Penulis: IthinK
3 Tahun lalu, Dibaca : 938 kali
BANDUNG, Medikomonline.com - Tanggal 2 Mei 2021 yang diperingati sebagai Hari Pendidikan
Nasional merupakan sebuah momentum untuk memperkuat komitmen seluruh insan
pendidikan akan penting dan strategisnya pendidikan bagi peradaban dan daya
saing bangsa.
Di tahun 2021 ini, semua
masyarakat masih berada di tengah krisis pandemi COVID-19. Dampaknya kepada
bidang pendidikan adalah tidak bisa dilakukan pembelajaran secara tatap muka,
tetapi biaya pendidikan yang masuk tetap harus dipenuhi oleh seluruh
masyarakat.
Terkait biaya ini, Dewan
Pimpinan Wilayah Partai Serikat Indonesia (DPW PSI) Jawa Barat mendapat ratusan
aduan dari orang tua terkait penahanan ijazah siswa oleh sekolah karena
menunggak biaya pendidikan.
"Jumlah tunggakan
siswa bervariasi, ada yang Rp 350ribu hingga Rp 6 juta. Di antaranya ada yang
SMP, MTs, MA, SMK, SMA, negeri maupun swasta," tutur Ketua DPW PSI Jawa
Barat Furqan AMC.
Menanggapi hal
tersebut, Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum sangat
menyayangkan di masa pandemi ini masih banyak lembaga pendidikan yang tetap
melakukan penahanan ijazah karena akan menghambat pendidikan anak. Wagub
meminta Dinas Pendidikan Jawa Barat melakukan tindakan tegas kepada mereka.
"Ini harus
menjadi evaluasi, kalau perlu dipanggil ketua yayasan atau kepala sekolahnya.
Niat anda membuat lembaga pendidikan itu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
atau memang niatnya mencari keuntungan? Kalau memang mereka niatnya mencari
keuntungan, kita evaluasi izinnya kalau perlu ditutup karena sangat memberatkan
masyarakat, sehingga ada kecemburuan," tegas Uu pada saat acara Hari Pendidikan
Nasional Tingkat Provinsi Jawa Barat secara virtual, Minggu (02/05/2021).
Selain penahanan
ijazah, biaya pendaftaran siswa baru saat ini masih tergolong sangat mahal
hingga mencapai 10-15 juta untuk bisa masuk ke sekolah, diperlukannya evaluasi
yang disesuaikan dengan fasilitas yang didapat ketika anak masuk sekolah.
"Saya berharap
kepada Dinas Pendidikan, untuk mengevaluasi lembaga atau sekolah yang
memberikan biaya pendaftaran yang sangat fantastis. Kami sering dikeluhkan oleh
masyarakat, di satu sisi masyarakat ingin memiliki anak cerdas yang hebat,
pendidikan yang normal, fasilitas yang bagus tapi di sisi lain terkendala oleh
biaya yang mahal," tambah Uu.
Untuk melancarkan
proses evaluasi tersebut, Uu meminta bantuan kepada seluruh lapisan masyarakat
agar melapor kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengenai biaya pendidikan
yang masih mahal dan memberatkan karena pendidikan ini adalah hak seluruh
masyarakat.
"Pemprov Jawa
Barat akan mengevaluasi dan saya minta informasi kepada masyarakat yang merasa
keberatan atau sekolahnya dekat tapi biayanya mahal harus lapor kepada kami.
Insyaallah kami akan panggil, akan kami undang sekolahnya dan langsung kami
tanya maksudnya," tutup Uu.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer