Loading

Dikerjakan Asal-Asalan, Jembatan Desa Jati-Desa Saguling Cepat Ambrol


Penulis: Fredy Hutasoit/Editor: Mbayak Ginting
3 Tahun lalu, Dibaca : 1136 kali


Satu bulan setelah dikerjakan, Jembatan Kampung Cisudin Desa Jati-Kampung Cikaroya Desa Saguling sudah ambrol.

BANDUNG BARAT, Medikomonline.com - Proyek pembangunan jalan dan jembatan yang menghubungkan dua desa yaitu Desa Jati dengan Desa Saguling Kecamatan Saguling diduga dikerjakan denga asal-asalan. Pasalnya proyek yang dibiayai APBD Kabupaten Bandung Barat tahun anggaran 2019 ini, satu bulan setelah dikerjakan sudah ambrol dan kondisinya sangat memprihatinkan.

Pantauan wartawan di lapangan menunjukkan, hampir semua jalan sudah retak dan terkelupas, padahal proyek ini hanya dapat dilalui oleh sepeda motor dan pejalan kaki oleh warga masyarkat sekitar.

Proyek dengan nilai Rp500.000.000 ini pekerjaanya dimulai sekitar Oktober 2019 oleh pemenang tender CV Dira Sawargi yang beralamat di Rancamanyar Kabupaten Bandung dengan nilai penawaran Rp452.357.613.41.

Beberapa orang warga masyarakat yang ada di sekitar proyek mengatakan, jembatan dan jalan yang menghubungkan dua desa tersebut, tadinya diharapkan pengerjaanya dikerjakan dengan baik dan kuat. Karena selama ini sebelum adanya pembangunan terutama jembatan, cukup menyulitkan hubungan antara dua desa dan utamanya warga Kampung Cisudin Desa Jati dengan Kampung Cikaroya Desa Saguling.

Pada saat pembangunan jalan dan jembatan, kontraktor yang  mengerjakan proyek hanya melibatkan beberapa orang warga sekitar dan itupun sifatnya bergiliran antara warga dari dua desa. Selebihnya kontraktor membawa pekerja dari luar.

Proyek jembatan yang menurut warga, bahwa posisi jembatan yang dibangun terletak di tanah PLN atau istilah masyarakat sekitar jalur PLN ini pada saat pembangunannya memakai sement Jakarta.

Beberapa kali hal ini hendak dikonfirmasi kepada pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupten Bandung Barat, Kepala Dinas dan Kepala Bidang selalu tidak berada di tempat. Kepala Dinas yang beberapa kali dihubungi melalui telepon selulernya tidak pernah mau menjawab. Hingga berita ini dibuat, tidak ada klarifikasi dari dinas terkait.

Pengerjaan proyek pembangunan jembatan dan jalan setelah selesai dikerjakan menurut pengkuan waraga sekitar, sudah banyak yang korban akibat jalannya jadi licin, karena material yang digunakan tidak sesui dengan material seperti proyek pemerintah yang digunakan selama ini.

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu warga Kampung Cisudin Daniyanto pada saat proyek mulai dikerjakan, dirinya ikut bekerja. ”Awal mulai pekerjaan pondasi, kebetulan saya ikut bekerja selama satu minggu. Saya melihat material dan cara pekrerjaanya yang terkesan asal-asalan, karena pada waktu pengecoran bahan yang digunakan adalah campuran sement atau acian sehingga masyarakat komplen,” kata Daniyanto.

“Pokoknya tidak benar dan hanya menghambur-hamburkan uang negara. Masa penyangga coran pakai awi (kayu-red), diinjak sama orang saja sudah roboh. Sekitar bulan Januari 2020 jalan sudah retak dan terkelupas, terus masyarakat menghubungi pelaksana yang bernama Joni,” urainya.

Lanjut Daniyanto mengatakan, pada bulan Februari 2020 mereka datang ke warga supaya sisi jembatan yang ambrol minta diperbaiki, serta jalan retak dan amblas minta ditambal. “Tapi kami tidak menyanggupi dan akhirnya si pelaksana membawa pekerja dari luar untuk memperbaiki dan hanya menambal-nambal saja. Sekarang sudah hancur lagi. Untuk itu tolonglah kepada pemerintah supaya betul-betul mengawasi proyek, apalagi di desa yang jauh seperti ini,” imbuh Daniyanto.    


Tag : No Tag

Berita Terkait