Loading

Kontraktor Siap Adukan Wartawan ke Dewan Pers dan Jika Pekerjaan Tidak Sesuai Spek Siap Dibongkar


Penulis: Herz_Mdkm/Editor: Mbayak Ginting
1 Tahun lalu, Dibaca : 1415 kali


Sugianto (Ato) penanggungjawab pekerjaan dan Yuli pelaksana pekerjaan di lapangan (Foto : Herz_Mdkm)

KAB. PANGANDARAN, Medikomonline.com - Pekerjaan pemasangan beronjong di Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Propinsi Jawa Barat baru – baru ini ramai pemberitaannya di beberapa media online.

Sugianto yang akrab disapa Ato selaku kontraktor/penanggungjawab pekerjaan pasangan beronjong di Dusun Pasar Rt. 02, Rw 01, Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran asal Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, kepada Medikomonline,com Jum”at (20/05/2020) di lokasi pekerjaan mengatakan, dirinya mengerjakan pekerjaan beronjong ini sudah sesuai spesifikasi pekerjaan atau RAB yang ada. Kegiatan ini bersumber dari BBWS Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy.

Dirinya menyampaikan, selama ini beberapa hari ke belakang, ada beberapa media online yang memberitakan miring pekerjaannya dengan dugaan tidak sesuai spesifikasi pekerjaan atau asal – asalan serta mengurangi spek.  

Akan tetapi,  menurutnya, berita itu sepihak alias tidak berimbang. Wartawan tidak ada satupun yang mengkonfirmasi dirinya terlebih dahulu, sebelum muncul pemberitaan. Itu pun patut dipertanyakan nara sumber yang mempertanyakan hal tersebut. Kapasipatas sebagai apa, apakah tahu betul spesifikasi pekerjaan beronjong. Alih – alih, malah ada yang bilang kawat beronjongnya tidak SNI,”celetuknya.

Dikatakan Ato, dirinya senang – senang saja ada kedatangan wartawan atau siapapun selaku kontrol sosial hendak mengkonfirmasikan kepadanya. Baginya semua rekan, apalagi wartawan sebagai kontrol sosial dalam tugasnya pun dilindungi Undang – Undang/peraturan yang ada. Hanya saja dengan adanya pemberitaan yang sepihak itu jelas ini merugikan dirinya, karena berita tidak berimbang, wartawan seperti tidak ke lokasi pekerjaan dan menguji kebenaran informasi.

Lanjut Ato, wartawan kesannya menjustifikasi, tendensius dalam menyajikan beritanya. Seperti pekerjaan tidak sesuai spesifikasi, kawat beronjong tidak SNI dan diduga mengurangi volume pekerjaan.

Baginya hal itu tidak mengapa, sepanjang wartawan menulis berita sesuai kejadian/fakta di lapangan dan wartawan benar – benar meninjau ke lokasi. “Syukur – syukur bisa mengkonfirmasi langsung ke kami selaku rekanan pemborong. Ini sama sekali tidak ada sedikit pun wartawan yang sudah menulis berita itu, mengkonfirmasi dirinya. Jelas ini membuat jengkel,” katanya.

Dirinya lebih senang, jika misal wartawan atau narasumber mengatakan tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan pemasangan beronjong ini sambil bisa menujukan atau bukti otentik yang ada misalnya.

Ato menambahkan, ia pun lebih senang jika hal tersebut langsung bisa sambil menunjukan dugaan/indikasi yang tidak sesuai. “Karena masukan kami dari jurnalis atau siapapun sepanjang demi kebaikan dan sesuai spesifikasi, maka ini akan sangat membantu kami,” tuturnya. 


Foto : Pekerjaan Beronjong SNI Zonka dan batu belah dari luar daerah bukan batu lokal.

“Selama pekerjaan, kami memasang memakai kawat beronjong SNI karena kami mengambil dari Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy, Kota Banjar. Mengingat sebelum dimulai pekerjaan, kami juga harus menyampaikan pemberitahuan sekalian permohonan surat permintaan dari Pemerintah Desa setempat kawat beronjong ke kantor BBWS Citanduy,” ujarnya.

Yuli rekan sekerja Ato yang hampir setiap hari semasa pekerjaan ada di lokasi pekerjaan menuturkan, “Selama ini tidak ada wartawan yang datang mengkonfirmasi dirinya, lagi – lagi di saat pekerjaan berlangsung, ini tidak ada. Bahkan hampir setiap hari selama pekerjaan berlangsung kami ada dilokasi.” Namun kini juga tiba – tiba muncul berita yang menurutnya ini sepihak dan sangat merugikan kontraktor.

Kami tidak mengapa dan tidak alergi kepada wartawan atau kontrol sosial lainnya, apalagi menghalang – halangi tugas wartawan misalnya. Sepanjang wartawan itu juga profesional dalam mengkonfirmasi tentu kami senang, apalagi ada masukan yang baik buat kami, ini malah lebih yang diharapkan. Ini mah selama pekerjaan berlangsung, wartawan tidak ada yang mengkonfirmasi terkait pekerjaan ke kami, tiba – tiba muncul pemberitaan yang tidak berimbang,” celetuknya.

Ato juga menyampaikan, bahwa dirinya memasang beronjong ini adalah pekerjaan dari BBWS Citanduy sifatnya penunjukan dari Operasi dan Pemeliharaan BBWS Citanduy semata ini penanggulangan bencana dan batu materialnya pun semua pakai di luar wilayah, bukan batu lokal/sekitar.

Anggarannya seluruhnya kurang lebih sebesar Rp.78.000.000, (tujuh puluh delapan juta). “Dan kami dibayar pemerintah hanya sebatas upah tenaga dan bahan, dan anggaran itu belum dipotong pajak,” jelasnya.

Berkenaan dengan adanya isu dalam pemberitaan  yang tidak dikonfirmasi wartawan atau cek dan ricek ke lapangan, Ato mengatakan, harusnya wartawan itu menguji kebenaran informasi yang didapat, jangan lantas baru sebatas informasi terus jadi berita. Wartawan dalam menulis berita itu harus berimbang, dan juga memiliki rasa tanggungjawab. Semisal sebelum terbit harusnya mengkonfirmasi terlebih dahulu ke pelaksana pekerjaan atau yang bertanggungjawab pekerjaan di sini.

Semua arahan RAB atau pun spesifikasi, kami perhatikan betul, mengingat kami juga tidak ingin ada masalah. Hanya saja dikatakan kawat beronjong tidak SNI, kami sehelai kawat beronjong satu pun tidak memakainya kata lain yang bukan SNI, itu semua SNI,” katanya.

Dirinya pun siap membongkar jika ada pekerjaan sepanjang 30 meter dengan ketinggian kurang lebih tiga koma 5 meter (3,5 meter) itu atau sebanyak tujuh traf pasangan beronjong.

Berkaitan dengan tidak pasang papan informasi, Ato menjelaslan, “Kami sampaikan bahwa kami dalam RAB atau kontrak pun, kami tidak harus memasang papan informasi. Kami hanya mengelola atau mengerjakan sebagaimana perintah BBWS Citanduy yakni upah kerja dan bahan saja.

Akibat merasa keberatan atas pemberitaan yang menurutnya merugikan dan  tidak berimbang, serta nara sumber dalam berita tidak jelas, Ato mengatakan sudah melayangkan surat ke redaksi yang sudah memuat berita guna permohonan hak koreksi sekaligus hak jawab kepada perusahaan pers tersebut.

Namun di sisi lain, lanjut Ato, ada juga yang terkesan ikut - ikutan memberitakan dengan narasi yang sama dari sebelumnya berita yang muncul itu. Untuk itu, pihaknya sedang memikirkan bagaimana terbaik dalam menyikapi pemberitaan yang tak berimbang. Akan tetapi pihaknya pun sudah memikirkan juga akan meminta keadilan dari Dewan Pers menanggapi pemberitaan yang menurutnya masih perlu dikaji dari sisi kaidah/Kode Etik Jurnalistik. Mengingat pemberitaan sepihak dan ini jelas sangat merugikan pihaknya.

Kami sampaikan pula, bahwa pemberitaan itu yang sudah terbit, katanya mereka ke lapangan beberapa hari kebelakang, dan itu pekerjaan kami sudah beres. Dan setelah kami mempertanyakan ke Pemerintah Desa setempat atau lingkungan setempat pun tidak juga ada wartawan yang sebelum memuat berita ada yang datang untuk mengkonfirmasi berita terkait pekerjaan pemasangan beronjong ini,” tandasnya. 

Foto: Bahan cerucuk guna pemasangan beronjong (Foto ; Inset)

Foto: Bahan injuk guna pelapis dari beronjong satu ke beronjong lainnya. (Foto : Inset)

“Pekerjaan semua sesuai RAB kami pasang, seperti harus ada terucuk pada pasangan beronjong, injuk sebagai penahan lumpur atau kotoran. Dan sekecil apapun pekerjaan ini kami selalu mengkordinasikan/mengkonsultasikan ke pihak direksi/pengawas. Artinya semua pekerjaan semua sudah diketahui direksi/pengawas,” jelasnya.

Adanya pemuatan dalam berita pemasangan di atas bebatuan, Ato mengungkapkan, ”Itu inisiatif kami selaku kontraktor melakukan gelaran batu sebelum di pasang beronjong. Kenapa demikian, karena asumsi kami, jika hal itu tidak dilakukan juga dikhawatirkan oleh kami kelak bisa ambles ke bawah mengingat pekerjaan ini dipasang di sungai dan kami pun tidak ingin beresiko terhadap jelek atau apalagi tidak sesuai spesifikasi.

Kebetulan pengawas pekerjaan kami ini oleh Pak Abrurahman yang mana pengawas Pak Abdurahman ini terkenal disiplin dalam mengawas pekerjaan terutama pada aspek pemasangan. Lantas berkenaan dengan membentuk agak R (tikungan) itupun hasil konsultasi dan dikateahui pihak direksi dalam hal ini pengawas pekerjaan,” tuturnya.

Kemudian lanjut Ato, ada juga muncul dalam pemberitaan diduga mengurangi spek pada pasangan paling bawah. Itu adalah lidah/pondasi pasangan paling bawah dan kenapa juga kami tutup dengan tanah itu pun sudah diketahui pengawas pekerjaan. Dan kami pun siap misal dituding itu tidak ada lidah/dasar pasangan, kami siap bongkar bersama – sama,” tegasnya.

Dirinya berharap dengan pekerjaan ini bisa sesuai harapan dan khususnya untuk warga karena ini adalah pekerjaan penanggulangan bencana banjir supaya air tidak mudah ke warga dan juga mudah – mudahan bermanfaat bagi semua.    

Tag : No Tag

Berita Terkait