Loading

Masih Buang Sampah Sembarangan


Penulis: Ristri Kurnia Dewi
14 Hari lalu, Dibaca : 252 kali


Ristri Kurnia Dewi

Oleh Ristri Kurnia Dewi (XI-J)

(Anggota GLS “Mega Mendung” SMAN 1 Gegesik)

 

Indonesia merupakan sebuah negara yang dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya dan keindahan alam yang memukau hati banyak orang. Sayangnya, kekayaan itu sering kali tercoreng oleh masalah klasik, yaitu sampah. Suasana sampah berserakan di pinggir jalan, selokan yang tersumbat, dan sungai yang menjadi tempat pembuangan sampah dan juga limbah, seakan mengubah fungsi dari sungai itu sendiri. Mirisnya, hal ini sudah menjadi kebiasaan lumrah di beberapa wilayah membuang sampah tidak pada tempatnya.

Masalah ini bukan hanya terjadi di pedesaan atau kota kecil, tetapi juga di kota-kota besar yang mengaku diri mereka sebagai kota pintar, maju, dan modern. Pada musim hujan setiap tahun, banjir kembali terjadi dan sebagian besar disebabkan oleh saluran air yang tersumbat sampah. Pertanyaannya adalah sampai kapan kita membiarkan ini terjadi? Apakah kita sudah terbiasa hidup dalam lingkungan kotor dan suasana kumuh, atau sebenarnya kita sedang memupuk kebodohan dalam diri sendiri yang dibungkus dalam dalih “buang sedikit aja nggak ngaruh, kok”?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi. Namun dalam kenyataannya, sampah bukan hanya benda yang dibuang, melainkan memperlihatkan bagaimana cara seseorang berpikir dalam memperlakukan lingkungannya. Perbuatan membuang sampah sembarangan bisa dipahami sebagai bentuk kegagalan dari kesadaran dan pendidikan karakter di dalam diri seseorang. Mau sebesar apa pun usaha yang dilakukan pemerintah atau lembaga sosial untuk mengelola sampah, semuanya akan sia-sia selama mental “asal buang” masih ada di mana-mana.

Jika diteliti lebih lanjut, penyebab utama dari kebiasaan membuang sampah sembarangan adalah rasa tidak peduli terhadap lingkungan, rasa malas, dan anggapan bahwa urusan sampah adalah tanggung jawab orang lain. Banyak yang berpikir bahwa petugas kebersihan atau pemerintah sajalah yang bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan. Inilah mental yang tidak baik untuk dipertahankan. Sayangnya, pada berbagai acara masyarakat, sampah sering kali dibuang begitu saja. Seolah-olah tugas mereka hanya datang ke acara tanpa memperhatikan kebersihan lingkungan yang seharusnya menjadi tanggung jawab bersama.

Solusi untuk masalah ini tentu tidak bisa hanya satu. Pemerintah memang wajib menyediakan fasilitas tempat sampah yang memadai, melakukan pengangkutan tepat waktu, serta menerapkan aturan atau regulasi yang tegas. Namun, masyarakat juga harus memiliki kesadaran dan inisiatif untuk menjaga lingkungannya. Pendidikan tentang pengelolaan sampah harus dimulai sejak dini, tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah. Orang tua dapat menjadi contoh pertama bagi anak-anaknya dalam hal menjaga kebersihan.

Selain itu, perlu adanya kegiatan atau acara edukatif yang mampu menyentuh logika dan emosi masyarakat. Tidak hanya sekadar imbauan, tetapi juga melalui cara kreatif seperti video yang menampilkan dampak nyata sampah terhadap kehidupan laut, kesehatan, dan bencana banjir yang menelan korban jiwa. Bisa juga diterapkan sistem penghargaan dan hukuman. Misalnya, RT yang paling bersih diberi penghargaan, sedangkan yang kedapatan membuang sampah sembarangan dikenai sanksi sosial atau denda.

Buang sampah pada tempatnya seharusnya bukan lagi menjadi omong kosong yang hanya terdengar saat peringatan Hari Lingkungan Hidup. Ini harus menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia yang tertanam dalam jiwa. Sudah saatnya kita berhenti menyalahkan pihak lain dan mulai introspeksi diri apakah kita sudah menjadi bagian dari solusi, atau justru masih menjadi bagian dari masalah?

Lingkungan yang bersih tidak akan tercipta hanya dengan niat tanpa tindakan. Diperlukan aksi nyata dan konsisten dari semua pihak. Harapan saya, generasi mendatang tidak lagi mewarisi daerah yang penuh sampah, tetapi tumbuh dalam lingkungan yang sehat, bersih, dan layak huni. Mari kita mulai dari langkah kecil berhenti membuang sampah sembarangan dan mengajak orang lain melakukan hal positif juga. Karena perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil yang konsisten.

Tag : No Tag

Berita Terkait