Dimas Bagus Aditya Pamungkas
4 Tahun lalu, Dibaca : 1682 kali
Oleh: Dimas
Bagus Aditya Pamungkas, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Komunikasi
massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah
banyak orang. Sekarang kita sudah masuk dalam era informasi, yang mana media
massa menjadi saluran utamanya. Populasi di dunia tidak dapat terhindar dari
media massa. Karena komunikasi massa menitikberatkan kajianya pada pola
komunikasi melalui media massa, maka ini sudah menjadi tuntutan bagi masyarakat
era informasi. Menurut Purworini (2014) komunikasi dua arah akan menggeser
komunikasi satu arah seiring berkembangnya teknologi komunikasi khususnya media
sosial. Mereka yang tidak mampu menyesuaikan diri akan tergilas oleh peradaban.
Seiring perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat dan tanpa
henti dengan adanya dukungan inovasi baru, kini muncul media berbasis teknologi
digital yang menandai munculnya era media baru (new media). New media
dapat meningkatkan interaksi sosial antar manusia, contohnya melalui beberapa jejaring sosial. New media
ini didukung oleh perangkat informasi yang semakin canggih. Kekuatan utamanya
terletak pada perangkat informasi baru seperti komputer, handphone,
serta akses internet. Dengan keberadaan akses internet ini, para penggunanya
bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi yang bisa
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Salah satu produk layanan jejaring
sosial yang lahir berkat adanya akses internet yang saat ini sedang populer
adalah Instagram.
Gambar
1. Logo Instagram terinspirasi dari kamera polaroid
Instagram merupakan suatu aplikasi yang populer dan di gandrungi oleh
berbagai kalangan dari segala usia diera sekarang ini. Fitur yang paling utama
dari jejaring sosial ini adalah tempat untuk berbagi foto maupun video dari
pengguna kepada pengguna lainnya. Pengguna dapat memberikan caption sesuai dengan apa yang ingin
diutarakan dan berbagai jenis filter pada unggahanya. Pada foto atau video yang
diunggah, pengguna lain dapat memberikan respon langsung berupa like, comment dan saling mengirim pesan pribadi melalui direct messege. Selain itu, pengguna
juga dapat saling mengikuti atau sering disebut dengan follower dan following.
Instagram dapat diakses melalui smartphone
berbasis android dan OS serta dapat diunggah di Play Store maupun Apple App
Store.
Nama
instagram berasal dari kata ‘Instan’ yang dimaksudkan seperti kamera polaroid
yang pada masanya lebih dikenal dengan foto instan dan ‘Telegram’ yang merujuk
pada sebuah alat bekerja mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat.
Hal ini sama dengan fungsi Instagram yang dapat mengunggah foto dengan koneksi
internet, sehingga informasi yang ingin di sampaikan bisa tersalurkan dengan
cepat.
Dalam
perkembanganya Instagram terus berupaya menjadi salah satu media sosial
terdepan. Sejak diakuisisi oleh perusahaan internet Facebook, Instagram terus
berevolusi menjadi media sosial yang paling diminati. Sadar akan banyaknya
pengguna dan kompetitor lain, Instagram terus menambahkan fitur demi mampu
bersaing. Salah satu contoh fitur Instagram yang mampu memberi daya saing dari
jejaring sosial lainya yaitu Snapchat adalah tersedianya Instagram stories.
Aplikasi
yang pada mulanya muncul hanya untuk unggahan foto semata kini berubah menjadi
salah satu raksasa media sosial dan dapat digunakan dalam berbagai hal. Fitur
yang beragam dan selalu update menjadi daya tarik tersendiri bagi penggunanya.
Menurut survei yang dilakukan oleh WeAreSocial.Net dan Hootsuite, pengguna
Instagram di Indonesia merupakan yang terbanyak ketiga di dunia yaitu dengan
angka kisaran 55 juta pengguna akun.
Menurut
Rahadiyan (2017) interaksi sosial di dalam penggunaan media sosial Instagram
cukup mempengaruhi emosi seseorang. Biasanya jika unggahan foto maupun video
mendapatkan banyak likes maupun
komentar positif maka unggahan tersebut akan lama bahkan tidak akan di hapus.
Sebaliknya, jika unggahan mendapatkan sedikit likes dan komentar yang negatif maka unggahan tersebut akan segera
di hapus. Karena dalam pengguna akun tersebut memberikan harapan secara emosional
untuk menjadi yang terbaik.
Alasan
mengapa Instagram sangat diminati antara lain adalah keuntungan yang sangat
banyak untuk berbagai kebutuhan. Baik untuk media promosi, hiburan, pendidikan,
bahkan sarana beragama dan lain lain. Para pengguna dapat mendapatkan uang yang
banyak dari akun Instagram, biasanya terdapat pada endorser yang memiliki followers
banyak kemudian dimanfaatkan sebagai media promosi. Dalam hal beragama pula
Instagram dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah. Banyak sekarang para pedakwah
yang menyampaikan dakwahnya tidak hanya melalui mimbar saja melainkan di
aplikasikan dengan postingan foto maupun video Instagram yang didukung dengan caption. Sebuah contoh cara dakwah yang
dilakukan oleh @hanan_attaki terkenal sebagai ustadz gaul di kalangan muslim,
@sayahindu yang dikelola oleh pengguna akun hindu di daerah Denpasar, Bali,
@ungkapan.kristen oleh agama kristen dan masih banyak lagi.
Namun
di balik itu semua, dalam penggunaan Instagram yang memiliki banyak manfaat ini
ternyata menyimpan ancaman. Bagi para pengguna akun yang belum siap menggunakan
Instagram secara utuh biasanya menggunakan sebagai sarana penyebar sara.
Beragam motif digunakan dalam penyebaran sara tersebut. Jika tidak menggunakan real account, fake account atau akun palsu menjadi cara yang paling sering
dilakukan. Menurut Nurudin (2018) dalam bermedia sosial pengguna tidak selalu
menampakan hal yang sesungguhnya atau nyata. Terutama sara yang paling menonjol
adalah sara dalam hal keagamaan.
Gambar
2. Contoh unggahan yang menghina ayat suci agama Islam
Keagamaan
merupakan segala tata aturan hidup manusia yang di yakini berasal dari Tuhan
yang harus di taati dalam berhubungan sesama manusia maupun lingkungan atau
terhadap individu lainya. Perbedaan dalam beragama entah mengapa sulit diterima
oleh masing masing golongan. Mengapa sebuah aplikasi yang diciptakan untuk
membuat hubungan lebih harmonis lagi setiap umat, malah sebaliknya menimbulkan
ancaman. Pada kenyataannya iman dari masyarakat Indonesia sendiri sangat mudah
dilemahkan hanya karena adanya postingan
negatif yang menjurus pada hal yang bersifat sara. Mereka akan merasa
terprovokasi sehingga konflik perbedaan pun tidak dapat terhindari. Inilah yang
perlu diwaspadai. Sebagai pengguna instagram yang baik pastinya lebih mengerti
apa itu bahaya sara. Namun, secara pengaplikasianya masih banyak unggahan
mengenai sara beragama. Agama jika dibicarakan melalui media memang sangat
sensitif. Karena postingan tersebut dilihat oleh kaum berbeda agama lainya.
Penggunaan
media sosial instagram dapat juga mempengaruhi kesantunan dalam berbahasa
seseorang baik tulis maupun lisan. Seperti yang dilakukan haters yang menggunakan kata kasar maupun yang mengandung unsur
sara sehingga menimbulkan pelanggaran prinsip kesopanan maupun kesantunan
(Octaviani: 2017).
Sebuah
kasus lain yang tidak kalah sensitif dari agama adalah Ras. Rasisme selalu
melekat pada suatu kelompok yang merasa pribadinya lebih unggul. Di Indonesia
kasus rasisme yang sering terjadi adalah intoleransi dan juga merendahkan suatu
ras. Sebagai mana rasisme tetap rasisme walaupun menggunakan nada bercanda,
bahkan sering dilakukan contohnya ucapan : si sipit, si hitam, si pesek, dan
lain sebagainya.
Gambar
3. Rasisme di dalam Instagram
Rasisme
yang dilakukan secara sengaja maupun tidak pada dasarnya menjadi ancaman yang
serius dalam mewujudkan perdamaian dunia. Permasalahan rasisme terjadi antara
masyarakat mayoritas menguasai minoritas yang disebut dengan kolonialisme
internal (Hafizh: 2016). Fenomena ini sebenarnya sangat memperihatinkan karena
jelas sudah melanggar peri kemanusiaan. Saling mencela satu dengan yang lain
dan menyebarkan ujaran kebencian.Janganlah suatu kaum atau golongan menjelek
jelekan pihak lain karena belum tentu pihak yang menjelek jelekan itu lebih
baik dari pada yang dijelek jelekan (Hakim: 2018).
Coba
kita sedikit berandai andai, bahwa di dalam kehidupan yang di jalani sekarang
ini terhindar dari kata sara, rasisme, dan tindakan lain yang dapat memecah
belah ikatan lahir dan batin antar sesama. Pasti kehidupan akan lebih indah,
damai, dan dapat terlepas dari konflik yang menjenuhkan.Sepertinya
menyenangkan.
Seperti yang kita tahu bahwa di balik kegunaan jejaring sosial Instagram yang memiliki banyak manfaat ternyata dapat menimbulkan dampak yang berbahaya ketika kita salah atau tidak mampu menggunakanya dengan bijak. Untuk mengatasi itu semua agar tidak menjadi boomerang untuk diri kita sendiri maupun orang lain, perlu adanya kesadaran yang tinggi mengenai apa sih gunanya instagram diciptakan? Bukan ajang untuk para juru sara unjuk suara. Dan bagaimana problematika menyangkut agama dan mengingatkan untuk tetap menghargai perbedaan masing masing agama dan mengingatkan untuk tetap menghargai perbedaan masing masing agama dalam lingkup bermedia sosial khususnya Instagram.
Untuk mengatasi itu semua toleransi yang besar merupakan kuncinya. Tidak
sedikit juga unggahan para akhun yang menyangkut perbedaan agama. Jika kita
melihat perbedaan tersebut dengan rasa toleransi yang tinggi akan membuat adem
melihatnya. Sebuah contoh unggahan yang dilakukan sebuah akun fotografi @htrgnc
yang diambil oleh @mohrezago di rumah sakit Elisabeth Purwokerto
Gambar 4. Contoh unggahan yang banyak mendapat respon positif karena mengangkat toleransi perbedaan antar agama saat beribadah
menunjukan
seorang muslim yang sedang sholat dan nasrani sedang berdoa bersebelahan hanya
di batasi dinding saja. Unggahan tersebut menjadi viral dan menunjukan sebuah
toleransi yang sebenarnya. Bahkan foto sederhana yang memiliki makna luas ini
mendapat respon positif di berbagai khalangan umat beragama.
Marilah
kita untuk menghindari konflik yang dapat meluas ini kita gunakan aplikasi
instagram dengan bijak sesuai kebutuhannya. Jangan merasa paling benar.
Memberikan rasa toleransi yang tinggi akan segala perbedaan yang ada. Jangan
sampai negara Indonesia ini terpecah belah oleh unsur sara dalam masing masing
golongan. Sebagai netizen yang baik jika memiliki kesalahan perlu adanya saling
mengingatkan tidak langsung menghujat agar terhindar dari kesalahpahaman yang
menimbulkan konflik. Dari adanya banyak perbedaan setiap masyarakat diharapkan
mampu meningkatkan tenggang rasa sehingga perbedaan yang ada dalam masyarakat
mampu menguatkan bangsa Indonesia itu sendiri.
Melalui
tulisan ini, sesama manusia yang diberikan hak asasi yang sama hentikanlah
kebiasaan saling menghina, saling menuduh, provokasi dan lain sebagainya yang
dapat merendahkan kaum lain agar kehidupan yang kita jalani di masa yang akan
lebih harmonis lagi. Karena sejatinya, apa yang kita tulis maupun ungkapkan
akan ada pertanggung jawabanya baik di dalam dunia maupun akhirat.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer