Penulis: Dadan Supardan
4 Tahun lalu, Dibaca : 1225 kali
BANDUNG, Medikomonline.com – Pemindahan Ibu
kota negara sangat menarik dikaji. Untuk itu, Gerakan Indonesia Emas mendiskusikan
isu yang hangat ini, Kamis (26/3/2020) di Kampus Unpas Jalan Tamansari Bandung.
Hadir sebagai
pemateri Dr Deden Ramdani MSi (Wakil Rektor III Universitas Pasundan), Cahyono
MPd (Sekertaris Prodi PPKn FKIP Unpas), dan Bayu Saputra (Tokoh Mahasiswa dan
Founder Pena Guru Id).
Menurut CEO Gerakan
Indonesia Emas Irwan Hendrawan pada 26 Agustus 2019, Presiden Joko Widodo
mengumumkan secara resmi letak calon ibu kota yang baru. Yaitu, di sebagian
Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara.
Keputusan ini merupakan hasil dari diskusi panjang antara Presiden dan jajarannya.
Kenapa ibu kota
perlu dipindahkan? Jakarta, jelas Irwan merupakan kota yang sangat padat.
Pertumbuhan ekonomi yang terpusat di Jakarta berperan besar dalam meningkatnya
jumlah penduduk di kota ini. Sebagai informasi, penduduk DKI Jakarta adalah
10.467.600 jiwa per akhir 2018. Setiap tahunnya banyak orang yang pindah ke
Jakarta untuk mencari pekerjaan.
Dikatakan, mobilisasi
ini menjadikan sumber tenaga manusia di ibu kota jadi banyak dan murah. Namun
di sisi lain, karena permintaan akan berbagai hal seperti tempat tinggal,
makanan, dan keperluan lainnya makin meningkat, harga berbagai bahan kebutuhan
dan perumahan jadi melonjak tinggi. Inflasi tahunan di Jakarta pada 2018
mencapai 3,27%, dengan inflasi terbesar pada harga bahan makanan.
“Kondisi ini
tentunya tidak sehat, karena bisa meningkatkan angka kemiskinan yang berdampak
pada meningkatnya jumlah kejahatan, serta meningkatnya beban biaya untuk
kesejahteraan sosial. Dari segi lingkungan, padatnya perumahan tanpa penataan
yang baik menjadikan Jakarta rawan banjir. Belum lagi masalah polusi yang
ditimbulkan dari padatnya kendaraan serta banyaknya proyek perbaikan fasilitas
seperti jalan dan trotoar. Polusi ini makin buruk pada musim kemarau,” tutur
Irwan.
Irwan pun
menjelaskan beberapa pertimbangan, mengapa Kalimantan menjadi lokasi paling
cocok untuk ibu kota baru. Pertama lahan kosong yang masih luas. Lahan yang
tersedia pun bukan sembarang lahan, melainkan sebagian adalah lahan milik
pemerintah.
Kedua minim gempa. Menurut
penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di Kalimantan tidak ada
risiko bencana gempa bumi dan tsunami. Faktor ini sangat penting, karena
sebagai pusat pemerintahan, kerusakan akibat bencana alam harus bisa dicegah.
Baik Kalimantan Timur maupun Tengah, merupakan area aman bencana.
Ketiga, posisi strategis.
Pulau Kalimantan berada di tengah jajaran pulau di Indonesia. Artinya,
koordinasi untuk pembangunan ke wilayah barat atau timur Indonesia bisa
berjalan lebih efektif. Pengiriman delegasi ke berbagai daerah juga bisa lebih
mudah dan cepat jika lokasi pusat pemerintahan lebih strategis. Artinya, biaya
perjalanan dinas ke daerah-daerah bisa jadi lebih murah.
Keempat, pemerataan
ekonomi. Selama ini, pembangunan terkesan hanya berpusat di Pulau Jawa. Dengan
adanya pemindahan pusat pemerintahan, diharapkan pembangunan akan jadi lebih
merata. Nantinya juga akan berakibat pada pemerataan penduduk serta
meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Lalu dari sisi biaya,
biaya proses pemidahan ibu kota ini adalah Rp 466 triliun untuk membangun
lahan 40.000 hektare. Hal ini sempat dijabarkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Dari angka ini, hanya sekitar 19%
yang diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sisanya
merupakan investasi swasta serta Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Adapun biaya ini
nantinya akan digunakan untuk pembangunan fasilitas seperti gedung leglislatif,
yudikatif, dan eksekutif. Selain itu, akan dibangun juga fasilitas tempat
tinggal untuk pegawai negeri dan militer, fasilitas pendidikan, kesehatan,
serta keamanan. ***
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer