Penulis: IthinK
3 Tahun lalu, Dibaca : 1044 kali
BANDUNG,
Medikomonline.com
- Komisi I DPRD Jawa Barat menggelar rapat kerja pembahasan Rancangan Kebijakan
Umum Anggaran serta Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) bersama
dengan mitra kerja.
Pimpinan Rapat Komisi I DPRD Provinsi Jawa
Sidkon Djampi menyoroti banyaknya refocusing anggaran yang membahas mengenai
penanganan pandemi Covid 19. Hal itu sangat penting mengingat masyarakat sudah
banyak terbebani dengan adanya pandemi tersebut secara ekonomi.
"Banyak yang harus diperhatikan dan
dipripritaskan selama penanganan pandemi ini," kata Sidkon di ruang rapat
Komisi I DPRD Jawa Barat, Bandung, Rabu, (18/8/21).
Anggota Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat
lainnya, Yosa Oktora Santono menyoroti Dinas Komunikasi Dan Informatika
(Dsikominfo) Provinsi Jawa Barat soal progres untuk wifi publik gratis agar
lebih banyak lagi. Kemudian untuk command center, kalau memang krusial tentu dewan harus mendorong untuk dibahas
lebih lanjuy di Badan Anggaran (banggar).
"Intinya, kita harus meningkatkan
jaringan internet di Jabar," sebut
Yosa. Persoalan lain, lanjut Yosa, dari Disdukcapil, lebih besar gaji pegawai
daripada programnya. Ini perlu dibahas lebih mendalam.
"Meskipun, secara keseluruhan usulan
anggaran tidak masalah. Tetapi harus memiliki program prioritas," katanya.
Sedangkan, Ruhiyat Nugraha fokus pada
persoalan masalah kerasipan yang dinilainya masih sangat lemah. Misalnya,
arsip-arsip masih ada yang disimpan begitu saja sembarangan. 10 tahun pertama
masih tanggung jawab kepala OPD, 10 tahun berikutnya menjadi tanggung jawab
kepala kearsipan.
"Termasuk tanah pun banyak yang
berceceran karena kearsipannya lemah. Secara keseluruhan saya titip agar
program ditengah pandemi ini memprioritaskan kepada kegiatan sosial akibat dari
dampak pandemi.
“Ngeri sekali dampak pandemi ini, pedagang
kecil, UMKM dan sebagainya. Kebijakan fiskal juga sangat penting, harus
diperhatikan. Daya beli masyarakat harus ditingkatkan agar fiskalnya juga dapat
meningkat," kata Ruhiyat.
Rafael Situmorang juga menyoroti banyaknya
warga Jawa Barat yang meninggal saat Isolasi Mandiri (Isoman). Hal itu
dikarenakan minimnya pendataan secara akurat. Selain itu, tidak adanya
tindaklanjut setelah pemdataan warga yang Isoman.
"Harus ada follow up dengan Dinkes dan lembaga lainnya. Karena tidak ada datanya yang difollowup, hanya sebatas data saja. Harus serius dalam penganggaran, kita ini anggarannya dari pajak. Ada sisi terkoreksi oleh covid19 masalah ekonomi misalnya," tandas Rafael.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer