Loading

Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir Hadiri Peringatan Hari Harganas Ke-28


Penulis: Nanang/Editor: Mbayak Ginting
2 Tahun lalu, Dibaca : 633 kali


Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir menghadiri puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-28 dan Launching Vaksinasi Covid-19.

SUMEDANG,Medikomonline.com - Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir menghadiri puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-28 dan Launching Vaksinasi Covid-19 bagi ibu hamil, ibu menyusui dan anak secara virtual dari Gedung Negara, Sumedang, Selasa (29/6/2021).

Harganas ke-28 tingkat nasional dihadiri langsung oleh Wakil Presiden RI KH. Ma'ruf Amin dan diikuti para Menteri Kabinet Indonesia Maju, jajaran BKKBN Pusat dan daerah, para Gubernur, Bupati, Walikota serta para mitra BKKBN dan penggerak Kampung KB di seluruh Indonesia.

Peringatan Harganas ke-28 mengambil tema "Keluarga Keren Cegah Stunting" dengan tagline #Keluarga Indonesia Cegah Stunting yang disemarakkan di berbagai media sosial  di seluruh Indonesia.

Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin dalam amanatnya menyampaikan, peringatan Harganas pada dasarnya adalah untuk mengingatkan seluruh warga masyarakat akan pentingnya peran dan fungsi keluarga.

"Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang memiliki peran sangat besar yang mempunyai delapan fungsi yakni agama, cinta kasih, melindungi, sosial budaya, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, serta pembinaan lingkungan," ungkapnya.

Dikatakan Wapres, keluarga disebut sebagai sekolah pertama atau Madrasatul Ula dalam menyiapkan generasi yang akan datang.

"Jika berhasil menyiapkan generasi yang sehat, berpendidikan dan berkarakter baik, maka ada jaminan masa depan bangsa ini akan lebih baik," ujarnya.

Wapres menilai, tema "Keluarga Keren Cegah Stunting" sangat tepat mengingat saat ini pemerintah tengah sungguh-sungguh mengurangi prevalensi stunting.

"Satu dari empat anak Balita kita mengalami stunting. Kondisi ini disebabkan oleh kurang gizi yang cukup lama dan infeksi berulang," ujarnya.

Berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Indonesia yang dilakukan Kementerian Kesehatan tahun 2019, prevalensi stunting pada Balita tercatat  27,76 %.

"Sejak 2018, pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam menurunkan prevalensi stunting. Salah satunya dengan menajamkan berbagai intervensi gizi pada sektor kesehatan untuk menyasar ibu hamil dan anak dari usia 0-23 bulan," terang Wapres.

Selain upaya tersebut, lanjut Wapres, pemerintah juga menggiatkan berbagai intervensi yang mendukung terhadap kualitas gizi dan kesehatan pada anak dan ibu hamil seperti akses air, sanitasi, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), akses pangan bergizi juga perilaku hidup bersih dan sehat.

"Semua intervensi tersebut tidak akan efektif jika keluarga tidak mengambil peran aktif untuk memperhatikan kualitas hidupnya. Keluarga memiliki peran signifikan dalam mencegah maupun menanggulangi stunting," terangnya.

Wapres mengatakan, masalah gizi sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup keluarga. Oleh karena itu, Presiden RI Joko Widodo telah meminta BKKBN untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan stunting.

Permintaan tersebut, kata Wapres, selain didasari atas pertimbangan pentingnya peran keluarga dalam melakukan penurunan stunting, juga adanya tujuan untuk mencapai target percepatan penurunan stunting yang sudah ditetapkan pada tahun 2024.

"Saya ingatkan, target percepatan penurunan stunting  tahun 2024 sebesar 14 %. Untuk mencapai target tersebut, saya meminta BKKBN koordinasi dengan Kementerian dan Lembaga terkait, bahkan lembaga non pemerintah, seperti dunia usaha, akadempisi dan lembaga swadaya," tuturnya.

Selain meminta BKKBN, Wapres juga meminta Pemerintah Daerah melakukan penguatan koordinasi antar sektor dan optimalisasi di berbagai sumber anggaran guna memastikan layanan tersedia dan diterima masyarakat.

"Untuk pemerintah daerah saya meminta agar koordinasi antar sektor dikuatkan dan berbagai sumber anggaran lebih dioptimalkan untuk memastikan layanan yang tersedia dan diterima oleh keluarga," katanya.

Tag : No Tag

Berita Terkait