Penulis: Yonif - Editor: Dadan Supardan
4 Tahun lalu, Dibaca : 1091 kali
INDRAMAYU, Medikomonline – Dewan Pengurus Daerah Kesatuan
Nelayan Tradisional Indonesia (DPD KNTI) Kabupaten Indramayu-Jawa Barat,
mendesak pemerintah daerah dan pusat segera turun membantu nelayan budidaya
(petambak) yang mengalami kerugian puluhan miliar rupiah, akibat lahan tambak
mereka terendam banjir rob selama sepekan ini.
Ketua DPD KNTI Indramayu, Carikam
menjelaskan, hampir sebagian besar lahan tambak di seluruh wilayah Indramayu
mulai dari Kecamatan Krangkeng, Karangampel, Juntiyuat, Balongan, Indramayu,
Pasekan, Sindang, Arahan, Cangkring, Cantigi, Lohbener, Losarang, Kandanghaur,
Sukra, dan Patrol terendam banjir rob, sehingga tanaman udang dan bandeng hanyut
terbawa banjir. Petambak pun mengalami kerugian yang sangat besar.
“Luas lahan tambak di Kabupaten
Indramayu sekitar 20 ribu hektare, jika setengahnya saja yang terendam banjir
rob maka ada sekitar 10 ribu hektare lahan tambak yang terdampak banjir,
sementara untuk satu hektare tambak biasa diisi lima ribu ekor bibit bandeng
dan tiga puluh ribu bibit udang vanamei tradisional,” terang Carikam.
Carikam menambahkan, modal produksi
untuk pembelian bibit bandeng per ekor Rp 400 dan bibit udang vanamei Rp 40 per
ekor, sementara biaya untuk pembelian pakan bandeng Rp 9.000 per kg dengan
total kebutuhan pakan selama masa tanam mencapai 2,5 ton untuk tanaman
bandeng sebanyak 5 ribu ekor per hektare. Pakan udang vanamei tradisional Rp
13.000 per kg dengan total kebutuhan pakan selama masa tanam mencapai 2 kuintal
untuk tanaman sebanyak 30 ribu ekor per hektare.
“Data yang kami himpun dari laporan
nelayan budidaya atau petambak dari berbagai desa dan kecamatan di seluruh
Kabupaten Indramayu saat dikalkulasikan, ternyata kerugian petambak mencapai
angka diatas tiga puluh miliar rupiah. Sebuah kerugian yang sangat besar dan
hal itu baru kerugian biaya produksi saja, belum lagi jika dihitung kerugian
akibat hilangnya keuntungan dengan ukuran harga jual ikan dan udang,” kata
Carikam.
Dengan terjadinya musibah banjir rob
yang menghancurkan sentra produksi pertambakan di Indramayu, Carikam menyoroti
bahwa hal itu menunjukkan kelemahan Dinas Prikanan dan Kelautan Indramayu
termasuk di dalamnya Pemerintah Kabupaten Indramayu, Pemerintah Provinsi Jawa
Barat dan Pemerintah Pusat atau Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
“Sekarang coba saya tanya berapa
banyak program dari Dinas Kelautan Perikanan Indramayu untuk penyiapan
infrastruktur pertambakan, pengurasan saluran misalnya atau pemeliharaan sungai
dan muara, kemudian berapa banyak nominal anggarannya, saya katakan sangat
kecil atau kalau boleh saya tegaskan hampir tidak ada untuk sektor pertambakan
ini, maka pantaslah ketika terjadi rob besar, lahan pertambakan pun langsung
terendam banjir. Maka ke depan, pemerintah harus benar-benar memperhatikan soal
infrastruktur pertambakan, karena nyatanya sektor ini menjadi penyumbang
terbesar devisa negara, bahkan Indramayu adalah penyuplai ikan terbesar di Jawa
Barat,” tegas Carikam.
Terkait kerugian yang dialami para
petambak di Indramayu, Ketua DPD KNTI ini berharap agar pemerintah
menggelontorkan bantuan bibit dan pakan untuk petambak yang terkena bencana
banjir rob tersebut. “Bantuan bibit dan pakan untuk petambak sangat diharapkan,
karena pascabencana ini kita akan kembali memulai budidaya yang tentunya
membutuhkan modal untuk penyiapan lahan, pembelian bibit dan pembelian pakan,”
pungkas Carikam. (Yonif)
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer