Penulis: Edison/Editor: Mbayak Ginting
4 Tahun lalu, Dibaca : 1058 kali
JAKARTA,
Medikomonline.com - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)
bekerjasama dengan PT Astra International kembali menggelar Safari Jurnalistik,
Rabu (4/11/2020) sore.
Dalam pembukaan kegiatan tersebut, hadir
tokoh muda Indonesia yang berhasil menginspirasi pemuda-pemuda lain di
daerahnya, untuk menolak praktik human traficking, dalam bentuk pengiriman TKI.
Pemuda itu ialah Ronaldus Asto Dadut.
Asto turut hadir berbagi kisah kepada puluhan
peserta yang hadir. Pemuda ini merupakan pemenang Satu Indonesia Awards di
bidang kesehatan tahun 2017 lalu.
Asto yang berasal dari Tambolaka, Kabupaten
Sumba Barat Daya, ini tergerak untuk turut berkontribusi memutus rantai tragedi
akibat perdagangan manusia di kampung halamannya.
Seperti diketahui, Nusa Tenggara Timur
merupakan salah satu kantong pekerja migran dari Indonesia. Tapi, Ronaldus Asto
Dadut tak mengira nasib mereka begitu buruk.
Suatu hari, pada 2014, semasa Asto kuliah di
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana, Kupang, dia diminta
seorang dosen dari Kampus Unwira Kupang, untuk menjemput korban human
trafficking yang telah disekap selama 3 bulan.
Ia kaget mendapati 15 korban tersebut, kebanyakan
perempuan, dalam keadaan depresi dan tidak terurus. Pada tahun itu juga, pria
25 tahun ini bersama teman-temannya mendirikan Jaringan Relawan untuk
Kemanusiaan (J-RUK) Sumba.
“Organisasi ini merupakan wadah generasi
muda yang didedikasikan untuk mengedukasi warga pedalaman di Sumba Barat Daya
mengenai kesehatan dan perdagangan manusia,” ujar Asto saat berbicara dalam
sesi pembukaan .
Sampai kini, mereka sudah memberikan berbagai
penyuluhan mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan sosialisasi pencegahan
human trafficking (perdagangan manusia).
Sebanyak 2.889 anak mendapatkan pembekalan
mengenai kebersihan dan kesehatan, dan 5.307 orang dewasa sudah mendapatkan
penyuluhan mengenai pencegahan praktik human trafficking.
Asto dan JRUK dengan konsisten mengedukasi
masyarakat untuk mengetahui bahayanya perdagangan manusia serta dampak yang
ditimbulkan bagi keluarga dan lingkungannya. Salah satu kegiatan utama mereka
ialah memberikan edukasi masyarakat di berbagai fasilitas publik seperti
sekolah, gereja, masjid dan desa-desa.
Bagi Asto, pendirian JRUK merupakan bentuk
kepeduliannya kepada kampung halaman. Generasi muda lah yang dapat memajukan
daerahnya sendiri.
“Ini panggilan kemanusiaan yang harus kita
ambil. Kita tidak boleh berdiam diri. Sudah melihat sesuatu tapi tidak bergerak,
itu harus ditanggalkan. Generasi muda harus bergerak bersama untuk mewujudkan
sumba lebih baik. Saya rasa leluhur Sumba merestui gerakan kami,” jelas Asto.
Ke depan, Asto ingin mendirikan rumah singgah
bagi anak-anak di Nusa Tenggara Timur. Dia berharap dukungan dari pemerintah
agar semakin banyak masyarakat yang terbantu.
Media
di Era Disrupsi
Selain Asto hadir pula sebagai pembicara
Pendiri Kapanlagi Group, Steve Christian. Steve menjelaskan tentang tantangan
media di era disrupsi seperti sekarang ini. Media tidak hanya dituntut cepat
dan tepat, tapi juga kreatif, sebab ada banyak pesaing yang memanfaatkan
berbagai platform.
“Isi konten harus menarik agar bisa bertahan.
Hal ini sangat menentukan apalagi di era disrupsi,” jelas Steve yang juga CEO
Kapanlagi Group.
Steve mencontohkan Kapanlagi Group bertahan
beberapa tahun hasil dari kreatifitas untuk menghasilkan konten yang menarik
dan tidak kalah dari pesaing.
Ia melanjutkan, wartawan di group Kapanlagi
dipacu untuk kreatif dan menghasilkan konten yang maksimal agar pembaca selalu
merasa butuh dengan konten mereka. Era disrupsi seolah memaksa untuk berubah,
termasuk berubah dalam menghasilkan konten.
“Kami bersyukur, Kapanlagi Group mampu
bertahan dengan hampir seribu karyawan, dengan 700-an di antaranya adalah
wartawan,” tambah Steve.
Menutup acara ini, Ketua Umum PWI Pusat Atal
S. Depari mengutarakan kebahagiaannya sebab Safari Jurnalistik PWI dari pertama
hingga ketiga hari ini selalu menghadirkan para legenda media, seperti Dahlan
Iskan, Bos Kumparan, Budiono Darsono dan terakhir CEO Kapanlagi Group, Steve
Christian.
“Semga akan ada Safari Jurnalistik keempat
dengan menghadirkan pembicara-pembicara yang terus bisa menginspirasi,” ujar
Atal.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer