Loading

Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman


Dudung Nurullah Koswara
2 Tahun lalu, Dibaca : 4342 kali

Oleh Dudung Nurullah Koswara

(Praktisi Pendidikan)

 

Sejak menurunkan baliho ormas terlarang, nama Jenderal Dudung Abdurachman terus menjadi perbincangan. Ketika sejumlah jenderal yang lain terlihat sangat hati-hati dan bahkan berusaha “merapat”, Ia malah mengancam dan mengaku penurunan baliho atas perintahnya.

Allah memang maha merencanakan segala sesuatu. Sosok Jenderal Dudung Abdurachman (selanjutnya DAR) adalah seorang prajurit TNI yang sangat cinta NKRI. Dalam diskusi yang cukup panjang dengan Deddy Corbuzer terungkap jiwa cinta NKRI-nya.

DAR saat kecil hidup sengsara dan penuh dengan kisah menarik. Mulai dari jualan klepeon, koran dan pernah ngumpet karena ada teman SMA. Di sisi lain harus membantu ekonomi keluarga, di sisi lain harus menjaga dari komentar negatif sebaya. Sejak dahulu, gosip dan buli selalu ada.

Hal yang paling unik dan menjadi pemantik hidupnya saat anak-anak adalah saat ditendang oknum tentara. Ia menjadi tentara atau TNI karena Ia diperlakukan tak manusiawi. Ia bertekad  menjadi TNI dan tidak boleh ada lagi TNI yang semena-mena pada rakyat.

Hal menarik saat dewasa bukan saat Ia berperang dengan GPK dan sejumlah pertempuran, melainkan saat menurunkan baliho dari tokoh ormas terlarang. Sejumlah orang memuji dan mencacinya, ini sebuah dinamika sosial dan politik di negeri kita. Sosok DAR ternyata selain tegas, keras, Ia pun punya pemikiran kontroversial.

Di antara pemikiran kontroversialnya adalah ungkapan yang mengatakan, “Semua Agama Benar di Mata Tuhan.” Ucapannya ini disampaikan di internal prajurit TNI agar spirit toleransi dan kebangsaan lebih menguat dan menghindari saling mendiskriminasi. Kebangsaan dan NKRI adalah milik bersama yang harus dibangun di atas perbedaan semua agama.

DAR mengatakan, “Tuhan Bukan Orang Arab.” Ucapannya ini mendapat kritik tajam dari sejumlah kalangan. DAR ingin memberi spirit pada semua orang berdoalah dengan baik dan gunakan bahasa yang baik. DAR berkesimpulan doa yang baik datang dari bahasa hati yang baik. Bahasa Arab, Bahasa lainnya sama-sama bahasa komunikasi pada Tuhan.

DAR mengatakan, “Lakukan kebaikan sekecila apa pun, riak kebaikan itu tidak berujung.”  Termasuk melakukan shodaqoh harus rajin kita lakukan. Ia mengatakan tidak ada orang miskin karena shodaqoh dan tidak ada orang tidak bahagia setelah melakukan shodaqoh. Shodaqoh bagi DAR adalah hal penting, sekecil apa pun.

DAR mengatakan, “Orang jahat, pelit hidupnya tidak akan sukses.” Ia pun menjelaskan sejumlah orang sukses yang hari ini menjadi pemimpin nasional punya rekaman kebaikann yang luar biasa. Baginya tidak mungkin orang jahat, kikir dan bermasalah bisa menjadi pemimpin dan tokoh penting. Orang jahat akan berakhir karena masyarakat tak membutuhkannya.

DAR mengatakan, “Kita tidak tahu rezeki ada di mana tapi Sang Rezeki tahu siapa pemiliknya.”  Ikhtiar optimal menurutnya sangat penting. Ikhtiar kita akan menentukan rezeki dan sukses seseorang namun hindari membicarakan kejelekan orang lain. Ia mengatakan, “Sekecil apa pun jangan berkata-kata jelek pada orang lain.” Ia menyatakan saat bertemu dengan Presiden tidak pernah dirinya mendengar Sang Presiden membicarakan orang lain.

DAR mengatakan, “Hati kita harus baik, pikiran kita harus baik, perkataan kita harus baik dan perbuatan kita harus baik, semua energi kebaikan itu akan kembali pada kita.” Berbuat baik baginya adalah keharusan dan berbuat tidak baik itu akan mendatangkan masalah. Ini identik dengan hukum tabur tuai. Siapa menanam kebaikan maka Ia akan menerima dampak kebaikan yang telah ditanam.

Sejumlah apresiasi, pujian dan bahkan hujatan menimpa dirinya. Itulah dinamika kehidupan.  Masa kecil pernah menderita dan belajar agama dengan baik, memberi pembekalan hidup yang baik dan berkarakter. Sosok DAR adalah seorang muslim yang punya prinsip bela negara dan bangsa di atas kepentingan pribadi dan keluarga. Jabatan baginya tidak lebih penting dari kejujuran dan kebaikan yang dilakukan.

Tag : No Tag

Berita lainnya