Penulis: IthinK
3 Tahun lalu, Dibaca : 751 kali
BANDUNG,
Medikomonline.com
– Untuk membantu percepatan vaksinasi Covid-19 di Kota Bandung, Masyarakat Tionghoa Peduli berkolaborasi
dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung dengan memfasilitasi vaksin
Covid-19 bagi sekitar 14.000 orang yang terdiri dari Lansia, tenaga pelayan
publik serta Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK).
Vaksinasi pun dinilai sebagai bakti sosial
yang bisa dilakukan, terutama dalam membantu percepatan vaksinasi di Kota
Bandung. "Kita dari mulai pandemi, pada tahun lalu sudah menggelar
kegiatan termasuk memberikan bantuan APD, Vitamin, sembako, dan yang lainnya,
bekerjasama dengan Pemkot Bandung, Polrestabes Bandung, Kodim 0618/BS dan pihak
lainnya," kata Ketua Yayasan Dana Sosial Priangan (YDSP) Herman Wijaya.
Sebanyak 10.000 orang Lansia telah divaksin
pada April lalu. Kali ini, sebanyak 4.000 orang tenaga pelayan publik termasuk
TPK mendapat vaksinasi dosis kedua bertempat di Gedung Karuhun Yayasan Dana
Sosial Priangan (YDSP), Jalan Nana Rohana, Kota Bandung, pada 18-19 Mei 2021.
Herman Wijaya mengatakan, vaksinasi kali ini
merupakan lanjutan dari vaksinasi dosis pertama yang diberikan untuk PTP dan
pelayan publik pada April lalu. "Pelaksanaan vaksinasi ini dua hari pada
18 dan 19 Mei, sasaran penerimanya tenaga pendidik dan pelayan publik yang
sudah dilakukan (dosis pertama) di bulan April," katanya.
"Jadi ini kerja sama antara Masyarakat
Tionghoa Peduli dengan Pemerintah Kota Bandung, dalam hal ini Dinkes Kota
Bandung," tambah Herman.
Herman mengungkapkan, pihaknya siap jika
Pemkot Bandung mengajak kolaborasi kembali. Karena dari awal pandemi Covid-19
sudah melakukan berbagai kerja sama dengan bakti sosial seperti pemberian
bantuan bagi warga Kota Bandung.
Pelaksanaan vaksinasi covid-19 di Gedung
Karuhun Yayasan Dana Sosial Priangan ini ditinjau oleh Wali Kota Bandung Oded M
Danial. Di kesempatan itu, ia juga menyerahkan secara simbolis piagam
penghargaan dari YDSP untuk tenaga kesehatan.
Menurut Oded, kerja sama antara Pemkot
Bandung dan YDSP dalam hal bantuan dan vaksinasi sudah beberapa kali
dilaksanakan. Vaksinasi juga dibantu oleh Puskesmas setempat serta tenaga
kesehatan.
"Mudah-mudahan ini bagian dari upaya
kita Pemkot Bandung, untuk mempercepat penyelesaian vaksinasi di Kota Bandung,
khususnya untuk tenaga pendidik," katanya usai peninjauan, Selasa (18/05/2021).
Menurut Wali Kota, vaksinasi ini sebagai
bagian dari persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang direncanakan akan
dimulai pada Juli mendatang. Kalau untuk simulasi (PTM), Pak Sekda dengan Dinas
Pendidikan itu terus mengadakan rapat-rapat simulasi, sedang berjalan,"
ucapnya.
"Prinsipnya, mana saja sekolah yang
sudah siap betul itu akan dimulai. Itu dikoordinasikan oleh Kadisdik. Jadi Disdik
mengoordinasikan dengan sekolah-sekolah yang ada. Kita harus optimis (Juli bisa
dilaksanakan PTM)," ungkapnya.
Sedangkan Ketua Pelaksana Vaksinasi Djoni
Toat mengatakan, pelaksanaan vaksinasi massal kali ini dibagi dua hari dengan
masing-masing peserta vaksinasi 2.000 orang pada hari ini dan besok.
"Jumlahnya sekitar 4.000, di luar itu
lansia sudah selesai 10.000. Jadi kalau kita total dengan hari ini dan besok
itu 14.000," kata Djoni.
"Hari ini dokter yang membantu
(pelaksanaan vaksinasi) ada 120 orang, kemudian tenaga admin 200 orang, itu
dibagi per shift dan bergiliran supaya tidak berkerumun," ucapnya.
"Mudah-mudahan, kami yang sudah
mempunyai tim dari Masyarakat Tionghoa Peduli ini bisa terus membantu
percepatan vaksinasi di Kota Bandung. Karena timnya terdiri dari 200 tenaga
kesehatan, dan ada juga relawan admin sekitar 300 orang," lanjut Djoni.
Pada kesempatan yang sama Kepala UPT
Puskesmas Cibuntu Kurnia Tejaningtias mengatakan, hampir seluruh tenaga
pendidik dan pelayan publik di Kecamatan Bandung Kulon dilakukan vaksinasi di
YDSP.
"Hampir seluruhnya dihadirkan di sini,
kami dari Puskesmas sebagai pengampu saja, jadi hanya memonitor semuanya. Untuk
tenaga vaksinator itu dibantu dari Rumah Sakit Kebonjati ada 10 kamar/bilik,
kalau kurang dibuka lagi 2," katanya.
"Untuk peserta sebagian besar datang
(setelah dilakukan dosis pertama), tapi ada juga beberapa yang izin karena
berada di luar kota, nanti itu akan divaksin di Puskesmas," katanya.
Mengenai Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Kurnia mengatakan, ada satu orang yang mengaku
pusing. "Tapi itu terjadi karena ada yang kurang tidur atau memang dia
takut disuntik," ucapnya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer