Loading

Jawab Kritikan Fachri, Amung Sutisna Dorong Persikasi Mandiri


Penulis: Dudun/Editor: Dadan Supardan
4 Tahun lalu, Dibaca : 960 kali


Ketua Umum PSSI Kabupaten Bekasi, H Amung Sutisna

BEKASI, Medikomonline – Masyarakat Kabupaten Bekasi memiliki animo dan antusiasme yang tinggi terhadap sepak bola. Karena itu, PSSI Kabupaten Bekasi sebagai jantung dan otak dari persepakbolaan, terus mendorong Persikasi untuk bergerak menjadi badan yang mandiri (privat/swasta).

Demikian dikatakan Ketua Umum PSSI Kabupaten Bekasi, H Amung Sutisna, saat diwawancarai Medikomonline, Selasa, 13 Agustus 2019, menanggapi kritikan pelatih Timnas Indonesia U-19, Fachri Husaini, beberapa waktu lalu.

“Kritikan Bung Fachri Husaini, itu merupakan motivasi buat pengurus PSSI Kabupaten Bekasi, agar kita melakukan evaluasi, membenahi dan ke depan bagaimana Persikasi bisa bermain di Liga I,” katanya.

Lantas Amung membandingkan dengan tim-tim yang saat ini bermain di Liga I, seperti Persela, PSS dan PSIS. Bahkan, PSS bisa lolos dari Liga 2 dan kini bermain di Liga I.

“Mereka bisa bertengger di Liga I, mengapa Persikasi tidak bisa. Sementara kita punya banyak potensi, apalagi kawasan industri Kabupaten Bekasi merupakan kawasan terbesar di Asia,” jelasnya.

Amung mengakui, Persikasi memang masih bermain di Liga 3. Namun, dia tidak ingin Persikasi langsung melonjak ke Liga I tanpa melalui kompetisi di Liga 3 dan Liga 2. Sebab, ketika akan menanjak, Persikasi harus menyiapkan manajemen yang baik dan sehat.

“Kita bisa saja membeli klub atau melakukan marger, tapi lebih baik kita step by step. Untuk itu, manajemennya harus dibentuk. Tanpa manajemen sulit Persikasi untuk maju. Kalau manajemennya sudah bagus, tentu kita siap bermain di Liga I,” katanya, seraya menambahkan, bahwa peluang Persikasi lolos ke Liga 2 sangat besar.

Persoalannya, kata Amung, ketika Persikasi lolos ke Liga 2, mampu tidak Persikasi membenahi manajemennya, terutama untuk meyakinkan para pemilik perusahaan agar memberikan sponsornya. “Kalau manajemennya tidak bagus, mereka pasti mundur,” ujarnya.

Amung juga mengharapkan, ke depan Persikasi harus sudah berbadan hukum dan profesional. Sekarang ini, Persikasi bermain di Liga 3, dan merupakan klub amatir karena masih mendapat bantuan dana hibah dari pemerintah daerah.

“Nanti, begitu Persikasi naik ke Liga 2, mereka harus siap semuanya. Karena tidak ada lagi bantuan dana hibah. Maka itu, manajemennya harus disiapkan dari sekarang,” imbuhnya.

Ketika ditanya, kapan Persikasi menjadi klub sepak bola profesional, Amung menjawab, “Insya Allah, tahun ini Persikasi sudah mengarah ke arah profesional. Apalagi, Kabupaten Bekasi memiliki stadion berskala internasional,” kata dia.

Sejalan dengan itu, kata Amung, Persikasi telah mengantongi lisensi klub, dan menjadi peserta Liga 3 C1. Dengan demikian, Persikasi sudah mengarah ke profesional.

Karena salah satu syarat untuk memperoleh lisensi klub, kata dia, Persikasi di antaranya sudah memiliki fasilitas lapangan, kantor, tempat latihan, dan fasilitas lainnya.

“Boleh dibilang fasilitas yang dimiliki Persikasi mencapai 90 persen. Dan, itu sudah mengarah ke profesional,” katanya lagi.

Amung juga meminta panitia pelaksana harus menerapkan cara-cara profesional setiap kali ada event. Misalnya, saat bergulirnya Liga 3, 19 Agustus 2019, penonton diwajibkan membayar tiket.

“Jangan salah, selain sponsor, penonton itu aset kita yang akan menyokong kemajuan Persikasi,” ucapnya.

Untuk itu, dia berharap adanya mobilisasi penonton manakala Persikasi bertanding. “Bayangkan kalau yang datang 20 ribu penonton, dikali Rp20 ribu, kita sudah dapat Rp400 juta,” ujarnya.

Menurut Amung, yang bisa menghidupkan sepak bola, adalah suporter dan sponsor. Tanpa mereka, sepak bola tidak ada apa-apanya.

Apalagi, saat ini Persikasi sudah mempunyai 11 ribu suporter. “Sekali bertanding saja, kita dapat pemasukan Rp220 juta. Dan, itu bisa buat menggaji para pemain dan pelatih,” bebernya.

Dia mengakui saat ini sudah banyak perusahaan yang siap menjadi sponsor. Masalahnya, Persikasi belum berbadan hukum, sehingga mereka belum mau melakukan kerjasama.

Dikatakan, untuk mendatangkan sponsor tidak lah sulit. Namun, perlu adanya dorongan dari eksekutif dan legislatif, agar perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten Bekasi mau memberikan sponsornya kepada Persikasi. “Jadi, semua pihak harus punya rasa memiliki terhadap Persikasi,” kata dia.

Oleh karena itu, kata Amung, jika Persikasi ingin tampil di Liga I, stake holder harus duduk bersama. Karena tanpa stake holder, Persikasi tidak ada apa-apanya. “Kalau Persikasi mau maju, ya harus duduk bersama,” imbuhnya.

Amung juga mengaku seringkali mengingatkan ke Bupati, kalau Persikasi mau tampil di level nasional, benahi manajemennya. “Jangan sampai ketika Persikasi masuk ke Liga 2, belum punya apa-apa,” pungkasnya.

Tag : No Tag

Berita Terkait