Loading

Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir Terima Penghargaan Anugerah Kebudayaan PWI Pusat


Penulis: Nanang
3 Tahun lalu, Dibaca : 1108 kali


Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir menerima Penghargaan Anugerah Kebudayaan Persatuan Wartawan Indonesia.

SUMEDANG, Medikomonline.com - Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir menerima Penghargaan Anugerah Kebudayaan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat di Candi Bentar Hall, Putri Duyung Cotage, Ancol Jakarta, Selasa (9/2/2021).

Penyerahan penghargaan tersebut  diberikan oleh Presiden Joko Widodo secara daring kepada sepuluh kepala daerah (bupati/walikota) penerima Anugerah Kebudayaan PWI Pusat dalam acara puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2021.

Ketua Umum PWI Atal S Depari selaku penggungjawab HPN 2021 mengatakan, penghargaan ini apresiasi insan pers terhadap para bupati/wali kota yang peduli kebudayaan dan literasi media yang dipilih oleh tim juri yang terdiri dari para wartawan senior, penulis, budayawan, akademisi, dan pekerja seni-budaya.

Sementara itu, Pelaksana Anugerah Kebudayaan PWI Pusat Yusuf Susilo Hartono menambahkan, ke-10 bupati/wali kota penerima anugerah ini memiliki strategi, kinerja, dan kekuatan masing-masing dalam memajukan kebudayaan daerahnya, baik sebelum maupun saat pandemi.

"Mereka merawat warisan masa lalu,  memanfaatkan, mengembangkan dan melindunginya dengan berbagai regulasi. Selain itu, dalam mengembangkan dengan bungkus dan cara masa kini dengan menggunakan teknologi dan media sosial. Dengan demikian, budaya lokal bisa memberikan warna terhadap kebudayaan nasional, sekaligus global," ujarnya.

Bagaimana strategi dan kinerja Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir dalam melestarikan kebudayaan dan literasi media?

Dewan juri menilai, Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir dianggap mampu menggelorakan kembali budaya dan tradisi leluhur sebagai identitas diri Sumedang dengan memelihara nilai-nilai lama yang baik, dan menggali nilai-nilai baru yang lebih baik untuk menjawab tantangan masa kini.

Strategi dan kinerja bupati/walikota penerima penghargaan ini, menggunakan dua pendekatan: masa normal dan masa pandemi. Sementara itu, pada anugerah tahun sebelumnya, 2016 dan 2020, para bupati/walikota hanya menggunakan satu pendekatan, masa normal.

Tag : No Tag

Berita Terkait