Loading

Komisi IV DPR Dukung BPTP Jabar Kembangkan Budi Daya Padi Ramah Lingkungan


Penulis: Dadan Supardan/Mbayak Ginting)
3 Tahun lalu, Dibaca : 1243 kali


Pertemuan koordinasi antara Kepala BPTP Jawa Barat Dr Ir Wiratno MEnv Mgt dan Anggota Komisi IV DPR RI H Yadi Srimulyadi Kamis (21/01/2021) di Bandung.

BANDUNG, Medikomonline.com - Komisi IV DPR RI mendukung Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat mengembangkan budi daya padi ramah lingkungan di Jawa Barat. Hal itu disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI (Fraksi PDIP) dari Dapil Jawa Barat II H Yadi Srimulyadi saat bertemu dengan Kepala BPTP Jawa Barat Dr Ir Wiratno MEnv Mgt Kamis (21/01/2021) di Bandung.

Menurut Yadi, pertemuan ini banyak manfaatnya. Sebab, jika pengembangan bioproduk dapat diimplementasikan oleh masyarakat, paling tidak bisa menaikkan taraf hidup para petani.

“Pengembangan teknologi dari BPTP akan terasa oleh masyarakat dan bisa memajukan produk pertanian. Makanya penyuluhan harus diefektifkan,” ujar Yadi.

Hadir pada pertemuan koordinasi tersebut, Peneliti BPTP Jawa Barat Dr Yanto Surdianto dan Dr Ir Nana Sutrisna MP, Penyuluh BPTP Jawa Barat Yayan Rismayanti, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kab Bandung Ir Ina Dewi Kania MP, Kasie Serealia Dinas Pertanian Kab Bandung Ir Nunung Nurmaliah.

Di sela-sela pertemuan koordinasi dengan Anggota Komisi IV DPR RI H Yadi Srimulyadi, Kepala BPTP Jawa Barat Dr Ir Wiratno MEnv Mgt kepada Medikomonline mengatakan, pengembangan budi daya padi ramah lingkungan dengan varietas unggul baru (VUB) akan dilaksanakan di 10 demplot Jawa Barat.

Wiratno menuturkan, BPTP Jawa Barat menggaet anggota Komisi IV untuk memperkenalkan teknologi budi daya padi ramah lingkungan dengan melakukan demplot di daerah supaya mereka betul-betul melihat hasilnya.

“Benar ngga sih ini hasilnya bagus. Kalau hasilnya bagus pasti mereka (DPR-red) bikin kebijakan. Kalau kebijakan anggota dewan sifatnya nasional. Itu manfaatnya,” jelas Wiratno.

Dijelaskan, pengembangan VUB padi ini baru dilakukan BPTP Jawa Barat di tahun 2021. “Ini semacam terobosan lah bagaimana teknologi yang dihasilkan oleh Kementerian Pertanian bisa betul-betul dilihat oleh anggota dewan untuk keluar kebijakan-kebijakan ke depannya,” ungkapnya.

Terkait kegiatan pengembangan VUB padi ini, Peneliti BPTP Jawa Barat Dr Yanto Surdianto menjelaskan, pengembangan budi daya padi ramah lingkungan ada dua pendekatan.

Pertama melalui Dinas Pertanian dengan demplot. Kedua dengan Komisi IV DPR melalui pengembangan VUB padi di Dapil masing-masing sehingga nanti ada pendekatan lokasi. Lokasinya diminta dari Anggota Komisi IV di daerah binaannya.

Rencana pengembangan VUB padi 10 hektar untuk satu daerah pemilihan dengan melibatkan kelompok tani. Dalam pengembangan VUB ini ada varietas khusus yang diperkaya kandungan gizinya. Ini sangat bermanfaat bagi masyarakat yang stunting. Ada juga varietas khusus beras merah yang pulen.

Untuk waktu tanam VUB padi ini, kata Yanto, disesuaikan dengan Dinas Pertanian kabupaten setempat. “Karena sarana kita berikan, benih, pupuk,” katanya.

“Teknologi yang kita kembangkan, teknologi yang ramah lingkungan. Jadi menggunakan bio produk, walaupun mungkin ada sedikit tambahan unorganik. Karena kalau sekaligus kita ubah ke bio, perlu penyesuaian tanahnya,” jelas Yanto.

Untuk beberapa daerah bio produk ini sangat tepat karena ada daerah yang stagnan produktivitas padinya. “Tidak bisa ditingkatkan lagi, karena sudah jenuh mungkin penggunaan pupuk unorganik. Jadi produktivitas sudah tidak bisa ditingkatkan lagi. Sehingga perbaikan dulu kesuburan tanahnya dengan bio produk. Mudah-mudahan dengan bio produk, tanahnya menjadi subur kembali,” jelas Yanto.

Dalam pengembangan teknologi budi daya padi ramah lingkungan ini ada beberapa komponen, yaitu benih, pupuk hayati, decomposer, bio protector, bio produk.

“Semua punya peranan yang berbeda, kalau decomposer itu membantu pelapukan jerami, kemudian pupuk hayati itu membantu mengoptimalkan pupuk yang tersedia dalam tanah, bio protector mengatasi gangguan hama penyakit dan ada zat perangsangnya membantu merangsang pertumbuhan dan produksi,” ungkap Yanto.

Dengan adanya bio protector ini, lanjutnya, ada peningkatan produksi padi rata-rata 15%. “Harapannya tanahnya subur, tanamannya bagus, produktivitasnya meningkat dan terus berkelanjutan,” jelasnya.

Untuk pengembangan budi daya padi ramah lingkungan di 10 kabupaten ini, Peneliti BPTP Jawa Barat Nana Sutrisna menambahkan, selain lingkungannya sehat, produksinya meningkat.

Dijelaskannya, bio produk selain mampu mengendalikan hama penyakit tumbuhan, juga mengandung semacam unsur hormon karena terbuat dari agen hayati. Bio produk yang digunakan ini semuanya hasil Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian.

Yayan Rismayanti, Penyuluh BPTP Jawa Barat juga menjelaskan kondisi karakter petani di lapangan dalam menerapkan teknologi baru, sebelum mulai kegiatan dilakukan sosialisasi kepada mereka.

“Biasanya petani yang tertarik atau berminat bekerja sama, mereka menyetujui apa yang dilakukan. Biasanya kita menyiapkan petunjuk teknis untuk pelaksanaan di lapangan. Petani mau melaksanakan yang baru kalau mereka sudah melihat atau membuktikan sendiri,” kata Rismayanti.

Tag : No Tag

Berita Terkait