Penulis: IthinK/Editor: Mbayak Ginting
5 Tahun lalu, Dibaca : 995 kali
BANDUNG, Medikomonline.com - Sistem Informasi Peta Peruntukan Lahan Perkebunan
atau Si Perut Laper masuk nominasi Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik
Tahun 2019. Kompetisi itu digelar oleh Kementerian Pendayagunaan Negara
Aparatur dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) RI.
Gubernur Jawa Barat
Ridwan Kamil mempresentasikan inovasi Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov)
Jawa Barat itu kepada tim panel independen di Ruang Rapat Sriwijaya I
KemenPAN-RB, Jakarta, Senin (8/7/2019).
Dalam presentasinya,
Emil panggilan akrab Ridwan Kamil disapa mengatakan, Tanah Pasundan mempunyai
lahan subur dan cocok untuk perkebunan, baik di dataran rendah, sedang, maupun
tinggi. Namun, kata dia, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.
Hal itu terlihat dari keluh kesah petani soal hasil produksi yang rendah.
Persoalan tersebut,
kata Emil, muncul karena komoditas yang ditanam tidak sesuai dengan kondisi
lahan. Maka itu, Pemdaprov Jawa Barat memberikan solusi dengan menghadirkan Si
Perut Laper. Si Perut Laper sendiri nantinya akan memverifikasi komoditas
dengan dimensi geografis lokasi lahan, atau sebaliknya.
"Di Jawa Barat
ini kami masih mendapati ada sampai 78 ribu hektar lahan 'nganggur.' Mengapa?
Karena warganya tidak hafal mau menanam apa, jenis apa, laku apa tidak,"
kata Emil.
Situasi tersebut
berimbas pada masalah lingkungan. Sebab, kesalahan menanam komoditas akan
menyebabkan kerusakan lingkungan. Ambil contoh menanam sayuran di wilayah
pegunungan yang dapat mengakibatkan longsor. Contoh kasus itu terjadi karena
minimnya informasi.
Menurut Emil, dengan
Si Perut Laper, para pelaku pertanian dapat menyesuaikan jenis komoditas dengan
kondisi lahan serta waktu penanaman. Dia berharap link-and-match tersebut dapat
meningkatkan jumlah produksi sekaligus melestarikan lingkungan.
Emil pun menyatakan bahwa Si Perut Laper berkontribusi besar mewujudkan misi
Pemdaprov Jawa Barat, yakni Petani Juara. Ditinjau dari aspek sosial, ekonomi,
dan budaya, kata dia, Si Perut Laper mampu membuka lapangan kerja, meningkatkan
produksi dan mutu produk, dan sesuai dengan kearifan lokalnya.
"Sebelum dan
sesudah (aplikasi Si Perut Laper) sangat signifikan. Sebelumnya, tanah nganggur
sekarang sangat bermanfaat, sebelumnya warga tidak ada kerjaan sekarang sibuk
di kebun, sebelumnya lingkungan rusak, sekarang lebih baik,"
katanya.
Si Perut Laper
sendiri menampilkan informasi kesesuaian lahan dan komoditas mulai dari lahan
sesuai (S1), cukup sesuai (S2), kurang sesuai (S3), dan tidak
sesuai (N). Tak hanya itu, Si Perut Laper juga dirancang untuk memperlihatkan
faktor pembatas untuk kelas lahan di luar S1.
Nilai plus Si Perut
Laper lainnya adalah mampu memberikan solusi rekayasa faktor pembatas melalui
rekomendasi pengelolaan lahan secara mekanik dan vegetative. Informasi tersebut
diharapkan dapat menjawab pertanyaan petani dalam memanfaatkan lahan secara
optimal.
Kehadiran Si Perut
Laper berkorelasi positif terhadap peningkatan penggunaan lahan tanam S1.
Sebelum Si Perut Laper hadir, pada 2015, sebanyak 80% (390.534 Ha) dari luas tanam
488.167 Ha, komoditas perkebunan ditanam pada lahan diluar S1.
Setelah Si Perut
Laper hadir, pada 2016 sampai saat ini, terjadi peningkatan arah pemanfaatan
lahan S1 sebesar 40% dan penurunan arah pemanfaatan lahan S2 dan S3 sebesar
60%. Peningkatan penggunaan lahan S1 dan penurunan penggunaan lahan S2 dan S3
menjadi indikator keberhasilan Si Perut Laper.
Meski demikian, Emil
tidak menampik bahwa masih ada petani Jawa Barat yang tidak melek digital.
Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, Pemdaprov Jawa Barat mengombinasikan Si
Perut Laper dengan Desa Digital, yang jadi salah satu upaya gerakan membangun
desa (Gerbang Desa).
Selain itu,
Pemdaprov Jawa Barat menginstruksikan para perangkat desa untuk menyampaikan
informasi terkait penggunaan Si Perut Laper kepada para petani, atau warga
desa, melalui infrastruktur digital yang ada di desa.
"Aplikasi ini
bottom-up. Jadi, ada penyuluh desa terlibat, kepala desa terlibat, kepala dinas
terlibat, pebisnis, tidak hanya petani, bahkan nanti hasil kebunnya bisa juga
dijual secara digital," ucap Emil.
"Intinya dengan
teori PENTAHELIX menghadirkan sila kelima. Harapannya, dari Si Perut Laper jadi
'Si Perut Kenyang'," lanjutnya.
Kepala Dinas
Perkebunan (Disbun) Provinsi Jawa Barat Dody Firman Nugraha, mengatakan bahwa
Si Perut Lapar akan memberikan layanan informasi secara detail sesuai dengan
fakta di lapangan, dan petani tinggal mengaksesnya lewat website milik Disbun
Jawa Barat.
Menurut Dody,
pihaknya merancang sistem tersebut sebaik mungkin demi kemajuan sektor
perkebunan di Jawa Barat. Melalui Si Perut Laper, para petani dapat memeroleh
seluruh informasi terkait peta lahan perkebunan, mulai dari kondisi geografis
lahan, komoditas, infrastruktur, sampai informasi terkait pontesi lahan
perkebunan.
"Kami
informasikan sampai pasokan air dan perhitungan akomodasi operasional di lahan
itu. Kami juga informasikan lahan yang memang tidak memungkinkan untuk
dijadikan lahan perkebunan," ucapnya.
Untuk tahap awal,
Disbun Jawa Barat baru menyediakan informasi terkait informasi lahan garapan
enam komoditas, di antaranya kopi, tembakau, karet, teh, kakao, dan cengkeh.
Namun, Dody menargetkan seluruh komoditas akan masuk dalam sistem informasi
tersebut.
"Kami berharap,
program ini bisa benar- benar menjadi unggulan dari Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Barat. Ketika program ini hanya ada satu-satunya di Indonesia dan bisa
menjadi percontohan di Indonesia," katanya.
Dody juga
mengatakan, dari 1.200 inovasi se-Indonesia yang turut serta dalam acara
tersebut, Si Perut Laper masuk dalam penjaringan 99 nominasi terbaik.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer