Penulis: Sandi LJ
3 Tahun lalu, Dibaca : 1063 kali
BANDUNG, medikomonline.com
-
Pada hari Selasa, (12/4) Komnas Disabilitas Republik Indonesia (KND) melakukan
kunjungan dan kegiatan sosialisasi ke Dinas Permberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung. Kedatangan KND disambut langsung oleh Kepala
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Bandung, Ibu DR Hj
Rita Verita. Beliau menyambut hangat dengan menghadirkan beberapa jajaran
Kepala Bidang di lingkungan DP3A Bandung.
Hal demikian dirasakan Ketua KND, Dante Rigmalia. “Tentu hal ini membuat kami bangga dan terharu sekaligus menambah mitra baru kami dalam konsentrasi kepada perempuan dan anak,” imbuh Dante.
Ketua
KND Dante Rigmalia memberikan edukasi kepada Forum Komunikasi Anak Kota Bandung
(FOKAB) (Foto: Sandi)
Dalam kesempatan
tersebut Dante memaparkan tentang KND, dimulai dari Perpres, Visi Misi, tugas
dan fungsi para komisioner yang terhimpun dalam KND, dan juga pemaparan untuk
mendorong setiap kita untuk bisa bersikap inklusif, menerima setiap perbedaan
yang ada.
Dante yang diamanahkan
sebagai ketua sekaligus anggota komisioner mempunyai tugas untuk konsen dalam
membidangi perempuan dan anak, dan salah satu wilayah ampuannya adalah Jawa
barat. Sehingga Bandung menjadi pusat acuan dalam pengumpulan data terkait.
Bertempat di Ruang Rapat DP3A Bandung, Dante memaparkan bahwa setelah melakukan audiensi dan dialog dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Anak (KPPA) sehingga terbangunnya sistem kemitraan salah satunya layanan pengaduan Sapa 129 yang dimiliki KPPA yang kini terintegrasi dengan layanan "Disabilitas Tanah Air" (DITA 143).
Foto Bersama Ketua KND, DP3A, Yayasan Biruku dan FOKAB (Foto: Sandi)
“Selain itu KND juga
mendorong Forum Komunikasi Anak Kota Bandung (FOKAB) yang berada di bawah
naungan DP3A Bandung agar menerima 10% keanggotaannya dari kalangan
disabilitas, saran yang sudah disampaikan dalam beberapa waktu lalu kini
diaplikasikan oleh DP3A Bandung,” kata Dante.
Ini terbukti,
lanjut Dante, saat kehadiran adik-adik FOKAB di tengah kehadiran KND, ada tiga anak
yang mewakili penyandang disabilitas mereka adalah Marchza dengan hambatan
pendengaran sebelah dan Ziya dengan hambatan tuli dan satu anak lainnya
disabilitas autisme.
Dalam acara ini
juga hadir Pembina Yayasan Biruku Indonesia, Djuju Sukma, S.Sos. Menurut Djuju,
Yayasan Biruku sebelumnya sudah mencoba merapat ke pemerintah, tapi DP3A paling
welcome menyambut anak-anak
disabilitas. “Saya rasa ini contoh praktik baik yang bisa di-copy paste ke daerah-daearah lain. Kita
juga sering dilibatkan dalam berbagai macam kegiatan, termasuk kegiatan forum
anak,” kata Djudju.
Menurut Djuju,
usulan untuk KND dan DP3A membuat sebuah program untuk anak-anak disabilitas.
“Contoh, untuk tingkat kota Bandung, saya dulu pernah membuat program, ‘Aku
Anak Ramah’. Di mana satu sekolah anak-anak satu hari isinya sosialisasi dan
advokasi, semua anak yang buat. Kita dorong mereka menjadi panitia, di satu
sesi kita buat mereka, supaya tahu dulu apa sih disabilitas itu. Kita lihatin
dulu video-video, kita mau tahu tanggapan mereka. Kita bagi mereka beberapa
kelompok, terus diminta tanggapan tentang disabilitas. Saya kaget sekali,
empati yang muncul luar biasa, bahwa kita itu sama. Bahkan mereka kagum, dengan
keterbatasan yang ada banyak yang berprestasi,” terang Djuju.
Satu hal lagi,
kata Djuju, kartu identitas untuk penyandang disabilitas. “Ini sangat penting.
Ketika ada anak-anak disabilitas yang punya kasus yang berhubungan dengan
hukum. Kadang kalau tidak ada kartu repot, harus nanyain dulu, asesmen dulu.
Kadang asesmen butuh waktu. Kalau dia punya kartu, prosesnya bisa lebih cepat,
padahal ada kasus-kasus hukum yang harus cepat ditindak,” tandas Djuju.
Sementara itu,
Kepala Seksi Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak DP3A Kota Bandung,
Ida Daryati mengatakan, ke depan kita akan menyamakan program-progam yang bisa
diarahkan untuk penyandang diabilitas. “Kita perlu melakukan komunikasi, apa
yang perlu kami siapkan untuk anak-anak disabilitas ini,” kata Ida.
Kegiatan ini juga
diisi dengan pemberian edukasi kepada FOKAB, mereka diberi wawasan dan
pemahaman tentang inklusivitas yang disajikan secara asyik dan riang gembira
oleh Ketua KND Dante Rigmalia dan Stafsus KND Kak Try Manulang. Salah satunya
materi tentang menghargai hambatan teman, analogi Konsep diri dalam cermin,
Menghimpun persamaan dan perbedaan sejawad dan ditutup dengan memperagakan
Hal-hal inklusif dan non inklusif. Salah satu adik dari FOKAB mengungkapkan
bahwa belajar seperti ini sungguh mengasyikkan dan tidak monoton.
Dante menegaskan keberadaan
KND untuk mewujudkan penghormatan, pelindungan dan pemenuhan hak bagi
penyandang disabilitas. Hal-hal baik yang sudah dilakukan Kementerian maupun
lembaga secara nasional harus diimbangi dengan filosofi inklusi, karena inklusi
bukan hanya di sekolah namun harus menjadi nilai filosofi dikehidupan
sehari-hari. Dirinya masih mengkritik adanya temuan bahwa fasilitas umum sudah
dibangun dan ramah disabilitas namun terkadang masih belum aksesibel, seperti
guiding blok yang terhalang tiang atau pot bunga, layanan toilet disabilitas
yang masih dikunci dan sebagainya. Ini membuktikan indikasi bahwa
pembangunan-pembangunan tersebut masih belum terimplementasi secara baik.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer