Loading

Baru Selesai 2019, Perkerasan Beton Preservasi Jalan Cirebon-Kuningan-Ciamis Banyak Rusak dan Retak


Penulis: IthinK/Editor: Mbayak Ginting
4 Tahun lalu, Dibaca : 1514 kali


Perkerasan beton dalam Preservasi Jalan Cirebon-Kuningan-Ciamis tahun 2019 ini telah banyak mengalami kerusakan berupa retakan beton. (Foto: Medikom)

BANDUNG, Medikomonline.com – Pelaksanaan Preservasi Jalan Cirebon-Kuningan-Ciamis baru selesai dikerjakan oleh kontraktor PT Selo Kencono Putra Persada akhir tahun 2019 lalu. Preservasi jalan ini bertujuan untuk menjaga dan mendapatkan kondisi jalan yang mantap dan fungsional. Preservasi Jalan Cirebon-Kuningan-Ciamis menghabiskan anggaran sekitar Rp38 milyar.

Namun sayangnya, masih di awal tahun 2020, hasil  perkerasan beton dalam Preservasi Jalan Cirebon-Kuningan-Ciamis tahun 2019 ini telah banyak mengalami kerusakan berupa retakan beton. Kondisi ini menunjukkan kualitas pekerjaan perkerasan beton tidak maksimal.

Berdasarkan pantauan Medikom pada 24 Oktober 2019 di lapangan, pelaksanaan perkerasaan beton pada Preservasi Jalan Cirebon-Kuningan-Ciamis tidak dikerjakan oleh kontraktor  PT Selo Kencono Putra Persada, melainkan oleh PT Unggul Sejati Indonesia.

Ayep, salah seorang pengguna jalan ruas Jalan Cirebon-Kuningan-Ciamis sangat menyayangkan cepatnya terjadi retakan beton Preservasi Jalan Cirebon-Kuningan-Ciamis. “Banyaknya retakan beton ini tentu merugikan pengguna jalan,” kata Ayep kepada Medikom di lokasi kerusakan ruas Jalan Cirebon-Kuningan-Ciamis, pada 05 Februari 2020 lalu.

Pelaksanaan Preservasi Jalan Cirebon-Kuningan-Ciamis tahun 2019 ini sendiri berada di bawah Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah III Provinsi Jawa Barat yang dipimpin Permana Adi Santosa ST MAP.

Menanggapi banyaknya retakan perkerasan beton Preservasi Jalan Cirebon-Kuningan-Ciamis tahun 2019, Pejabat Pembuat Komitmen 3.4 Provinsi Jawa Barat Arief Budiman ST kepada Medikom pada 06 Maret 2020 lalu menjelaskan, penyebab kerusakan beton umumnya terjadi karena dipaksakan open traffic pada saat umur perkerasan beton tersebut belum mencapai umur maksimal.

“Hal itu terjadi karena khususnya pada ruas Cikijing hingga Ciamis dengan trase jalan yang berkelok dan badan jalan yang sempit sehingga kendaraan besar membutuhkan manuver yang luas. Secara fungsional jalan masih bisa dilalui kendaraan bermotor karena tidak mengganggu jalan,” kata Arief.

Mengenai perkerasan beton yang dilaksanakan oleh PT Unggul Sejati Indonesia, Arief mengatakan, percepatan pekerjaan agar volume rencana beton tercapai, PT Selo Kencono Putra Persada meminta dukungan kepada PT Unggul Sejati Indonesia dengan persetujuan konsultan supervise dan direksi teknis. 

Tag : No Tag

Berita Terkait