Penulis: Daddy Rohanady/Anggota DPRD Provinsi Jabar
3 Tahun lalu, Dibaca : 688 kali
Oleh:
DADDY ROHANADY
Anggota DPRD Provinsi Jabar
Jumat siang ini (26/11/2021) akan dilakukan
sidang paripurna terkait APBD Provinsi Jawa Barat (Jabar) Tahun Anggaran 2022.
Secara global volume APBD tersebut terdiri
atas tiga bagian. APBD Provinsi Jabar Tahun Anggaran 2022 terdiri dari
pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Pendapatan daerah
tahun 2022 diproyeksikan sebesar Rp 31,148 triliun. Ini berarti ada penurunan
sekitar 24% dari tahun 2021 yang sebesar Rp 41,47 triliun.
Di sisi lain, belanja daerah tahun 2022
diperkirakan menjadi Rp 31,133 triliun atau turun 30% dari tahun lalu sebesar
Rp 44,62 triliun.
Penerimaan pembiayaan tahun 2022 sebesar Rp 742
miliar turun dari tahun 2021 yang sebesar Rp 3,24 triliun. Pengeluaran
pembiayaan daerah sebesar Rp 757 miliar atau naik dari Rp 100 miliar pada tahun
2021.
Volume APBD tahun 2022 secara keseluruhan
adalah Rp 31,890 triliun. Berarti, ada penurunan sekitar 28% dari Rp 44,72
triliun pada tahun lalu. Ini yang saya sebut "turbulensi".
APBD sejatinya haruslah dialokasikan untuk
sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, mengingat
tujuan mulia tersebut, alangkah baiknya jika belanja dialokasikan untuk memberi
pelayanan prima.
Masih ada PR besar yang harus direalisasikan,
yakni target indikator kinerja utama (IKU) yang sudah disepakati Gubernur
bersama DPRD dan telah dituangkan dalam Perda RPJMD?
Selain itu, di tengah sulitnya perekonimian
saat ini, harus diupayakan semaksimal mungkin agar tidak ada pemutusan hubungan
kerja dengan dalih apapun terhadap tenaga kontrak maupun tenaga harian lepas
(THL) di seluruh OPD. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, kiranya
Pemprov Jabar berkenan memberi empati kepada saudara-saudara kita itu. Jangan
menghitung hanya yang bersangkutan yang terkena dampak. Tolong dipertimbangkan
pula istri, anak-anaknya, dan keluarga besar yang menjadi tanggungannya.
Masih banyak hal lain yang harus
diperhatikan. Misalnya, pembangunan terminal Tipe B. Semula Jabar akan
mambangun 2 terminal Tipe B pada 2022, yakni Terminal Cikarang di Kabupaten
Bekasi dan Terminal Ciledug di Kabupaten Cirebon.
Karena Terminal Cikarang ada rencana diambil
alih Pusat, praktis hanya tinggal Terminal Ciledug yang akan digarap pada 2022.
Berarti masih ada 5 terminal tipe B lagi yang butuh anggaran, yang lahannya
sudah siap. Selain itu, ada 7 terminal tipe B lainnya yang masalah P3D-nya
belum clean and clear. Di sisi lain
fasilitas lalu lintas masih sangat butuh perhatian untuk menekan angka
kecelakaan
Terkait irigasi di Jabar, butuh perhatian
serius mengenai kondisi jaringan (konjar) dan pintu-pintu air untuk mendukung
ketahanan pangan daerah. Selain itu, dibutuhkan pembangunan beberapa embung
untuk menahan agar air tidak selalu tak terkendali dan tidak langsung hanyut ke
laut. Dengan embung, stok air petani akan tercukupi dan tidak selalu jadi
banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau.
Lalu, mengingat jalan provinsi sepanjang 2.360
kilometer yang umur rencananya 60% lebih sudah habis, bisa dipastikan angka
kemantapan jalan provinsi sangat berat untuk mencapai 90% mantap. Oleh karena
itu butuh rehabilitasi, atau minimal pemeliharaan dilakukan lebih maksimal.
Konsekwensinya tentu pada anggaran.
Oleh karena itu, Pemprov harus mengajukan
proposal ke Pusat untuk meminta bantuan dana alokasi khusus (DAK)
sebanyak-banyaknya, baik fisik maupun non fisik.
Pemprov Jabar juga harus meminta Pusat
melakukan akselerasi untuk beberapa pembangunan monumental semisal Tol
Cisumdawu, Tol Cigatas, Tol Bocimi, dan BIJB Kertajati.
Volume APBD Jabar sudah turun drastis ketika
dana transitoris, yakni DAK non-fisik, yang semula dari Pusat mampir dulu ke
kas daerah provinsi dilangsungkan ke kas daerah kabupaten/kota.
Volume APBD bisa terjun bebas lagi manakala
pajak kendaraan bermotor jadi dialihkan ke kabupaten/kota pula seperti DAK
non-fisik yang begitu besar. Namun, kebijakan tersebut juga sekaligus akan
menunjukkan wajah asli volume APBD Provinsi Jabar.
Setelah diparipurnakan di DPRD, APBD Jabar
Tahun Anggaran 2022 masih menunggu koreksi dari Kementerian Dalam Negeri.
Semoga pandemi segera berlalu sehingga APBD tersebut tidak terkena refocusing
dan realokasi anggaran yang berdampak pada banyak hal seperti tahun-tahun
sebelumnya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer