Loading

Parlemen Mengabdi 2021, Pembudayaan Pancasila Lahirkan Generasi Indonesia Emas


Penulis: IthinK
2 Tahun lalu, Dibaca : 577 kali


DPRD Jabar menggelar acara Parlemen Mengabdi Tahun 2021 dalam rangka Peringatan Hari Lahir Pancasila di Grand Sunshine Hotel, Soreang. (Foto: Budi-Fahmi/Humas DPRD Jabar).

BANDUNG, Medikomonline.com - Ketua Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat Bedi Budiman mengatakan, ada beberapa muatan yang berhasil didapatkan dalam agenda Parlemen Mengabdi Tahun 2021, di antaranya terdapat sebuah gambaran oprasional pembudayaan Pancasila yang dapat diterapkan pada jenjang pendidikan menengah.

"Karena jenjang pendidikan menengah sangat penting dalam menyiapkan generasi-generasi yang lebih baik. Kalau kita berbicara tentang Indonesia emas pada tahun 2045, merekalah yang akan menjadi calon genarasi penerus pada tahun tersebut" ucap Bedi dalam press conference Parlemen Mengabdi Tahun 2021 di Grand Sunshine Hotel, Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis, (17/6/2021).

Acara Parlemen Mengabdi Tahun 2021 dilaksanakan Sekretariat DPRD Jabar dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila. Acara Parlemen Mengabdi 2021 yang digelar secara hybrid, dibuka oleh Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari.

Webinar "Pembudayaan Pancasila di Sektor Pendidikan" dengan host Ketua Komisi I DPRD Jabar Bedi Budiman serta Keynote Speaker Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.

Bedi menambahkan, terdapat permasalahan-permasalahan yang harus digagas dan dibenahi terkait pembudayaan Pancasila diantaranya sumber ajaran kemudiam metode atau cara mengajar pancasila.

"Persoalannya, bagaimana buku ajaran pancasila ini yang awalnya teks harus disampaikan oleh para guru dengan menggunakan kalimat yang bisa dimengerti karena ini harus dihayati"ujarnya.

"Mata pelajaran PPKN berbeda dengan mata pelajaran yang lain, PPKN ini harus memunculkan suatu penghayatan yang akan membentuk karakter siswa dan ini tidak mudah"katanya.

Bedi mengungkapkan, para guru PPKN telah menyampaikan bahwa saat ini dibutuhkan sebuah langkah bersama agar mapel PPKN  tidak menjadi sebuah mata pelajaran penunjang yang diangggap kurang penting.

"Pada hakikatnya output mata pelajaran ini sangat penting, oleh karena itu bagaimana guru-guru ini bisa menjadi penutur yang baik. Tadi sempat ada konsepsi sosiodrama, sehingga tidak hanya secara kognitif namun secara psikomotirik dapat terlibat," paparnya.

Menurut Bedi, peran stakeholder dibutuhkan tidak hanya unit pendidikan perlu kerjasama dengan pihak lain, seperti Kesbangpol, BPSDM, dan melibatkan praktisi-praktisi lain.

Ia pun mengharapkan, setelah agenda ini lahir semacam konperensi guru mata pelajaran PPKN tingkat nasional untuk membentuk standar dan membuat pelajaran PPKN ini dapat disukai oleh para siswa.

"Karena dalam mata pelajaran PPKN ini ada nilai-nilai yang bersifat filosofis dan sejarah oleh karena itu dibutuhkan sebuah gagasan besar dari para guru mata pelajaran PPKN sebagai penutur materi ini," pungkasnya.

Acara Parlemen Mengabdi Tahun 2021 ini menyuguhkan serangkaian agenda, di antaranya Webinar "Pembudayaan Pancasila di Sektor Pendidikan" serta pengumuman lomba video podcast dan monolog "Gen Milenial Memaknai Pancasila" yang diikuti oleh siswa/siswi jenjang SMA/SMK sederajat di Jawa Barat.

Sejumlah narasumber hadir pada acara tersebut, di antaranya Prof. Yudi Latif, Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos, Pendiri Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (Jakatarub) Wawan Gunawan, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supendi, dan Kabid Panais Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Jabar Jamaluddin. 

Tag : No Tag

Berita Terkait