lingkungan sekitar karena terlalu asyik dengan gadget-nya. Semua hal tersebut hanya sebagian kecil dampak penggunaan gadged yang tidak terkontrol oleh orang dewasa, bahkan sudah tidak aneh lagi justru orang dewasalah yang secara langsung ataupun tidak langsung memberikan fasilitas tersebut. Kalau sudah terjadi kasus-kasus yang parah barulah kita bertindak padahal kita tidak mengharapkan anak-anak kita jauh dari nilai-nilai moral.

Apabila kita mengkaji muatan kurikulum 2013 khususnya pada muatan Pelajaran Prakarya, mata pelajaran ini  merupakan pelajaran baru yang ada di kurikulum 2013 SMP. Mata pelajajaran ini diadakan sebagai imbas dari dihapuskannya mata pelajaran TIK, PLKJ dan Mulok (Tata Boga, Tata Busana, dan Jasa Niaga). Mata Pelajaran Prakarya merupakan gabungan dari 4 mata pelajaran menjadi satu yang terdiri dari 4 aspek yaitu kerajinan, pengolahan, budi daya, dan rekayasa. Sekolah diwajibkan untuk memilih dua aspek yang disesuaikan dengan kemampuan dan ketersediaan daerah setempat.

Adapun penjelasan singkat dari ke 4 kerajinan itu sebagai berikut: (a) Kerajinan maksudnya adalah peserta didik diharapkan dapat menghasilkan kerajinan tangan dengan menggunakan bahan alam yang ada di sekitarnya, (b).  Pengolahan, peserta didik  dapat mengolah bahan makanan atau minuman yang ada di sekitar  lingkungan siswa (c). Budi daya, peserta didik dapat melakukan budi daya yang  cocok untuk disesuaikan dengan lingkungan sekitarnya seperti budi daya ayam, ikan atau budi daya tanaman dan (d). Rekayasa, peserta didik dikenalkan pada  mata pelajaran yang berkaitan dengan elektro misalnya membuat rangkaian listrik dll.

Khusus untuk aspek budi daya dapat memasukkan bagaimana cara  membudidayakan  unggas, lele, belut, ikan, dll.yang bisa memperoleh keuntungan secara ekonomi sehingga dengan mata pelajaran ini peserta didik diajarkan proses penelitian sederhana pada saat mengamati pertumbuhan hewan peliharaannya, mencintai dan menyukuri semua ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Nilai-nilai karakter positif yang diharapkan dapat berkembang dengan baik pada kegiatan membudidayakan hewan ternak tsb. Pada kegiatan inilah fungsi gadged dibutuhkan oleh anak untuk mengamati seluruh rangkaian proses yang terjadi dengan cara memvideokannya dan menggali ilmu pengetahuan tentang budi daya unggas dari fitur-fitur yang tersedia dari fasilitas gadged-nya.

Fungsi gadged terarah dengan proses pemebelajaran peserta didik secara menyeluruh. Hal ini diperkuat dengan Perwal Nomor 004 tahun 2019 tentang Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Karakter Pada Penyelenggaraan Pendidikan di Satuan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar pada Bab II tentang Maksud, Tujuan dan Sasaran pada Pasal 3 yang menyatakan bahwa (1) Penerapan Kurikulum Pendidikan Karakter dilakukan dengan tujuan mewujudkan generasi yang memiliki budi pekerti yang baik, memiliki keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mencintai budaya Sunda, memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan cinta tanah air. Pada Bab III Pasal 5 point 2 yang menyatakan bahwa Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Karakter bersifat terintegrasi sebagaimana pada ayat (1) dilakukan dalam kegiatan (a) intrakurikuler, (b) kokurikuler dan (c) ektrakurikuler.

Dari paparan di atas jelas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa penggunaaan gadged bisa mengalihkan kebiasaan negatif siswa dengan mengalihkannya pada kegiatan positif yaitu kegiatan budi daya ternak khususnya ayam yang pada tataran implementasi di lapangan bisa terkontrol dengan penggunaan gadged untuk mempermudah peserta didik melakukannya. Selain menumbuhkembangkan kebiasaan posistif seperti menumbuhkan kemandirian siswa, memupuk jiwa entrepreneur, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, inovatif, dan analitis. Dengan demikian program Bapak Wali Kota Bandung perlu kita dukung yakni menyiapkan 1.000 anak ayam untuk sekolah di 30 kecamatan mulai November mendatang, karena dapat memberikan pembelajaran yang nyata bagi peserta didik sehingga memiliki kedewasaan berpikir serta dapat menggunakan gadget dengan cerdas sesuai dengan fungsinya dan kebermanfaatannya.

 

Eva Riyanti Guru SDN Cijerokaso Kota Bandung

Tag : No Tag

Berita Terkait