Penulis: Mbayak Ginting
4 Tahun lalu, Dibaca : 893 kali
SUKABUMI,
Medikomonline.com – Rapat Pleno Ketahanan
Pangan Provinsi Jawa Barat (Jabar) dilaksanakan di Hotel Tamansari, Kota
Sukabumi, Selasa (8/12/2020).
Dalam rapat pleno ini dibahas tentang tema “Akses
Pangan Masyarakat Selama Pandemi COVID-19 sebagai Retropeksi untuk Pengembangan
Sistem Digital Kewaspadaan Pangan dan Gizi di Jabar”.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
Provinsi Jabar Jafar Ismail mengatakan, tema itu diangkat karena rapat pleno
bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan pemahaman dan perhatian pemerintah,
masyarakat dan stakeholder, terhadap situasi dan kondisi ketahanan pangan
selama pandemi COVID-19 dalam hal akses pangan masyarakat.
"Melakukan evaluasi dan inventarisasi
permasalahan terkait dengan ketahanan pangan di tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota di Jabar," kata Jafar.
"Kemudian, membahas rencana pembentukan
pusat komando ketahanan pangan Jawa Barat dan sistem digital kewaspadaan dan
peringatan dini masalah pangan dan gizi Provinsi Jawa Barat,"
imbuhnya.
Rapat pleno ini diikuti oleh Kepala Daerah
Kabupaten/Kota di Jabar, Kepala Dinas di Lingkungan Pemda Provinsi Jabar,
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten/Kota, akademisi, dan praktisi pangan.
Wakil Gubernur (Wagub) Jabar Uu Ruzhanul Ulum
membuka Rapat Pleno Ketahanan Pangan Provinsi Jabar via konferensi video di
Hotel Tamansari, Kota Sukabumi.
Wagub mengatakan, pertanian dapat
menggerakkan perekonomian Jabar di tengah pandemi COVID-19. Saat semua sektor
terpukul pandemi, pertanian menjadi salah satu sektor yang mampu
bertahan. Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar akan terus berupaya
mengembangkan sektor pertanian guna menyejahterakan masyarakat.
"Insyaallah Pemda Provinsi Jabar akan
fokus terhadap pertanian di samping program-program ekonomi yang lain untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
akan pangan," kata Kang Uu.
Kang Uu menyatakan, jika sektor pertanian
dikembangkan, ketahanan pangan Jabar akan menguat. Hal tersebut akan membuat
inflasi dan stabilitas ekonomi Jabar terjaga.
"Sehebat apapun teknologi dengan
loncatan-loncatan hari ini. Gawai, sosial media. Gawai keluaran terbaru
mahal-mahal dan bagus-bagus. Kalau tidak ada pangan ini, akan berdampak yang
sangat multidimensi," ucapnya.
Menurut Kang Uu, salah satu masalah sektor
pertanian adalah regenerasi. Tidak banyak anak dari keluarga petani yang
berprofesi sebagai petani. Belum lagi cuaca yang sulit diprediksi.
Oleh karena itu, Kang Uu meminta semua pihak
di sektor pertanian, termasuk kepala daerah, untuk menghadirkan inovasi-inovasi
pertanian. Tujuannya agar sektor pertanian menjadi magnet pekerjaan, khususnya
bagi generasi milenial.
"Petani juga harus memahami dunia
digital karena itu akan bermanfaat untuk memperluas pasar. Selain itu,
pemanfaatan teknologi harus dilakukan sehingga hasil panen bertaman, dan krisis
pangan tidak akan terjadi," katanya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer