Loading

New Normal, Dibutuhkan Komitmen Bukan Komat Kamit Temen


Penulis: IthinK/Editor: Mbayak Ginting
3 Tahun lalu, Dibaca : 759 kali


Daddy Rohanady, Anggota DPRD Provinsi Jabar

BANDUNG, Medikomonline.com - Rencana penerapan New Normal sesungguhnya menimbulkan pro-kontra. Hal itu menyisakan banyak pekerjaan rumah. Semua warga masyarakat diharapkan ikut atau taat pada "kehidupan berkebiasaan baru".         

“Mengubah kebiasaan hidup bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan komitmen kuat untuk melaksanakannya. Komitmen dalam arti sesungguhnya, bukan hanya sekadar komat-kamit temen,” kata Daddy Rohanady, Anggota DPRD Provinsi Jabar.

Daddy mengatakan, “Kita terpaksa menyesuaikan diri dengan gaya hidup baru berprotokol kesehatan. Kalau mencuci tangan mah, bukan hal aneh. Sejak kecil kita sudah ditanamkan kebiasaan itu. Bedanya, dalam era the new normal kebiasaan itu frekwensinya menjadi lebih banyak. Ada sesuatu yang agak baru, yakni "social distancing" yang kemudian dipadankan dengan jaga jarak.” 

Ditambahkan Daddy dari Dapil Kabupaten/Kota Cirebon dan Kabupatem Indramayu ini, meskipun pada awalnya masyarakat menolak menjaga jarak, sekarang tidak lagi. Masalahnya orang Indonesia pada umumnya inklusif, sedangkan jaga jarak berkonotasi eksklusif. 

Selain itu, kata dia, kita juga diharapkan selalu bermasker. Padahal, itu masih terasa janggal karena selain wajah tak tampak secara utuh, suara pun menjadi kurang jelas ketika bicara.

“Masalahnya ada lagi, yakni soal kerumunan. Lha kalau di terminal, stasiun, bandara, atau pelabuhan? Pengendalian situasi itu menjadi tugas tambahan buat para petugas di masing-masing lokasi,” ujar Daddy.

Lanjut Daddy, memang Covid-19 penularannya sangat cepat, sehingga mau tidak mau dan suka tidak suka, harus diantisipasi. Maka, tidak aneh jika ada yang menjulukinya virus kerumunan.

“Namun, tak elok juga rasanya kalau ada pejabat negara yang mengibaratkan virus yang barasal dari Wuhan-Cina itu sebagai istri. Paradigma berpikir seperti itu harus diperbaiki. Istri jika digauli, sehat kita. Lha virus dijadikan istri, nonggeng sia!” tegasnya.

“Ada yang harus diwaspadai. Ketika penerapan protokol kesehatan, bukan tidak mungkin masih terjadi pelanggaran di sana-sini.  Dampaknya bisa jadi akan melahirkan the second wave of Covid-19,” katanya. 

“Siapkah kita? Oleh karena itu, jangan jadikan komitmen = komat kamit temen,” ujarnya lagi.

Tag : No Tag

Berita Terkait