Loading

Generasi Anti Bullying, Satu Suara Memerangi Bullying di Sekolah


Penulis: Nanang/Teguh
12 Hari lalu, Dibaca : 325 kali


SMPN 2 Conggeang bersama komunitas GAB (Gerakan Anti Bulliying) melakukan sosialisasi bersama di Kampus SMPN 2 Conggeang.

SUMEDANG, Medikomonline.com - SMPN 2 Conggeang bersama komunitas GAB (Gerakan Anti Bulliying) melakukan sosialisasi bersama di Kampus SMPN 2 Conggeang, Sabtu (31/8/2024). 

Gelaran yang bertajuk GAB (Generasi Anti Bullying) dengan tema : Mari melukis senyum di wajah mereka. Kegiatan yang dimulai siang ini  dipelopori salah satu Duta GAB Sumedang Ai Nur, yang kebetulan siswa alumni Sekolah setempat. 

Siswa  yang hadir meliputi dari kelas VII,VIII dan IX beserta Ibu Bapak Guru SMPN 2 Conggeang.

Pentingnya memahami arti bullying bagi para siswa, mengingat bullying merupakan tindakan agresif yang disengaja, dilakukan berulang-ulang dan dari waktu ke waktu, dan terdapat ketidakseimbangan kekuasaan atau kekuatan.

Dari forum GAB beserta Kesiswaan Alis Sutriayuningsih S.Pd, selaku Wakasek kesiswaan,  memberikan pemaparan yang sangat jelas mengenai bullying.  memberikan batasan sebagai Q & A (Questions and Answers) dari tema sosialisasi kali ini.

Pertanyaan tentang di mana area bullying, bentuknya seperti apa, siapa pelaku dan siapa korban, alasan pelaku dan bagaimana upaya pencegahannya, benar-benar diulas tuntas.

“Tentunya kita harus segera melihat secara cermat, bentuk bullying. Fisik, relasional, verbal, sexsual atau bahkan cyber bullying. Bahkan yang terakhir ini, menjadi sangat berbahaya. Cyber bullying, terjadi karena perkembangan teknologi internet dan social media, cepat tersebar luas,” terang Alis. 

Dalam wawancara sebagai tambahan materi, juga menjelaskan bahwa rujukan "Sumedang Zerro Bulliying" di kabupaten sumedang pasti menggunakan Pergub (Peraturan Gubernur) tentang sistem penyelenggaraan perlindungan anak, tidak hanya konsentrasi pada bullying namun semua jenis kekerasan fisik, psikis dan sexsual.

Subtansi perlindungan pada Pergub tersebut meliputi;  pencegahan, pengelompokan anak beresiko dan penangganan anak korban bullying.

"Kami berharap sekolah- sekolah  disini sudah dapat membentuk tim pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak. Sekolah harus mampu memerangi problem dosa besar, yaitu; Bullying, Kekerasan Seksual dan Radikalisme. Nah sekolah dengan siswanya pasti memiliki influencer yang mampu menjadi agen perubahan untuk menyuarakan pencegahan dan perlindungan anak,” imbuh Alis selaku Wakasek kesiswaan. (Nanang/Teguh)

Tag : No Tag

Berita Terkait