Penulis: IthinK
3 Tahun lalu, Dibaca : 711 kali
BANDUNG,
Medikomonline.com -
Kepala Dinas Pendidikan (DIsdik) Kota Bandung Hikmat Ginanjar menuturkan,
bersama tim gabungan dari Dinas Kesehatan dan Satgas Penanganan Covid-19
Kecamatan sudah bergerak melakukan monitoring dan evaluasi (monev) untuk
memastikan kesiapan penunjang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bakal
menggelar uji coba PTM Terbatas pekan depan. Rencananya, uji coba PTM Terbatas
dilaksanakan selama dua pekan, yaitu 7 Juni sampai 18 Juni 2021.
“Nanti kita akan laksanakan uji coba PTM
Terbatas 7-18 Juni. Yaitu di satuan pendidikan yang sudah direkomendasikan oleh
kecamatan sebagai satgas penanganan di wilayah masing-masing,” ucap Hikmat di
Balai Kota Bandung, Kamis (3/6/2021).
Hikmat menuturkan, monev telah dilaksanakan
ke setiap sekolah pada 24-28 Mei 2021 lalu. Menyasar semua satuan pendidikan
(sekolah) yang ada di Kota Bandung, mulai dari TK hingga SMA.
Tak hanya sekolah negeri tetapi juga swasta.
Termasuk sekolah formal yang berada di bawah Kementerian Agama.
Hikmat memaparkan, dari hasil monev, hanya
ada 237 satuan pendidikan yang sesuai persyaratan. Jumlah tersebut, hasil dari
monev yang baru dilaporkan oleh 23 kecamatan, 7 kecamatan lainnya akan segera
melaporkan dalam waktu dekat.
“Dari 3523 satuan pendidikan yang menyatakan
siap, kami evaluasi dan difilter, hanya ada 654 sekolah. Hasil monev bersama
tim kewilayahan kecamatan, hari ini yang lolos ada 237 sekolah yang baru masuk
dari 23 kecamatan. Kita sedang menunggu 7 kecamatan, “ ujarnya.
Menurut Hikmat, Pemkot Bandung sangat teliti
memeriksa daftar periksa yang harus dipenuhi terkait standar pembukaan PTM.
Sebab, dari sejumlah sekolah yang masih belum lolos monev tersebut justru di
antaranya adalah sekolah favorit yang berada di tengah pusat kota.
“Hasil monev sangat ketat. Seperti kalau ada
PTK yang belum vaksinasi juga tidak direkomendasikan untuk menggelar uji coba,”
tegasnya.
Hikmat menambahkan, pemeriksaan bukan hanya
menyoal kesiapan fisik melalui penyediaan fasilitas penunjang protokol
kesehatan saja. Namun, turut mencakup kesiapan konsep skema pelaksanaan PTM
Terbatas juga turut menjadi penilaian.
“Dari sarana prasarana protokol kesehatan,
dan tentu saja juga desain pembelajaran. Jadi menyangkut aspek fisik dan non
fisik di lapangan. Kemudian tidak kalah penting itu izin dari orang tua. Jadi
orang tua boleh memilih, daring atau luring,” terangnya.
Hikmat mengungkapkan, pada saat uji coba PTM
Terbatas nanti waktu pelaksanaan proses belajar mengajar juga masih diatur
secara ketat. Dalam satu sif pembelajaran hanya diberi waktu 2 x 60 menit.
“Dari jumlahnya saja tidak semuanya belajar,
hanya dibatasi 10-25 persen. Ada pembagian sif, diatur dengan mulai datang
sampai pulang. Sudah ada panduannya di masing-masing satuan pendidikan,”
katanya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer