Penulis: Nanang/Editor: Mbayak Ginting
2 Tahun lalu, Dibaca : 803 kali
SUMEDANG, Medikomonline.com
- Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Sumedang
mengikuti event Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ) dan Pekan Kerajinan Jawa
Barat (PKJB) Tahun 2022 di Trans Conventions Center Kota Bandung,
selama tiga hari, mulai tanggal 14 - 16 Mei 2022.
Event KKJ dan PKJB yang diinisiasi oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan
Wilayah (BI KPw) Jawa Barat tersebut mengusung tema "Green Growth
Optimism". Event ini diikuti 87 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) terpilih dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.
Wakil Ketua Dekranasda Sumedang Samantha Dewi mengatakan, Dekranasda
Sumedang menampilkan produk-produk fashion dari empat UMKM Sumedang, yaitu
Rahayu Batik, Nafira Batik, Maheswari dan Nabila Olshop dalam event tersebut.
"Hari ini kami mengikuti KKJ dan PKJB dengan menampilkan
produk-produk Sumedang seperti Batik Kasumedangan, pakaian ready to wear dan
ada juga kerajinan khas Sumedang," ujarnya.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perdagangan dan
Perindustrian (Diskop UKMPP) Kabupaten Sumedang Harry Tri Santosa mengharapkan
event tersebut bisa mengangkat citra fashion dan produk kerajinan UMKM Sumedang
serta bisa lebih dikenal lagi di Jawa Barat.
Lebih dari itu, kata dia, produk UMKM Sumedang diharapkan bisa diekspor
ke luar negeri sehingga bisa meningkatkan perekonomian para pengrajin di
Sumedang.
"Harapannya ke depan fashion seperti batik dan kriya di Sumedang
ini bisa lebih diterima oleh masyarakat Jawa Barat dan diekspor. Mudah mudahan
ini bisa meningkatkan perekonomian para pengrajin," kata Harry.
Sementara itu, Owner Rahayu Batik Kasumedangan, Yayu Srirahayu
menyampaikan, Batik Kasumedangan menjadi bagian program Sumedang Puseur Budaya
Sunda (SPBS) sekaligus juga kearifal lokal warga Sumedang.
Ia mengatakan, ada delapan motif Kasumedangan yang ditampilkan,
diantaranya Lingga, Mahkota Binokasih, Kembang Wijayakusumah, Hanjuang, Manuk
Julang, Bunga teratai dan lain-lain dengan berbahan katun mori.
"Delapan motif tersebut tertuang dalam Perbup nomor 13 Tahun
2009. Bahan bakunya dari katun mori. Semakin tinggi tingkat kesulitan dan
penggunaan warnanya, semakin mahal harganya," kata Yayu.
Dikatakan Yayu, dalam proses pewarnaannya, Batik Kasumedangan tidak
menggunakan bahan kimia, tetapi sudah menggunakan bahan pewarna alami yang
ramah lingkungan dengan dua kali pewarnaan.
"Batik tradisional yang ecoprint, dengan pewarna alami bukan dari
bahan kimia. Kita betul betul tradisional," ujarnya.
Terakhir Yayu mengharapkan Pemda Sumedang bisa terus mendorong pemasaran
produk serta memberikan bantuan modal kepada pelaku UMKM supaya meningkatkan
kesejahteraannya.
"Harapannya ke depan Pemda Sumedang terus mendukung UMKM dengan
memberikan bantuan modal dan pemasaranya. Alhamdulillah, untuk saat ini
pandemi sudah mereda, event sudah mulai lagi," pungkasnya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer