Loading

DPRD Tolak Pemindahan Ibu Kota Jabar


Penulis: IthinK/Editor: Mbayak Ginting
4 Tahun lalu, Dibaca : 738 kali


Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Daddy Rohanady.

BANDUNG, Medikomonline.com – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Daddy Rohanady dari daerah pemilihan Jabar XII (Cirebon-Indramayu) menegaskan, DPRD menolak pemindahan ibu kota Jabar yang kerap disampaikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Hal itu disampaikannya ketika dihubungi via telepon genggamnya, Jumat (6/9/2019).

 

"Pansus 7 yang membahas RTRW menolak pemindahan ibu kota Jabar ke Tegalluar," tegas Daddy yang juga Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra Provinsi Jabar tersebut.

 

Daddy menambahkan, pihak eksekutif memang dalam draf awal Raperda RTRW mencantumkan beberapa alternatif. Misalnya, Tegalluar, Walini, dan kawan di sekitar Cirenon-Majalengka-Subang (Patimban). Tegalluar di Kabupaten Bandung diajukan, antara lain, karena akan menjadi salah satu TOD kereta cepat Jakarta-Bandung. Demikian juga dengan Walini di Kabupaten Bandung Barat.

 

"Lokasi-lokasi itu kami coret. Belum ada kajian komprehensif tentang semua lokasi itu. Tegalluar kami tolak dengan dua alasan. Pertama, rawan banjir. Kedua, besarnya potensi pergerakan tanah. Walini pun demikian. Daerah tersebut termasuk bagian dari sesar Lembang yang memasuki siklus 500 tahunan dengan potenai 6,5-7 skala Richter. Bagaimana mungkin Ibu Kota Jabar dipindahkan ke lokasi-lokasi seperti itu? Mau membuat kuburan masal?" tegasnya.

 

"Selain itu, kami mempertimbangkan luas Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B). Luas KP2B sudah disepakati dengan kabupaten/kota se-Jabar, yakni 791.591,61 hektare. Ini harus dijaga dengan ketat jika kita ingin manjadi provinsi yang memiliki kemandirian pangan. Kan ada perdanya juga. Belum lagi kalau kita mau mempertahankan ruang terbuka hijau (RTH) yang 45 persen dari total luas Jabar," lanjutnya.

 

Pemebahasan RTRW Jabar memang sudah selesai dan dilakukan Rapat Paripurna pada 28 Agustus 2019 lalu. Kini nasib perda tersebut tergantung beberapa kementerian terkait di Jakarta, semisal Kementerian ATR/BPN dan Kementerian Dalam Negeri.

 

Jika ibu kota pindah, menurut Daddy, Cirebon pun berpotensi menjadi Ibu Kota Jabar. Mengapa? Dengan ditetapkannya Ciayumaja (Kabupaten Cirebon, Indramayu,  dan Majalengka, termasuk Kabupaten Subang) sebagai Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) II, pertumbuhan Cirebon diprediksi akan kian pesat. 

 

"Dengan berbagai fasilitas yang ada, terlalu naif jika Ridwan Kamil menafikan Cirebon," pungkasnya. 

Daddy Rohanady adalah Wakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jabar periode 2009-2014. Politisi Gerindra tersebut juga menjadi Wakil Ketua Pansus 7 yang membahas Perubahan Perda Nomon 22 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat.

Tag : No Tag

Berita Terkait