Penulis: IthinK/Editor: Mbayak Ginting
5 Tahun lalu, Dibaca : 938 kali
BANDUNG,
Medikomonline.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan empat
teori untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan saat ini, yakni
Teori Government 3.0, Pentahelix, Delapan Pintu Anggaran, dan Digital
Government.
"Kalau 3.0 birokrasi dinamis. Artinya dimana
tujuan pembangunan ini bisa dititipkan ke yang bukan birokrasi. Kita tangan
terbuka," kata Gubernur dalam agenda pelantikan kepengurusan Komisariat
Wilayah (Komwil) Forum Sekretaris Daerah Seluruh Indonesia (Forsesdasi)
Provinsi Jawa Barat periode 2018-2021 di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung,
Jumat (17/5/19).
"Maksudnya 3.0. Menitipkan tujuan pembangunan
kepada orang-orang (lembaga) nonbirokrasi (di luar pemerintahan),"
lanjutnya.
Emil sapaan akrab Ridwan Kamil mencontohkan program
Satu Desa Satu Hafiz Quran. Program tersebut merupakan inisiasi Pemerintah
Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat untuk menjalin kerja sama dengan salah
satu bank nasional via pembinaan generasi muda desa agar cinta Al Quran.
Sementara itu, Teori Pentahelix merupakan kerja
sama pembangunan dengan melibatkan lima unsur yang dikenal ABCGM, yakni
Akademisi-Bisnis (pengusaha)-Community (masyarakat)-Government
(pemerintah)-Media.
Selain itu, pembangunan pun tidak hanya bergantung pada tiga anggaran negara
yang meliputi APBD kabupaten/kota, APBD provinsi, dan APBN. Pasalnya, ada lima
pintu anggaran lain yang bisa dimanfaatkan, yakni dana swasta melalui KPBU
(Kerja sama Pemerintah Badan Usaha) atau Public Private Partnership (PPP),
obligasi daerah, dana perbankan, dana umat, hingga dana CSR. Penggunaan
instrumen tersebut merupakan salah satu penerapan teori Birokrasi 3.0 atau
Dynamic Bureaucracy.
Teori pembangunan keempat, yakni penerapan Digital
Government. Artinya, pemerintah mulai menerapkan sistem digitalisasi untuk
mendukung pola administrasi hingga pelayanan publik.
"Bapak-bapak harus merevolusi semua
birokrasinya dengan itu (teknologi digital). Seperti anggaran harus e-budgeting
semua. Ini bisa ngecek anggaran yang bohong akan ketauan," ujarnya.
Forsesdasi sendiri merupakan wadah bagi para
Sekretaris Daerah seluruh Indonesia yang terbentuk pada 2011. Di Jawa Barat,
Forsesdasi terbentuk kepengurusannya sejak 2011 dan saat ini merupakan periode
kepengurusan yang ketiga.
Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa
menjelaskan, berdasarkan Rapat Kerja Forsesdasi Jabar pada 28-29 Maret 2019 di
Kabupaten Pangandaran, telah ditetapkan kepengurusan Komwil Forsesdasi Jawa
Barat periode 2018-2021.
"Seyogyanya kepengurusan terdahulu berakhir
pada tahun 2018. Namun, pemilihan kepengurusan Forsesdasi ditunda sementara
waktu karena terdapat beberapa agenda penting. Di antaranya Pilkada Serentak di
Jawa Barat," kata Iwa Karniwa.
Pelantikan tersebut berdasarkan Keputusan
Komisariat Wilayah Forum Sekretaris Daerah Seluruh Indonesia Provinsi Jawa
Barat Nomor: 123/16/Forsesdasi-Jabar/2019. Ditunjuk sebagai Ketua Forsesdasi
Provinsi Jawa Barat Periode 2018-2021, yakni Sekretaris Daerah Kota Bogor.
Pelantikan ini penting karena merupakan langkah awal dalam melaksanakan program kerja yang telah dirumuskan dan disepakati yang meliputi 6 (enam) bidang, yakni: Bidang Hukum dan Politik, Bidang Sumber Daya Manusia, Bidang Kesejahteraan Rakyat, Bidang Hubungan Antarlembaga, Bidang Pemerintahan, serta Bidang Perekonomian dan Pembangunan.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer