Loading

Feature: Membangun Asa Saat Corona


Penulis: Mala/Editor: Mbayak Ginting
3 Tahun lalu, Dibaca : 787 kali


Warga Desa Mekarwangi Kecamatan Pagaden Barat penerima bantuan sosial.

SUBANG, Medikomonline.com - Sabtu Pagi (17/10/2020) sekitar pukul 07.35 Wib, saat saya sedang menyapu halaman rumah, sekonyong-konyong mendekat seorang perempuan paruh baya mendekat, masker tampak melekat, menutupi sebagian wajahnya.

 

"Wilujeng énjing, néng, (Selamat pagi, néng, red)," sapanya pada saya.

 

"Wilujeng, énjing, ceu. Badé kamana? Meuni saged kitu!? (selamat pagi, ceu. Mau kemana? Sudah rapih begitu!?, red)," saya balik bertanya.

 

"Badé ka kantor désa, kan ayeuna eceu nampi deui artos Corona (Mau ke kantor desa, kan sekarang eceu menerima uang Corona- orang kampung saya menyebut uang bantuan pemerintah saat pandemi ini, dengan sebutan uang Corona-, red)," jawabnya.

 

"Owh, mangga lajeng (Owh, silahkan dilanjut, red)," timpal saya.

 

Mutoyah, nama perempuan tersebut langsung melanjutkan perjalanannya. Jarak dari kampung kami ke kantor desa, memang tidak terlampau jauh, sekitar 1 kilometer. Untuk ukuran orang desa seperti kami, berjalan dengan jarak tempuh 1 kilo meter, bukan merupakan jarak yang jauh.

 

Usia Muntoyah diperkirakan sekitar 58 tahun dia bermukim di RT05 RW 03, Kampung Cimaja, Desa Mekarwangi, masih satu kampung dengan saya.

 

Di usianya yang paruh baya, dia masih tampak optimis dalam kehidupannya, padahal, jika dilihat dari keseharian hidupnya, keluarganya masuk kedalam keluarga yang sederhana.

 

Profesinya petani dengan pemilikan lahan yang tidak terlalu luas. Dia satu diantara 447 orang petani, dari 1.083 kepala keluarga yang ada di Desa Mekarwangi. Langkahnya tegas, saat "menyongsong uang Corona".

 

Selesai berbenah rumah, saya turut menyusul ke Kantor Desa Mekarwangi, bukan untuk turut menerima bantuan dari Kementerian Sosial yang akan diterima oleh 355 orang warga Desa Mekarwangi, tapi ingin melihat para penerima bantuan tersebut.

 

Ratusan penerima manfaat tampak sudah datang ke kantor desa, ada yang duduk-duduk dibawah pohon di halaman kantor desa, ada juga yang berteduh di bawah bangunan yang serupa dengan garasi mobil, yang letaknya di Utara gedung kantor desa.

 

Hampir sebagian besar diantara mereka menggunakan masker, ada juga yang maskernya tergantung di leher mereka, namun tidak digunakan, karena sambil berbincang dengan warga yang lain, mereka sambil merokok. 

 

Jarak satu antara lain, memang agak renggang, sekitar satu meteran diantara mereka. Gelak tawa terdengar, saat diantara mereka menceritakan hal yang lucu, cerita kehidupan mereka.

 

Saat diwawancara, Kepala Desa Mekarwangi Kecamatan Pagaden Barat, H Edi Rohedi mengatakan, jumlah penerima bantuan sosial di desanya sebanyak 666 orang.

 

"Terdiri dari penerima PKH dan BPNT sebanyak 225 orang, Kemensos murni 355 orang, Himbara 29 orang, Kementerian Pertanian 32 orang dan Kementerian Perikanan 25 orang," ungkapnya.

 

Dengan adanya bantuan dari Pemerintah, tambah Edi, sedikit banyak telah membantu "menghidupkan kembali" asa warga desa nya ditengah pandemi Covid 19 yang belum jelas ujungnya.

 

"Dari sisi perekonomian, ada sedikit geliat dibandingkan awal-awal pandemi. Saat awal pandemi, kehidupan warga kami seperti yang terhenti, tidak ada gairah, namun saat ini seperti mendapatkan darah baru," jelas Edi.

 

Saat petugas yang sedari pagi sudah bersiap-siap untuk membagikan bantuan, persiapannya sudah fix, satu persatu warga dipanggil untuk mendekati meja. Satu persatu pula, uang bantuan dibagikan, dan berita acara penyerahannya ditandatangani oleh penerima.

 

Namun, ketika ada diantara warga yang tidak mengenakan masker maju ke meja petugas, saat itu juga, orang tersebut diminta untuk menggunakan masker. 

 

"Kami sudah  mengajak warga tetap terapkan 3M dalam pembagian dana Kemensos Covid 19, ini. Bagi warga yang tidak mematuhi himbauan tersebut, maka akan langsung ditegur, sedangkan warga yang tidak menggunakan masker disuruh pulang kembali agar mengambil masker," jelas Edi.

 

Menurut Edi, kehadiran dirinya di desa saat pembagian bantuan sosial dari Kementerian Sosial, untuk memastikan kelancaran dan keamanan pembagian tersebut.

 

"Selain itu juga, untuk memastikan seluruh masyarakat yang hadir agar senantiasa mematuhi Protokol Kesehatan," tegasnya.

 

Kegiatan tersebut, menurut Edi, dilakukan rutin dipembagian bantuan lainnya. Bahkan, tambah Edi, untuk sosialisasi 3 M, mencuci tangan, menjaga jarak dan menggunakan masker, dilakukan bukan saja oleh dirinya, namun seluruh aparatur desa.

 

"Hal ini kami lakukan disetiap kegiatan saat bertemu dengan masyarakat guna mencegah penularan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 terutama di Desa Mekarwangi,”jelasnya.

 

Ya, ditengah euforia menerima bantuan sosial dari pemerintah, lantaran bisa mengembalikan asa yang mulai tenggelam ketika perekonomian terpuruk, warga masyarakat penting untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain.

 

Muntoyah, sudah kembali ke kediamannya, dia bersama dengan warga lainnya yang sudah menerima bantuan, satu persatu sudah meninggalkan gedung kantor Desa Mekarwangi.

 

Suasana desa yang tadi hiruk pikuk oleh ratusan warga penerima bantuan sosial, mulai agak lengang. Yang ada di kantor desa, tinggal para petugas pembagi bantuan sosial yang tengah merapihkan dokumen, serta para aparatur desa dan anggota TNI/ Polri yang bertugas di Desa Mekarwangi. 

Tag : No Tag

Berita Terkait