Penulis: IthinK
2 Bulan lalu, Dibaca : 92 kali
KOTA BANDUNG,
Medikomonline.com - DPRD Provinsi Jawa Barat menerima kunjungan delegasi
Internasional Union East Turkistan Organization (IUETO) yang dipimpin oleh Nur
Muhammad, perwakilan Turkistan Timur.
Dalam pertemuan ini dibahas isu
kemanusiaan terkait penderitaan komunitas Uyghur di Xinjiang, Tiongkok, serta
peluang kerja sama ekonomi dan sosial budaya antara Indonesia dan Turki.
Dalam pertemuan yang dipimpin
oleh Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Ono Surono dan Iwan Suryawan,
delegasi IUETO menyampaikan keprihatinan atas situasi masyarakat Uyghur yang
mengalami pembatasan kebebasan beragama, diskriminasi sistematis, dan pelanggaran
hak asasi manusia.
IUETO mengungkapkan bahwa
komunitas Uyghur dilarang menjalankan ajaran Islam, termasuk membaca Al-Qur'an.
Menanggapi hal tersebut, Wakil
Ketua DPRD Jawa Barat Ono Surono menegaskan terkait sikap politik luar negeri
Indonesia adalah kewenangan pemerintah pusat, bukan kewenangan Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat.
Namun demikian, pihaknya sangat
mendukung perjuangan dari IUETO khususnya komunitas Uyghur. Terlebih dalam hal
ini adalah bicara masalah kemanusian, kebebasan beragama dan lain sebagainya.
Pihaknya berharap IUETO melakukan
komunikasi juga dengan lembaga organisasi Islam di Indonesia, khususnya dengan
pemerintah pusat. Sehingga pemerintah pusat akan mengkaji dan tahu apa yang
harus dilakukan.
“Mudah-Mudahan Jawa Barat dan
Instanbul menjadi sister city, bisa bekerjasama dari sisi ekonomi dan
sebagainya,” jelas Ono Surono, Kota Bandung, Kamis (6/2/2025)
Selain itu, Wakil Ketua DPRD
Provinsi Jawa Barat Iwan Suryawan menambahkan, meskipun kebijakan politik luar
negeri berada di tingkat pusat, pihaknya tetap membuka ruang untuk kerja sama
dalam isu-isu kemanusiaan.
“Kami minim informasi tentang
Uyghur. Harapannya, kunjungan ini dapat memberikan wawasan yang lebih kredibel
dan membuka peluang kerja sama yang bermanfaat,” tambah Iwan Suryawan
Sementara itu, delegasi dari
IUETO Nur Muhammad juga menyoroti keberadaan kamp pendidikan yang mereka sebut
sebagai tempat doktrinisasi bagi anak-anak dan remaja muslim Uyghur. Dalam kamp
tersebut, para pemuda didoktrin untuk meninggalkan ajaran Islam dan menjalani
gaya hidup yang dikendalikan oleh pemerintah Tiongkok.
“Thiongkok menyebarkan narasi
yang tidak sesuai fakta, seolah-olah komunitas Uyghur diperlakukan dengan baik.
Namun kenyataannya, ada laporan kredibel dari lembaga internasional yang
mengungkap terjadinya pelanggaran HAM, bahkan eksekusi tanpa proses hukum,”
ungkap Nur Muhammad dalam pertemuan tersebut.
Nur Muhammad berharap Indonesia, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar dapat memainkan peran penting dalam mendukung perjuangan hak asasi manusia komunitas Uyghur.
Ia menambahkan, rencananya akan
membawa pengusaha Turki ke Indonesia serta mengadakan forum internasional di
Bandung untuk menghadirkan peneliti terkait Uyghur. Pihaknya berharap kegiatan
tersebut dapat meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia terhadap isu Uyghur
yang sering diselimuti informasi keliru.
Pertemuan ini diakhiri dengan
komitmen untuk menjajaki kolaborasi lebih lanjut antara Jawa Barat dan Turki,
termasuk kemungkinan menjadikan Bandung dan Istanbul sebagai sister city.
“Kami siap datang kembali ke Indonesia
untuk memperluas jejaring dan berbagi informasi yang kredibel,” tutup Nur
Muhammad.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer