Loading

Masyarakat Desa Jati Keluhkan Galian Tanah Merah Tidak Patuhi Aturan


Penulis: Mala/Editor: Mbayak Ginting
1 Tahun lalu, Dibaca : 1855 kali


Dampak aktivitas galian tanah merah banyak debu masuk ke rumah warga dan jalan juga jadi licin akibat mobil yang mengangkut tanah merah.

SUBANG, Medikomonline.com - Aktivitas galian tanah merah di Kampung Salagedang Desa Jati  Kecamatan Cipunagara Kabupaten Subang tidak mematuhi kesepakatan. 

Masyarakat Desa Jati mengeluhkan adanya aktivitas galian tanah merah yang melanggar kesepakatan dengan masyarakat. Galian tanah merah tersebut sudah berjalan sekitar 8 bulan kurang lebih.

Sesuai kesepakatan dengan masyarakat, pengusaha galian tanah merah tersebut akan menjaga lingkungan yang terkena dampak galian tanah merah. Di antaranya di siang hari debu dari tanah merah tersebut akan disiram, supaya tida ada debu ke rumah-rumah warga dan kalau terjadi hujan jalan bekas limbah tanah merah yang jatuh akan dibersihkan supaya jalan tidak licin dan tetap bersih.

Akan tetapi kenyataannya kesepakatan tersebut dilanggar oleh pihak pengusaha. Mereka hanya memikirkan keuntungannya saja tanpa memikirkan dampak di masyarakat.

Menurut keterangan salah seorang masyarakat Desa Jati Angga, Jumat (17/6/2022) memaparkan ke Medikom, aktivitas galian tanah merah sangat merugikan masyarakat. Pengusaha sudah melanggar kesepakatan dengan masyarakat.

Dampak aktivitas galian tanah merah banyak debu masuk ke rumah warga dan jalan juga jadi licin akibat mobil yang mengangkut tanah merah.

"Dampak dari rakusnya pengusaha, jalanan jadi licin, sehingga pengendara roda dua harus berhati-hati karena jalanan licin,  sebab banyak tanah yang jatuh ke jalan akibat dari mobil yang mengangkut tanah merah dan tanah tersebut tersiram air hujan sehingga mengakibatkan jalanan jadi licin," jelasnya.

Angga menambahkan, dampak dari galian tanah merah tersebut pun  kalau di siang hari, debu dari tanah merah tersebut masuk ke rumah-rumah warga. Debu ini mengakibatkan rumah jadi kotor.

“Padahal sesuai kesepakatan awal pengusaha akan membersihkan jalan supaya tidak ada debu dan tanah merah yang jatuh dari bak mobil, akan tetapi kesepakatan tersebut hanya buaian semata," paparnya dengan nada kesal.

"Dengan kejadian ini, masyarakat melaporkan ke Kepala Desa (Jati-red) dan kepala desa memerintahkan Kadus untuk menegur pengusaha galian tanah merah. Dari pengusaha galian sudah berjanji akan membersihkan jalan,  tetapi  sudah 3 hari ini belum ada realisasi," tandas Angga.

Hasil investigasi Medikom ke lapangan, dampak adanya aktivitas galian tanah merah tersebut banyak debu yang masuk ke rumah-rumah warga dan jalan jadi licin akibat mobil yang mengangkut tanah merah sehingga tanah tersebut banyak yang  jatuh ke jalan dan tersiram air hujan.

Diduga galian tanah tersebut illegal, belum mengantongi izin. Sampai berita ini diturunkan pengusaha galian tanah merah belum bisa ditemui. 

Tag : No Tag

Berita Terkait