Penulis: Nanang/Editor: Mbayak Ginting
3 Tahun lalu, Dibaca : 962 kali
SUMEDANG, Medikomonline.com
- Menyikapi fenomena La Nina yang berpeluang memicu
curah hujan di atas normal, semua pihak diminta siaga dan waspada terhadap
terjadinya bencana hidrologi di wilayah Sumedang.
Imbauan itu datang
dari Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir saat memberikan arahan pada Rapat
Forkopimda di Gedung Negara, Kamis (20/1/2022).
"Sumedang itu
daerah perbukitan dan rawan longsor, seperti baru-baru ini di Dusun Cimareme.
Diperlukan kesiapsiagaan dari seluruh warga, terutama yang berada di kawasan
rawan bencana," ujarnya.
Bupati mengatakan,
berdasarkan prakiraan cuaca yang dirilis oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG), puncak fenomena La Lina terjadi pada bulan Januari sampai
dengan Februari 2022.
Sebagai bentuk
antisipasi, Bupati langsung mengintruksikan BPBD untuk membuat peta daerah potensi bencana seperti pergerakan tanah,
banjir, tanah longsor, serta pohon tumbang di tiap desa di kecamatan.
"Pastikan peta
potensi bencana tersebut tersampaikan secara detail kepada masyarakat agar
mereka bisa tahu. Gunakan Medsos. Nanti di-share oleh para camat ke desa hingga
RW dan RT," tuturnya.
Ia mengatakan, selain
pemetaan potensi rawan bencana, prakiraan cuaca dari BMKG juga diposting dan
diviralkan di Medsos-nya masing-masing oleh seluruh kepala OPD, Camat dan
kepala Desa.
"Publikasikan
bareng-bareng. Bukan hanya kewajiban BPBD, tetapi juga peran OPD, camat dan desa untuk
publikasinya," kata Bupati.
Lebih jauh, kata
Bupati, sebagai upaya deteksi dini atau
early warning system, perlu dilalukan patroli, mobilisasi sosial melalui
bewara, sosialisasi dan edukasi sebagai
pencegahan.
"Tempat-tempat
rawan bencana disosialisasikan dan diedukasi dengan baik. Saya yakin bisa
dibantu OPD, kecamatan dan desa" ujarnya.
Kepala BPBD Kabupaten
Sumedang Dadang Sundara mengatakan bahwa Tahun 2021 terdapat 137 kejadian
bencana. Kemudian di Tahun 2022 sampai dengan tanggal 20 Januari, totalnya
sudah terjadi 17 bencana.
Ia mengatakan, Sumedang
sendiri secara keseluruhan adalah wilayah potensi pergerakan tanah semua,
termasuk kategori potensi menengah dan potensi tinggi.
"Tidak ada satu
kecamatan di Sumedang pun yang tidak berpotensi pergerakan tanah rendah.
Semuanya dalam kategori potensi menengah dan tinggi," jelasnya.
Lanjut dikatakan
Dadang, untuk zona musim hujan, terbagi dalam zona 74, 82, 89 dan zona 90.
Berdasarkan prakiraan
curah hujan pada bulan Januari 2022, diperkirakan umumnya Kategori Tinggi
hingga Sangat Tinggi (300 – 500 mm/bulan).
Sedangkan untuk curah
hujan Bulan Februari 2022, diperkirakan umumnya Kategori Tinggi hingga Sangat
Tinggi (300 – 400 mm/bulan), sedangkan curah hujan > 500 mm/bulan
diprakirakan terjadi di Kecamatan Jatigede bagian Timur.
"Bulan Januari
dan Februari curah hujan sangat tinggi akan terjadi di Kecamatan Jatigede dan
Tomo bagian timur," ungkapnya.
Dadang menambahkan,
khusus untuk peta potensi longsor, hampir semua kecamatan berpotensi tanah
longsor. "Adapun satu-satunya kecamatan yang rawan longsor adalah
Ujungjaya," ujarnya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer