Loading

Banjir Kembali Menimpa Desa Ciuyah, Daddy Rohanady Desak Pemerintah Gunakan Dana Cadangan Untuk Penanggulangan


Penulis: IthinK
8 Bulan lalu, Dibaca : 209 kali


Banjir dari air Sungai Ciberes kembali menimpa Desa Ciuyah, Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon. (Foto: Istimewa)

CIREBON, Medikomonline.comBanjir dari air Sungai Ciberes kembali menimpa Desa Ciuyah, Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon, Selasa malam (5/3/2024).

Anggota DPRD Jawa Barat Daddy Rohanady mendesak pemerintah menggunakan dana cadangan untuk menanggulangi bencana banjir di Desa Ciuyah ini.

"Ini PR besar, terutama untuk BBWS Cimanuk-Cisanggarung. Sungai Ciberes memang sangat butuh TPT (tanggul penahan tanah-red). Kalau tidak, Ciberes tak akan pernah beres," kata Daddy dalam siaran persnya kepada Medikomonline.com, Rabu (6/3/2024).

Daddy mengingatkan agar pemerintah segera menanggulangi banjir di Desa Ciuyah ini. "Juga untuk Pemda Kabupaten Cirebon, Pemprov Jabar, dan Pemerintah Pusat," tegas Daddy.

Menurutnya, pemerintah di semua tingkatan bisa menggunakan dana cadangan untuk menanggulangi bencana seperti ini.

"Desa Ciuyah Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon juga adalah bagian dari Provinsi Jawa Barat. Mereka yang tinggal di sana juga adalah anak-anak bangsa dari Negara Kesatuan Republik Indonesia," tegas Daddy yang berasal dari Daerah Pemilihan Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Kabupaten Indramayu.

"Jadi, saya mohon dengan sangat agar musibah ini juga diperhatikan secara serius. Butuh penanganan serius untuk wilayah yang rutin kebanjiran seperti ini," katanya.

"Ini memang daerah pemilihan saya. Namun yang memprihatinkan, wilayah ini bahkan pernah kebanjiran 38 kali dalam setahun," ungkap Daddy yang juga Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat ini.

Jadi, sekali lagi, kata Daddy, bencana banjir Desa Ciuyah ini butuh perhatian serius untuk dicarikan solusinya.

Pertama, angkat sedimentasi Sungai Ciberes. Kedua, buang hasil pengerukan itu. Ketiga, buat TPT sepanjang DAS Ciberes

"Saya pernah ngobrol dengan para Kuwu sekecamatan Waled. Tempat buangnya ada. Yang selama ini dilakukan hanya pengerukan sedimentasi dan dibuang di pinggir kali. Makanya ketika hujan turun, hasil pengerukannya masuk lagi ke sungai. Sedimentasi ga habis-habis," ungkapnya.



Tag : No Tag

Berita Terkait