Loading

Warga Desak Kejari Selidik Proyek Bronjong Dinas Pekerjaan Umum Karo yang Cepat Sekali Ambruk


Penulis: Tekwasi/Editor: Mbayak Ginting
4 Tahun lalu, Dibaca : 1535 kali


Proyek Pembuatan Talud Penahan Tanah berupa pembangunan bronjong di Desa Ajijulu yang dikerjakan CV Kata Kita cepat sekali ambruk. (Foto: Tekwasi)

KABANJAHE, Medikomonline.com – Warga Desa Ajijulu mendesak Kejaksaan Negeri Kabupaten Karo segera menyelidiki atau memeriksa Proyek Pembuatan Talud Penahan Tanah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Karo yang cepat sekali ambruk. Proyek Pembuatan Talud Penahan Tanah yang dikerjakan pada tahun anggaran 2019 ini berada di Desa Ajijulu, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

 

“Ini (Proyek Pembuatan Talud Penahan Tanah-red)  harus diperiksa. Kita minta pihak Kejari Kabupaten  Karo  turun ke lokasi untuk memeriksa,” kata Ketua Karang Taruna  Desa Ajijulu Rokki Pandia kepada Medikomonline di Ajijulu, Senin (13/01/2020).

 

Sebagaimana diketahui, bronjong yang dibangun dalam Proyek Pembuatan Talud Penahan Tanah telah ambruk ke jurang. Akibatnya, tujuan pembangunan bronjong yang dibangun dalam Proyek Pembuatan Talud Penahan Tanah tidak akan tercapai karena bronjong yang telah ambruk tidak mampu menahan tebing tanah yang berada di pinggir ruas Jalan Ajijulu-Ajimbelang. Artinya, penggunaan anggaran Dinas PUPR Karo mubajir dan berpotensi ada kerugian Negara karena kualitas konstruksi bronjong tidak kuat.

 

Kepala  Desa Ajijulu Matius Perangin-angin juga turut memberikan tanggapan tentang ambruknya bronjong Proyek Pembuatan Talud Penahan Tanah tersebut. “Kalau kondisinya seperti ini, bangunan ini tidak akan kokoh karena tidak ada pertahanan di bagian   dasar bronjong,” ujar Matius saat dikonfirmasi Wartawan Medikomonline di  Desa Ajijulu, Senin (13/01/2020) pukul 07:45 WIB.

 

Bronjong yang dibangun Dinas PUPR Karo dalam Proyek Pembuatan Talud Penahan Tanah ambruk menimpa lahan bambu Elias Sinuhaji yang juga warga Ajijulu.  Elias Sinuhaji mengatakan, dia merasa keberatan sebagai pemilik lahan.

 

“Kalau kondisi bronjong seperti ini (ambruk-red), jika terjadi lagi longsor, bambu saya bisa tambah rusak,” ujarnya kepada Medikomonline di Ajijulu, Senin (13/01/2020).

 

“Lagian perjanjian dari awal bukan seperti  itu. Perjanjiannya ada dibuat parit di pinggir bronjong sebagai saluran air mengalir ke bawah, bukan melalui bronjong,” kata Elias yang menilai pihak Dinas PUPR Karo dan kontraktor tidak menepati janji tersebut.

 

Sebelumnya juga salah seorang warga Desa Ajijulu, Luter Perangin-angin turut menyaksikan bronjong yang sudah runtuh tersebut. Warga   menduga  proyek bronjong ini  dikerjakan asal-asal dan mengejar target supaya  tepat waktu, namun kualitas konstruksi bronjong tidak diperhatikan.

 

Berdasarkan pengamatan Medikomonline di lokasi proyek Pembuatan Talud Penahan Tanah di Desa Ajijulu bahwa selama pengerjaan proyek tidak ada plang proyek yang dipasang Dinas PUPR Karo maupun pihak kontraktor.    

 

Anehnya, setelah bangunan bronjong Talud Penahan Tanah ambruk, baru dipasang plang  proyek. Beberapa kali di soroti oleh media nasional dan lokal  tentang  transparansi proyek ini, barulah  pihak pelaksana  memasang plang proyeknya .

 

Padahal dari awal Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembuatan Talud Penahan Tanah, Dinas PUPR Karo  Binar Tarigan mengatakan kepada wartawan pada tanggal 09 Januari 2020 di halaman kantor Dinas PUPR Karo, pihaknya sudah memasang  plang itu. Namun kenyataannya, plang proyek baru dipasang setelah proyek selesai dan ambruk.

 

Setelah plang proyek dipasang pascaambruknya bronjong, sekarang sudah jelas dan terlihat siapa  pelaksana kegiatan Pembuatan Talud Penahan Tanah. Dalam plang proyek tertera Nomor Kontrak 620/1536/PPK-BM/2019. Pelaksananya adalah CV Kata Kita. Nilai Fisik Rp181.590.909.00, PPN Rp18.159.091dengan jumlah Rp199.750.000.00.

 

Direktur CV Kata Kita ini adalah Robbi Ginting, dengan alamat kantor Jalan Kapten Bangsi Sembiring No 154 Kabanjahe.     

 

Hasil pantauan wartawan di lapangan pascaambruknya bronjong,  talud penahan tanah ini masih rawan sekali longsor karena tidak ada  penahan yang kokoh di  bagian dasar  talud. Selain itu, perbaikan pascaambruknya bronjong talud ini,  tidak dimulai  dari bawah.

 

Penjelasan Pejabat Dinas PUPR Karo

Pekerjaan bronjong Proyek Pembuatan Talud Penahan Tanah yang dimulai awal Desember 2019 itu  dikerjakan oleh  kontraktor yang tidak diketahui nama perusahaannya karena tidak ada plang proyek di lokasi pekerjaan. Kemudian konstruksi bronjong yang dipantau wartawan pada tanggal 31 Desember 2019 terlihat sudah ambruk ke jurang.

 

Untuk mengetahui penyebab ambruknya bronjong tersebut, pada hari Rabu (08/01/2020), Wartawan Medikomonline menghubungi Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas PUPR Karo Mitcon Purba melalui telepon selulernya. Namun konfirmasi yang disampaikan melalui SMS tersebut tidak ada jawaban dari Kabid Bina Marga tersebut. 

 

Karena tidak berhasil mengonfirmasi Kabid Bina Marga, Medikomonline juga mengonfirmasi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Binar Tarigan yang menangangi proyek bronjong tersebut pada keesokan harinya, Kamis (09/01/2020) di halaman kantor Dinas PUPR Karo, Kabanjahe.

 

Ketika ditanya nama perusahaan kontrakor pelaksana pekerjaan bronjong ini, Binar mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui nama perusahaan kontraktor pelaksananya. Jawaban Binar tersebut diduga bermaksud melindungi pihak kontraktor. Karena sebagai PPK, Binar tentu mengetahui nama kontraktor yang ada dalam dokumen kontrak maupun ketika berita acara serah terima pekerjaan.

 

Mengenai plang proyek yang selama ini dipantau Medikomonline tidak ada dipasang di lokasi pekerjaan, Binar kembali mengatakan plang proyek telah dipasang.  “Masalah plang itu ada kok,” katanya.

 

Ketika Medikomonline kembali menanyakan posisi palng dipasang, Binar pun tidak bisa menjawab atau menjelaskannya. Pun juga mengenai jenis jaring kawat yang dipakai untuk bronjong itu  ditanya apakah telah sesuai dengan spesifikasi yang di butuhkan,  kembali Binar juga tidak bisa memberi penjelasan.

 

Masih pada hari Kamis (09/01/2020), pukul 09:05 WIB,  Medikomonline kembali turun  ke lokasi untuk memastikan kondisi bronjong di Desa Ajijulu tersebut. Alhasil Medikomonline  berjumpa dengan para pekerja yang memperbaiki bronjong tersebut.

 

Ketika  Medikomonline menanyakan kepada para pekerja tentang penyebab bronjong ambruk, mereka hanya menjawab karena faktor hujan. “Mungkin karena hujan bang, tanahnya jadi lembek,” kata mereka.

 

Medikomonline kembali menanyakan apakah di bagian bawah tidak dibuat pertahanan untuk bronjong tersebut, pekerja tersebut mengatakan tidak ada. “Tidak bang,” jawab salah seorang dari pekerja tersebut.

 

Setelah itu Medikomonline bertanya  lagi  siapa pihak rekanan kontraktor yang  mengerjakan bronjong tersebut. Mereka menjawab, “Kami hanya disuruh PU pak. Kami tidak tahu siapa pemborongnya.” Kemudian mereka meneruskan pekerjaannya.

 

Berdasarkan pantauan dan konfirmasi wartawan pada masyarakat di lapangan, mereka meragukan kekuatan bronjong tersebut karena tidak ada  dipasang cerucuk di bagian dasar pembuatan beronjong  tersebut. 

Terkait dengan hal ini, masyarakat meminta kepada   pihak penegak hukum untuk memeriksa   pihak yang bersangkutan  dalam kegiatan ini. 

Tag : No Tag

Berita Terkait