Penulis: Dadan Supardan/Mbayak Ginting)
4 Tahun lalu, Dibaca : 1439 kali
BANDUNG, Medikomonline.com - Komisi IV DPR RI mendukung Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat mengembangkan budi daya padi ramah lingkungan di Jawa Barat. Hal itu disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI (Fraksi PDIP) dari Dapil Jawa Barat II H Yadi Srimulyadi saat bertemu dengan Kepala BPTP Jawa Barat Dr Ir Wiratno MEnv Mgt Kamis (21/01/2021) di Bandung.
Menurut Yadi, pertemuan ini banyak manfaatnya. Sebab, jika pengembangan bioproduk dapat diimplementasikan oleh masyarakat, paling tidak bisa menaikkan taraf hidup para petani.
“Pengembangan teknologi dari BPTP akan terasa oleh masyarakat dan bisa memajukan produk pertanian. Makanya penyuluhan harus diefektifkan,” ujar Yadi.
Hadir pada pertemuan koordinasi tersebut, Peneliti BPTP Jawa Barat Dr Yanto Surdianto dan Dr Ir Nana Sutrisna MP, Penyuluh BPTP Jawa Barat Yayan Rismayanti, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kab Bandung Ir Ina Dewi Kania MP, Kasie Serealia Dinas Pertanian Kab Bandung Ir Nunung Nurmaliah.
Di sela-sela pertemuan koordinasi dengan Anggota Komisi IV
DPR RI H Yadi Srimulyadi, Kepala BPTP Jawa Barat Dr Ir Wiratno MEnv Mgt kepada Medikomonline mengatakan, pengembangan
budi daya padi ramah lingkungan dengan varietas unggul baru (VUB) akan
dilaksanakan di 10 demplot Jawa Barat.
Wiratno menuturkan, BPTP Jawa Barat menggaet anggota Komisi
IV untuk memperkenalkan teknologi budi daya padi ramah lingkungan dengan melakukan
demplot di daerah supaya mereka betul-betul melihat hasilnya.
“Benar ngga sih ini hasilnya bagus. Kalau hasilnya bagus
pasti mereka (DPR-red) bikin kebijakan. Kalau kebijakan anggota dewan sifatnya
nasional. Itu manfaatnya,” jelas Wiratno.
Dijelaskan, pengembangan VUB padi ini baru dilakukan BPTP
Jawa Barat di tahun 2021. “Ini semacam terobosan lah bagaimana teknologi yang
dihasilkan oleh Kementerian Pertanian bisa betul-betul dilihat oleh anggota
dewan untuk keluar kebijakan-kebijakan ke depannya,” ungkapnya.
Terkait kegiatan pengembangan VUB padi ini, Peneliti BPTP
Jawa Barat Dr Yanto Surdianto menjelaskan, pengembangan budi daya padi ramah
lingkungan ada dua pendekatan.
Pertama melalui Dinas Pertanian dengan demplot. Kedua
dengan Komisi IV DPR melalui pengembangan VUB padi di Dapil masing-masing
sehingga nanti ada pendekatan lokasi. Lokasinya diminta dari Anggota Komisi IV
di daerah binaannya.
Rencana pengembangan VUB padi 10 hektar untuk satu daerah
pemilihan dengan melibatkan kelompok tani. Dalam pengembangan VUB ini ada
varietas khusus yang diperkaya kandungan gizinya. Ini sangat bermanfaat bagi
masyarakat yang stunting. Ada juga
varietas khusus beras merah yang pulen.
Untuk waktu tanam VUB padi ini, kata Yanto, disesuaikan
dengan Dinas Pertanian kabupaten setempat. “Karena sarana kita berikan, benih,
pupuk,” katanya.
“Teknologi yang kita kembangkan, teknologi yang ramah
lingkungan. Jadi menggunakan bio produk, walaupun mungkin ada sedikit tambahan
unorganik. Karena kalau sekaligus kita ubah ke bio, perlu penyesuaian
tanahnya,” jelas Yanto.
Untuk beberapa daerah bio produk ini sangat tepat karena
ada daerah yang stagnan produktivitas padinya. “Tidak bisa ditingkatkan lagi,
karena sudah jenuh mungkin penggunaan pupuk unorganik. Jadi produktivitas sudah
tidak bisa ditingkatkan lagi. Sehingga perbaikan dulu kesuburan tanahnya dengan
bio produk. Mudah-mudahan dengan bio produk, tanahnya menjadi subur kembali,”
jelas Yanto.
Dalam pengembangan teknologi budi daya padi ramah
lingkungan ini ada beberapa komponen, yaitu benih, pupuk hayati, decomposer, bio
protector, bio produk.
“Semua punya peranan yang berbeda, kalau decomposer itu
membantu pelapukan jerami, kemudian pupuk hayati itu membantu mengoptimalkan
pupuk yang tersedia dalam tanah, bio protector mengatasi gangguan hama penyakit
dan ada zat perangsangnya membantu merangsang pertumbuhan dan produksi,” ungkap
Yanto.
Dengan adanya bio protector ini, lanjutnya, ada peningkatan
produksi padi rata-rata 15%. “Harapannya tanahnya subur, tanamannya bagus,
produktivitasnya meningkat dan terus berkelanjutan,” jelasnya.
Untuk pengembangan budi daya padi ramah lingkungan di 10
kabupaten ini, Peneliti BPTP Jawa Barat Nana Sutrisna menambahkan, selain
lingkungannya sehat, produksinya meningkat.
Dijelaskannya, bio produk selain mampu mengendalikan hama
penyakit tumbuhan, juga mengandung semacam unsur hormon karena terbuat dari
agen hayati. Bio produk yang digunakan ini semuanya hasil Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian Pertanian.
Yayan Rismayanti, Penyuluh BPTP Jawa Barat juga menjelaskan
kondisi karakter petani di lapangan dalam menerapkan teknologi baru, sebelum
mulai kegiatan dilakukan sosialisasi kepada mereka.
“Biasanya petani yang
tertarik atau berminat bekerja sama, mereka menyetujui apa yang dilakukan.
Biasanya kita menyiapkan petunjuk teknis untuk pelaksanaan di lapangan. Petani
mau melaksanakan yang baru kalau mereka sudah melihat atau membuktikan
sendiri,” kata Rismayanti.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer