Penulis: Herz_Cms.
1 Tahun lalu, Dibaca : 627 kali
CIAMIS, Medikomonline.com
– Setelah
diberitakan medikomonline.com, warga Desa Petir Hilir, Kecamatan
Baregbeg, Kabupaten Ciamis keluhkan bau menyengat tidak sedap yang disebabkan
adanya pelaku usaha perah susu kambing jenis SAPERA di tengah perkampungan
warga, Pemerintah Daerah Ciamis melalui beberapa dinas langsung bergerak cepat
ke lokasi.
Diketahui, Jumat siang (19/5/2023) usai berita muncul, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis lebih awal mengunjungi lokasi kandang kambing di Dusun Pasir Kadu, RT 02, RW 07, Desa Petir Hilir, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis.
Kadis Peternakan & Perikanan, Drs. H. Syarief Nur Hidayat Hidayat (lima dari kanan), Pemilik Usaha Kambing (enam dari kanan) dan beberapa pejabat Dinas DPRKPLH dan DPM PTSP Tinjau langsung ke lokasi kandang, Jumat malam (19/5/2023). (Foto: Ist).
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, Syarif Nurhidayat di ruang kerjanya, Senin pagi (22/5/2023) kepada medikomonline.com mengakui, setelah mendapat informasi berita medikomonline.com pada Jumat siang kemarin dirinya bersama tim dari dinas langsung terjun ke lokasi.
"Karena
memang pelaku usaha perah susu kambing SAPERA Saan Peranakan Etawa tersebut
merupakan binaan dinas kami. Yuda ini memang pemuda pelopor pengembangan usaha
perah susu kambing SAPERA. Bahkan usaha pengembangan tersebut sekaligus
percontohan di Kabupaten Ciamis," ujarnya.
Dibenarkan Kadis
Peternakan dan Perikanan Ciamis, Syarief bau yang sangat menyengat ini memang
benar adanya. Namun menurutnya penyebabnya adalah menumpuknya limbah yang
berada di depan kandang dibiarkan hampir sebulan.
Hari itu juga
dirinya memerintahkan ke pengelola kambing agar segera mengangkut limbah yang
menumpuk di depan kandang.
"Bila perlu
segera membuat MoU dengan mitra yang sudah biasa mengambil atau membeli limbah
agar jangan dibiarkan menumpuk terlalu lama," tegas Syarief.
Pihaknya pun,
sesegera mungkin kepada pengelola membuatkan bios security kandang,
selanjutnya, limbah urin dari kambing harus disediakan tempat agar mudah dibuang/ambil
supaya tidak menyebabkan bau menyengat.
“Disarankan juga
bagi pengelola agar membuat pro biotik pakan amnomia supaya dapat meminimalisasi
bau menyengat tidak sedap dari limbah-limbah kotoran yang ada,” tuturnya.
Hal yang sama juga
disampaikan Kepala Dinas DPRKLH Kabupaten Ciamis, Taufik Gumelar saat dimintai
keterangan kepada medikomonline.com mengatakan, bagi pengelola untuk
sesegera mungkin membuat siklus pengolahan limbah yang baik dan benar.
"Pengelola
disarankan juga untuk menanam tumbuhan bunga-bungaan agar bisa meninimalisir
bau menyengat atas polisi udara limbah," ucapnya.
Ternyata Belum
Mengantongi Izin
Diakui Kadis
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis hasil meninjau ke lokasi, bahwa usaha
pengembangan perah susu kambing ini merupakan binaannya, ini pun belum memiliki
izin.
Namun dahulu juga
sudah diarahkan untuk segera membuat perusahaan seiring berkembangnya usaha
yang sudah lumayan kategori besar.
"Saat ini
baru sebatas kelompok, belum berbentuk berupa (PT) Perseroan Terbatas atau (CV)
Commanditaire Vennootschap," akunya.
Syarif mengucapkan
banyak terima kasih kepada media yang sudah berfungsi sebagai kontrol sosial.
“Ini menjadikan
hikmah bagi kita semua terutama bagi Dinas kami dan khususnya bagi pengelola ke
depan agar bisa lebih baik dalam mengelola usaha terutama pada aspek menangani
masalah polusi udara yang menimbulkan bau menyengat tidak sedap," imbuhnya.
Turut hadir dalam
kesempatan kemarin DPMPTSP Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu dan merekomendasi kepada pengelola untuk segera proses membuat atau
mengurusi izin usahanya.
"Pembuangan
Limbah yang Menumpuk Tetap Menjadi Polemik Warga"
Alih-alih alasan
tumpukan limbah yang menyebabkan bau sangat menyengat tidak sedap sebagaimana
yang diperintahkan Dinas sebelumnya untuk sesegera mungkin mengangkut atau
memindahkan limbah, itu pun kini masih menjadi polemik warga keesokan harinya.
Pasalnya, warga
sekitar juga telah mengkomplen ke pihak pengelola, supaya tumpukan limbah yang
semula menumpuk di depan kandang kambing jangan hanya dipindah/disimpan di
kebelakang rumah pemilik pelaku usaha perah susu kambing tersebut.
"Mereka
pelaku usaha perah susu kambing malah justru hanya memindahkan tumpukan limbah
tersebut ke belakang rumah tepat samping kolamnya. Akhirnya sekarang pun masih
bau, apalagi limbah tersebut disimpan di situ, itu masih berdekatan dengan
rumah warga," terang warga sekitar inisial AS menirukan Dy yang dekat
dengan limbah yang disimpan sementara itu.
AS pun
menyampaikan, sekarang pihak pengelola sudah tidak lagi menggunakan tabung gas
elpiji seberat 3 kg yang bersudi, melainkan sudah menggunakan tabung gas
seberat 5,5 kg yang berwarna pink.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer