Loading

Kemarau, Tirta Pakuan Upayakan Jaga Pasokan Air


Reporter: Gani
1 Tahun lalu, Dibaca : 271 kali


Layanan air bersih Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor

BOGOR, medikomonline.com – Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor terus memantau seluruh sumber air baku untuk mengantisipasi gangguan pasokan air bersih akibat fenomena el nino yang menyebabkan kekeringan. Hingga saat ini belum terlihat ada penurunan debit air baku yang signifikan, sehingga mengganggu sistem produksi di seluruh instalasi pengolahan air dan mata air.

Manager Pelayanan Pelanggan dan Humas Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor Dani Rakhmawan mengatakan, hingga saat ini seluruh instalasi pengolahan dan mata air terpantau normal dengan total kapasitas produksi sebesar 2.600 liter perdetik. IPA Katulampa masih tetap berproduksi 300 liter perdetik, kendati tinggi muka air (TMA) Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa sudah nol sentimeter karena curah hujan yang rendah di hulu sungai.

“Kami mendapat informasi bahwa Sungai Ciliwung sudah nol sentimeter di Bendung Katulampa, padahal Sungai Ciliwang menjadi air baku bagi IPA Katulampa. Tapi berdasarkan laporan teman-teman Departemen Produksi, alhamdululillah masih berproduksi normal 300 liter perdetik. Belum mengganggu pelayanan ke zona 7 (Cimahpar, Tanah Baru, Bogor Baru, Ciluer, dsk),” kata Dani, Senin (31/7/2023).

Begitu pula kapasitas IPA Dekeng yang masih berproduksi 1.900 liter perdetik untuk menyuplai air bersih ke zona 4 (Tanah Sareal, Bogor Barat, Bogor Tengah), dan IPA Cipaku 300 liter perdetik untuk suplai ke zona 3 (Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Selatan). IPA Rancamaya juga sama, masih bisa memproduksi 40 liter perdetik untuk membatu suplai air bersih ke zona 1 (Pakuan, Harjasari, Muara Sari, Kertamaya, Bojongkerta, Rancamaya).

Bagaimana dengan mata air? Dani mengungkapkan dari empat sumber mata air yang dimiliki Tirta Pakuan, yakni Tangkil, Kota Batu, Bantar Kambing dan Palasari, seluruhnya masih memproduksi seperti biasa. Namun ada sedikit penurunan debit mata Air Kota Batu akibat kemarau, yang menyebabkan ganggau pengaliran di wilayab Cikaret. Begitu pula Mata Air Tangkil, yang memicu ganggaun di beberapa titik zona 1.

“Memang ada sedikit penurunan debit (mata air), terutama di Kota Batu dan Tangkil. Penurunan debit Mata Air Kota Batu menyebabkan gangguan pengaliran di wilayah Cikaret, Gang Emad dan sekitarnya. Ada juga laporan gangguan di zona 1, ini karena penurunan debit Mata Air Tangki,” beber mantan Manager NRW dan Tranmisi Distribusi ini.

Dani menegaskan, Tirta Pakuan akan tetap menjaga pasokan air baku di angka 2.600 liter perdetik, yakni 2300 liter perdetik dari air permukaan (sungai) dan 300 liter perdetik dari mata air. Langkah-langkah teknis telah disiapkan Tirta Pakuan untuk mengantisipasi gangguan pelayanan akibat penurunan debit air baku. Di antarnya pengerukan seluruh intake (bangunan penangkap air sungai), penanaman pohon di mata air, kesiapsiagaan tangki air dan pengaturan sistem pengaliran.

Tirta Pakuan juga mengimbau pelanggan agar lebih bijak menggunakan air, dengan cara menghemat dan menampung air saat masih mengalir (Gani)

Tag : No Tag

Berita Terkait