Penulis: Nanang/Teguh
5 Hari lalu, Dibaca : 248 kali
SUMEDANG, Medikomonline.com - SMPN 2 Conggeang bersama komunitas GAB (Gerakan Anti Bulliying) melakukan sosialisasi bersama di Kampus SMPN 2 Conggeang, Sabtu (31/8/2024).
Gelaran yang bertajuk GAB (Generasi Anti Bullying) dengan tema : Mari melukis senyum di wajah mereka. Kegiatan yang dimulai siang ini dipelopori salah satu Duta GAB Sumedang Ai Nur, yang kebetulan siswa alumni Sekolah setempat.
Siswa yang hadir meliputi dari kelas VII,VIII dan IX beserta Ibu Bapak Guru SMPN 2 Conggeang.
Pentingnya memahami arti bullying bagi para siswa, mengingat bullying merupakan tindakan agresif yang disengaja, dilakukan berulang-ulang dan dari waktu ke waktu, dan terdapat ketidakseimbangan kekuasaan atau kekuatan.
Dari forum GAB beserta Kesiswaan Alis Sutriayuningsih S.Pd, selaku Wakasek kesiswaan, memberikan pemaparan yang sangat jelas mengenai bullying. memberikan batasan sebagai Q & A (Questions and Answers) dari tema sosialisasi kali ini.
Pertanyaan tentang di mana area bullying, bentuknya seperti apa, siapa pelaku dan siapa korban, alasan pelaku dan bagaimana upaya pencegahannya, benar-benar diulas tuntas.
“Tentunya kita harus segera melihat secara cermat, bentuk bullying. Fisik, relasional, verbal, sexsual atau bahkan cyber bullying. Bahkan yang terakhir ini, menjadi sangat berbahaya. Cyber bullying, terjadi karena perkembangan teknologi internet dan social media, cepat tersebar luas,” terang Alis.
Dalam wawancara sebagai tambahan materi, juga menjelaskan bahwa rujukan "Sumedang Zerro Bulliying" di kabupaten sumedang pasti menggunakan Pergub (Peraturan Gubernur) tentang sistem penyelenggaraan perlindungan anak, tidak hanya konsentrasi pada bullying namun semua jenis kekerasan fisik, psikis dan sexsual.
Subtansi perlindungan pada Pergub tersebut meliputi; pencegahan, pengelompokan anak beresiko dan penangganan anak korban bullying.
"Kami berharap sekolah- sekolah disini sudah dapat membentuk tim pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak. Sekolah harus mampu memerangi problem dosa besar, yaitu; Bullying, Kekerasan Seksual dan Radikalisme. Nah sekolah dengan siswanya pasti memiliki influencer yang mampu menjadi agen perubahan untuk menyuarakan pencegahan dan perlindungan anak,” imbuh Alis selaku Wakasek kesiswaan. (Nanang/Teguh)
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer