Penulis: IthinK
3 Tahun lalu, Dibaca : 972 kali
(Oleh: Daddy
Rohanady, Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Provinsi Jawa Barat)
Andai jumlah terpapar covid-19 terus
meningkat, dibutuhkan banyak tempat untuk pasien dirawat. Andai rumah sakit
sudah tak lagi bisa menampung, dibutuhkan tempat yang lebih luas agar rakyat
tak lagi bingung.
Menurut saya, dalam situasi seperti sekarang
ini, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati bisa dijadikan pilihan.
Bukankah selama ini Jabar seolah kehilangan arah tentang fungsi BIJB Kertajati?
Sekarang ada kesempatan yang bisa dijadikan pilihan.
Mau digarap sendiri tak cukup modal, mau dikelola
sendiri tak punya otoritas. Jadilah bandara di Kabupaten Majalengka itu mati
suri. Ada hadiah hiburan yang diperoleh, yakni adanya penerbangan pesawat
kargo. Itu pun hanya seminggu sekali.
Pertanyaannya kemudian, apa manfaatnya
sekarang untuk masyarakat Jabar, khususnya masyarakat sekitarnya? Soal rencana
untuk pemberangkatan haji dan umroh tak lagi terdengar. Tercapaikah mewujudkan
BIJB Kertajati sebagai satu-satunya bandara komersial di Jabar? Lalu, kapan
BIJB Kertajati benar-benar akan menjadi salah satu pengungkit roda perekonomian
seperti yang dipikirkan para pendahulu?
Soal rencana dijadikan tempat maintenance,
repair, dan overhaul (MRO) pesawat TNI dan Polri juga masih butuh waktu untuk
mempersiapkan segalanya. Apalagi, pengalihan PT Dirgantara Indonesia dan PT
Pindad. Memidahkan kedua perusahaan itu bukan hal sederhana. Sekali lagi, butuh
waktu yang tidak sebentar.
Saat ini ada persoalan di depan mata. Jika
benar butuh tempat untuk mereka yang terpapar, saya kira, BIJB Kertajati bisa
dimanfaatkan. Memang, andai hal itu disetujui semua pihak terkait, pasti cukup
banyak pasien dari kabupaten seputar Kertajati bisa dilayani. Sebut misalnya,
Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, bahkan Kabupaten dan Kota Cirebon.
Bahkan, mungkin untuk pasien se-Jawa Barat.
Akses dari dan ke BIJB Kertajati relatif
mudah, bisa lewat Tol Cipali, bisa pula lewat jalan arteri
Kadipaten-Jatibarang. Hal lainnya, jika perawatan dilakukan di sana, pasti jauh
dari menularkan kepada masyarakat awam.
Jika melihat luasnya areal yang ada, BIJB
Kertajati tidak kalah luas dibanding banyak bandara lain yang ada di tanah air.
Dengan luas eksisting 1.040 hektare (dari total rencana 1.800 hektare), BIJB
Kertajati hanya dikalahkan Bandara Soekarno Hatta.
Dengan lahan seluas itu, BIJB Kertajadi bisa
disulap menjadi rumah sakit terluas di Indonesia. Luas lahan seperti itu memang
jauh melebihi luas RSUP manapun kalau toh mau dikembangkan. Bahkan masih sangat
leluasa jika di salah satu sudutnya dijadikan tempat pemakaman umum (TPU).
Daripada mubazir hanya untuk tempat swafoto atau rekreasi, mungkin ini bisa jadi pilihan, tinggal support obat-obatan, alat-alat kesehatan, dan tenaga kesehatan. Memang kedengarannya tak masuk akal, tapi ini dunia yang memungkinkan segala sesuatu bisa terjadi.
Sebenarnya bukan tak masuk akal, tapi pasti
terasa berat. Biasanya memang berat untuk melangkah ke arah perubahan. Namun,
gagasan ini juga bukan satu-satunya pilihan. Saya hanya mencoba menawarkan
pilihan. Itu pun jika memungkinkan. Karena ada konsekuensi yang menyertainya,
memang dibutuhkan kajian lebih dahulu.
Konsekuensinya, andai pilihan itu disetujui,
nanti kita tidak akan lagi mengenal Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)
Kertajati tetapi Rumah Sakit Jawa Barat (RSJB) atau Rumah Sakit Penyakit
Menular (RSPM) atau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kertajati. Yang lebih
penting, tinggal kebijakan dan keikhlasan. Siapkah kita?
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer