Penulis: Mbayak Ginting
4 Tahun lalu, Dibaca : 1006 kali
TASIKMALAYA, Medikomonline.com - Gubernur
Jawa Barat Ridwan Kamil meresmikan Program Smart Digital Village Pesantren, di
kampus IAILM/STIELM Pondok Pesantren Suryalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu
(5/9/2020).
Dengan
program ini, para santri yang mondok di Jabar tapi saat ini sedang melaksanakan
pembelajaran jarak jauh, akan mendapatkan materi dan pengajian berbasis IT
dengan disiarkan langsung melalui sistem daring.
Program
digital ini juga dapat meningkatkan mutu dan kurikulum di pesantren yang selama
ini terkesan tradisional dan manual.
Menurut
Kang Emil —sapaan Ridwan Kamil— di masa pandemi COVID-19 ini semua institusi
baik ekonomi, pendidikan, harus fasih dalam dunia digital termasuk
pesantren.
”Saya
menyambut baik adanya program smart digital village pesantren Suryalaya,”
ucapnya.
Menurutnya,
inovasi Ponpes Suryalaya perlu direplikasi oleh semua pesantren yang ada di
Jabar dalam menguatkan skill digital pascapandemi COVID-19.
Digitalisasi
pesantren juga termasuk hal yang akan diatur perda pesantren yang saat ini
sedang diperjuangkan Pemda Provinsi Jabar.
“Inovasi
tersebut pun nantinya didukung dengan adanya perda pesantren yang saat ini
tengah diperjuangkan, mudah-mudahan tahun ini selesai,” harapnya.
Perda
bertujuan mendukung pesantren di Jabar berjalan sistematis, dimulai dari
kurikulum, infrastruktur dan pendidikannya.
“Diperkuat
pula dengan skill digital para santri dan kiai, nah, itulah harapan kita menuju
pesantren juara di Jabar,” Imbuhnya.
Setelah
smart village digital dimulai dari Suryalaya, maka pesantren di Jabar sudah
selangkah lebih maju untuk menapaki tangga peradaban melalui pesantren 4.0. “Ini
sebuah langkah inovasi baru,” ujarnya.
Peluncuran
Smart Digital Village Pesantren menjadi semakin istimewa bagi para santri dan
ulama setempat karena bertepatan dengan milad ke-115 Pesantren Suryalaya dengan
ikonnya yang terkenal: Abah Anom.
Program Keumatan
Pada
kesempatan milad ke-115 Ponpes Suryalaya, Gubernur Ridwan Kamil membeberkan
beberapa program keumatan yang dimiliki Pemda Provinsi Jabar dan masih berjalan
di tengah pandemi.
Di
antaranya program One Pesantren One Product (OPOP) yang memberikan modal ke
pesantren untuk berwirausaha dan go digital bekerja sama dengan
e-commerce.
Kemudian
program Satu Desa Satu Hafidz (Sadesha), dimana sudah ada 1.300 hafidz di desa
dan ditargetkan seluruh desa di Jabar akan memiliki minimal satu hafidz dalam
tiga tahun.
Ada
juga program English for Ulama yang tujuannya melatih ulama-ulama muda mahir
berbahasa Inggris untuk berdakwah di Eropa.
“Mudah-mudahan
di gelombang English for Ulama berikutnya ada santri Suryalaya yang ikut dan
lulus,” ucap Kang Emil, dalam rilis berita yang disampaikan Kepala Biro Humas
dan Keprotokolan Setda Provinsi Jabar Hermansyah.
Selain
itu, Pemda Provinsi Jabar juga memiliki program Dakwah Digital untuk
mendigitalisasi kitab-kitab kuning melalui dakwah para kiai di media sosial.
Program
Subuh Berjamaah Keliling (Subling) pun akan kembali digelar setelah adanya
protokol kesehatan di tempat ibadah.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer