Loading

LESSON STUDY DAN PEMBELAJARAN ABAB 21


Prof. Dr. Drs. H. Endang Komara, M.Si
3 Tahun lalu, Dibaca : 3806 kali

Oleh Prof. Dr. ENDANG KOMARA, M.Si

(Guru Besar LLDIKTI Wilayah IV Dpk pada Magister PIPS STKIP Pasundan, Ketua Paguyuban Profesor LLDIKTI Wilayah IV, Ketua Dewan Pakar ASPENSI, Dewan Pakar ABPPTS Pusat, Ketua Penasihat AP3KnI Jawa Barat dan Ketua Umum DPP GNP Tipikor, Komunitas Cinta Indonesia/KACI)

 

 

 

Lesson Study merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran, yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual juga manajerial.

Menurut Mulyana (2007), bahwa lesson study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berdasarkan pada prinsip-prinsip kolegitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.

Dengan demikian, maka lesson study merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegitas dan mutual learning untuk membangun learning community (masyarakat belajar).

Ciri-ciri lesson study antara lain: Pertama, tujuan bersama untuk jangka panjang. Lesson study didahului adanya kesepakatan dari guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya tentang pengembangan kemampuan akademik peserta didik, pengembangan kemampuan individual peserta didik dan sebagainya. Kedua, materi pelajaran yang penting. Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran peserta didik serta sangat sulit untuk dipelajari peserta didik. Ketiga, studi tentang peserta didik secara cermat. Fokus yang paling utama dari lesson study adalah pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan peserta didik, misalnya apakah peserta didik menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar, bagaimana peserta didik bekerja dalam kelompok kecil dan sebagainya. Keempat, observasi pembelajaran secara langsung. Observasi langsung boleh dikatakan merupakan jantungnya lesson study . untuk menilai kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilaksanakan hanya dengan cara melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat tayangan video, namuh juga harus mengamati proses pembelajaran secara langsung. Penggunaan videotape atau rekaman bisa saja digunakan hanya sebatas pelengkap dan bukan sebagai pengganti.

Menurut Daryanto dan Syaiful Karim (2017), bahwa tujuan lesson study sebagai berikut: Pertama, memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana peserta didik belajar dan guru mengajar. Kedua, memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya, di luar peserta lesson study. Ketiga, meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. Keempat, membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya. Dengan demikian tujuan lesson study di antaranya untuk memahami bagaimana peserta didik belajar dan guru mengajar; hasil pembelajaran dapat dimanfaatkan oleh guru yang lain; pembelajaran secara inkuiri dan kolaboratif; serta menimba pengetahuan secara pedagogis dari guru lainnya.

Sementara itu, Lewis (2002), menjelaskan manfaat lesson study antara lain: Pertama, memikirkan secara lebih teliti tentang tujuan, materi tertentu yang akan dibelajarkan kepada peserta didik. Kedua, memikirkan secara mendalam tentang tujuan pembelajaran untuk kepentingan masa depan peserta didik, misalnya tentang arti penting persahabatan, pengembangan perspektif dan cara berfikir peserta didik, serta kegandrungan peserta didik terhadap ilmu pengetahuan. Ketiga, mengkaji tentang hal-hal terbaik yang dapat digunakan dalam pembelajaran melalui belajar dan para guru lain (peserta atau partisipan lesson study). Keempat, belajar tentang materi pelajaran dari guru lain sehingga dapat menambah pengetahuan tentang apa yang harus diberikan kepada peserta didik. Kelima, mengembangkan keahlian dalam megajar, baik pada saat merencanaka maupun selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Keenam, membangun kemampuan melalui pembelajaran kolegial, dalam arti para guru bisa saling belajar tentang apa-apa yang dirasakan masih kurang, baik tentang pengetahuan maupun keterampilannya dalam membelajarkan peserta didik. Ketujuh, mengembangkan ‘’the eyes to see student’’ , dalam arti dengan dihadirkannya para pengamat (observer), pengamatan tentang perilaku belajar peserta didik bisa semakin detail dan jelas.

Lesson study merupakan alternative model pengembangan kualitas pembelajaran yang efektif, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena dalam lesson study terdapat sejumlah indikator yang dapat meningkatkan kompetensi guru dan meningkatkan proses pembelajaran, motivasi dan aktivitas peserta didik dalam PBM. Indikator tersebut antara lain: pertama, pengembangan lesson study dilakukan dan didasarkan pada hasil ‘’sharing’’ pengetahuan profesional para guru yang terlibat. Kedua, penekanan yang mendasar pada lesson study adalah agar para peserta didik memiliki kualitas belajar yang tinggi. Ketiga, dalam lesson study disusun oleh para guru secara kolbaoratif, maka mereka dapat (a) menentukan secara bersama-sama tujuan pembelajara yang cocok dengan kondisi peserta didik, (b) mengkaji dan meningkatkan pembelajaran yang bermanfaat bagi peserta didik, (c) merencanakan pembelajaran yang kolaboratif dan efektif, serta (d) melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, serta keempat, adanya open class memungkinkan guru (pengajar) lain dapat menilai secara langsung model pembelajaran yang dilakukan oleh guru model untuk kemudian dilakukan refleksi.

Secara umum, tahapan dalam lesson study meliputi tiga hal; pertama, Plan (perencanaan pembelajaran). Sebelum melakukan telaah kurikulum serta merumuskan tujuan pembelajaran dan tujuan pengembangan peserta didik, langkah awal dalam rangkaian lesson study adalah merancang pembelajaran untuk mencapai tujuan dalam wujud perangkat pembelajaran berupa RPP. Kegiatan ini dilakukan secara kolaboratif antara peserta didik, guru pembimbing lapangan, dan guru pamong. Kedua, Do (pelaksanaan dan pengamatan pembelajaran). Langkah ini dimaksudkan untuk melaksanakan pembelajaran di kelas berdasarkan RPP yang telah disiapkan sebelumnya. Kegaitan ini dilakukan oleh salah seorang peserta didik yang terlibat dalam kegiatan perencanaan pembelajaran tersebut. Juga dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh peserta didik dalam satu bidang studi, guru pamong, dan dosen pembimbing lapangan. Pada saat melakukan pengamatan (see), perhatian difokuskan pada perilaku peserta didik di kelas (bukan pada aktivitas mengajar guru).

Ketiga, See (refleksi pembelajaran). Setelah melaksanakan pembelajaran dan mengamatinya, seluruh pihak yang terlibat dalam aktivitas pengamatan melakukan refleksi untuk mendiskusikan pembelajaran yang dikaji tersebut dan menyempurnakannya serta merencanakan pembelajaran berikutnya. Dalam tahap refleksi ini, pembahasan tidak dimaksudkan untuk mengomentari aktivitas guru ketika melaksanakan pembelajaran, melainkan lebih diarahkan pada hasil pengamatan terhadap perilaku peserta didik selama proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian tidak ada komentar terhadap perilaku guru ketika mengajar, namun enguasai kemampuan guru model akan dapat merefleksi dirinya sendiri.

Mengembangkan kerangka kerja yang komprehensif untuk pembelajaran abad ke-21 membutuhkan lebih dari mengidentifikasi spesifik keterampilan, pengetahuan konten, keahlian dan kemahiran. Sebuah sistem pendukung yang inovatif harus diciptakan untuk membantu peserta didik multi-dimensi yang akan diperlukan pada abad 21. Partnership for 21st Century Skills (2009) mengidentifikasi sistem pendukung penting untuk memastikan penguasaan keterampilan peserta didik abad 21 antara lain: Pertama, standar dan penilaian keterampilan abad 21: (a) mendukung kesimbangan penilaian tes standar serta penilaian normatif dan sumatif, (b) menekankan pemanfaatan umpan balik berdasarkan kinerja peserta didik, (c) membolehkan pengembangan portofolio peserta didik. Kedua, kurikulum dan instruksi abad 21: mengembangkan kurikulum mandiri berbasis individu, hal ini tidaklah gampang diperlukan suatu desain dan konsep matang serta bukti efektif dalam implementasinya. Sejumlah prasyarat yang harus dipenuhi kesiapan fasilitas dan sarana serta prasarana, kematangan peserta didik, instruktur dan suprastruktur manajemen institusi yang handal, konten pengetahuan dan sebagainya. Ketiga, pengembangan profesional abad 21: untuk melahirkan profil guru Indonesia yang profesional diantaranya; (a) memiliki kepribadian yang matang dan berkembang; (b) penguasaan ilmu yang kuat; (c) keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan teknologi; dan (d) pengembangan profesi secara berkesinambungan. Keempat, pembelajaran lingkungan abad 21 antara lain: (a) menciptakan latihan pembelajaran, dukungan SDM dan infrastruktur, (b) memungkinkan pendidik untuk berkolaborasi, berbagai pengalaman dan integritasnya di kelas, (c) memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan konteks dunia, (d) mendukung perluasan keterlibatan komunitas dalam pembelajaran baik langsung maupun tidak langsung.

Dengan demikian, maka lesson study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Sedangkan model pebelajaran abad 21 diantaranya; cooperative learning communities, reasoning and problem solving, inquiry training, problem based learning dan, group investigation.

Semoga generasi bangsa memiliki kompetensi akademik, menguasai literasi baru dan keterampilan abad-21 yang baik, sebagai modal dasar pembangunan nasional dan dunia. Menjadi WNI yang baik, memiliki moralitas, empati, toleran, problem solvers bagi pembangunan nasional dan dunia juga mempunyai hasrat untuk memimpin, mengubah Indonesia dan dunia menjadi lebih baik.

      

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto dan Syaiful Karim. 2017. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.

Lewis, Catherine C. 2002. Lesson Study: A Handbook of Teacher-Led Instructional Change. Philadelphia, PA: Research for Better Schools, Inc.

Mulayana, Slamet. 2007. Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP Jawa Barat. 

Tag : No Tag

Berita lainnya