Loading

SDN 244 Guruminda Kota Bandung Selenggarakan PMO Keempat, Sunda Harus Jadi Bajunya SDN 244 Guruminda


Penulis: Sandi LJ/Editor: Mbayak Ginting
2 Tahun lalu, Dibaca : 994 kali


Peserta Bimbingan Teknis Program Manajemen Office (PMO) keempat. (Foto: Istimewa)

BANDUNG, Medikomonline.com - SDN 244 Guruminda mengadakan Bimbingan Teknis Program Manajemen Office (PMO) keempat Program Sekolah Penggerak, Rabu (12/1/2022).

Kegiatan ini dihadiri oleh pelatih ahli sekolah penggerak Dr. Asep Wawan Jatnika, M.Hum, Pengawas Bina, Suhanda Effendi, M.M.Pd, Komite Sekolah, orang tua siswa, siswa-siswi SDN 244 Guruminda, dan tamu undangan lainnya.

Kegiatan dibuka langsung secara resmi oleh Kepala Sekolah SDN 244 Guruminda Kota Bandung, Nunung Nurlaila, S.Pd., MM.Pd. dilanjutkan dengan penampilan jaipongan, membaca puisi, membaca carita pondok, hafalan Al-Quran dan ngawih lagu sunda dari siswa.

Menurut Nunung, sekolah penggerak SDN 244 Guruminda Kota Bandung anu ngamumule budaya sunda tidak harus segala sesuatunya sunda. “SDN 244 Guruminda tetap sekolah umum, tetapi sunda harus jadi bajunya Guruminda,” katanya. 


Pengawas bina, Kepala Sekolah, Pelatih Ahli, Ketua Komite, dan Koordinator Kelas. (Foto: Istimewa)

Aktivitas di sekolah penggerak, lanjut Nunung, menggunakan kurikulum prototipe 2022. Kurikulum ini merupakan penyempurna kurikulum 2013. Kelas 1 dan kelas 4 sudah menggunakan kurikulum prototipe 2022, sedangkan kelas 2, 3, 5, dan 6 masih menggunakan kurikulum 2013.

Ciri utama kurikulum prototipe 2022, belajar berbasis project, belajar mengambil esensi-esensinya saja, guru memberi keleluasaan kepada seluruh murid untuk berkembang,” terangnya.

“Dikurikulum ini, anak diberikan kesempatan seluas-luasnya berdasarkan kemampuannya, daftar minatnya, dan guru harus betul-betul menghargai perbedaan yang ada dalam pribadi murid,” tandas Nunung.

Sementara itu, pelatih ahli sekolah penggerak Dr. Asep Wawan Jatnika, M.Hum mengatakan, ketika datang ke sekolah ini, satu kata reeus.

“Sekolah penggerak itu hasil perjuangan, oleh karena itu, orang tua siswa harus bangga dan bersyukur kita ada di sekolah penggerak,” kata Asep. 

Pengawas Bina, Pelatih Ahli, Kepala Sekolah, dan Guru-guru SDN 244 Guruminda. (Foto: Istimewa)

Dari sekian banyak sekolah yang ada di Kota Bandung, lanjut Asep, hanya ada 14 Sekolah Dasar yang lulus sekolah penggerak. Kelulusan itu ditentukan oleh tes di kepala sekolah.

“Tesnya hampir enam lembar esay, harus berbicara tentang cita-cita anda itu apa, motivasi anda seperti apa, anda sebagai kepala sekolah mau membawa sekolah kemana, bagaimana siswanya, bagaimana guru-gurunya, kesejahteraannya bagaimana. Itu harus ada di kepala sekolah. Ini dukungan dari pengawas,  perjuangan dari kepala sekolah dan guru-guru, jadilah sekolah penggerak” terang Asep.

Pertama saya datang kesini, kata Asep, mengevaluasi dan analsisi lingkungan. Kalau dilihat dari sejarahnya, Guruminda ini utusan dari khayangan di tatar sunda. Diutuslah Guruminda ini ke SDN 244 menyerupai lutung kasarung. “Bagaimana lutung kasarung berjuang untuk orang sunda, jadilah guruminda itu cikal bakal dari orang sunda,” katanya.

Kedua analisis lingkungan, ada inohong dibojongrangkong, ini sunda pisan. Oleh sebab itu, kita ciptakan sekolah ini menjadi sekolah penggerak anu ngamumule budaya sunda.

Dari enam sekolah yang saya dampingi, semua punya karakter. Belum ada sekolah lain yang karakternya sangat indah seperti di SDN 244 Guruminda.

“Ini terbukti. Saya terkesan dengan penampilan tadi, anak kecil berpidato bahasa sunda. ini sudah mulai kelihatan,” kata Asep.

Siswa-siswi SDN 244 Guruminda sedang mempraktikan kurikulum prototipe 2022, belajar berbasis project. (Foto: Istimewa)

Terakhir, Asep mengatakan, dari enam sekolah bimbingan, baru sekolah ini yang motekar, memperkenalkan dan mempertontonkan. “Saya garis bawahi semuanya adalah semangat. Karena kata ki hajar dewantara, yang penting mengajar anak itu semangat dan bergembira,” tandasnya.   

Pengawas Bina, Suhanda Effendi, M.M.Pd, mengatakan SDN 244 Guruminda merupakan sekolah penggerak di Kota Bandung yang terpilih bersama 14 sekolah lain. “Sekolah penggerak ini tidak serta merta ditunjuk. Tapi dari jerih payah kepala sekolah dengan mengikuti tes,” kata Suhanda.

SDN ini sudah beda, khususnya di Arcamanik karena sudah menggunakan kurikulum protipe 2022. “Bedanya banyak, prinsipnya meraih visi pendidikan di Indonesia melalui profil pelajar pancasila,” katanya.

Pembelajarannya, lanjut Suhanda, berupa project. Dimana membelajarkan siswa itu tidak bersifat informasi, guru yang baik dalam pembelajarannya adalah menggali potensi yang ada pada diri anak.

“Seperti bu Cica contohkan tadi, dia tidak memberikan informasi tapi sebagai fasilitator. Anak yang belajar, anak yang melakukan. Jadi di sini, Bu Cica memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan,” Suhanda mencontohkan.

Masih menurut Suhanda, ini beda dengan cara mengajar seperti ceramah atau memberikan informasi. Sekarang diinformasikan, mungkin besok atau lusa, anak-anak akan lupa lagi. Tetapi kalau melakukan akan terus diingat, bahkan ingatannnya sampai 70 atau 80 persen lebih.

“Pembelajarannya langsung kepada hal-hal yang nyata, tidak berdasarkan informasi. Harus melibatkan siswa dari aspek fisik, psikis, dan emosionalnya. Sehingga siswa dapat menemukan kemaunnya sendiri, guru hanya mendampingi dan memotivasi, serta arahan,” tandasnya.

Sementara Ketua Komite SDN 244 Guruminda, Esti mengatakan, sangat bersyukur menjadi bagian dari periode ini sebagai sekolah penggerak. “Saya sangat bangga, bahagia, dan mengucapkan terima kasih kepada ibu kepala, guru-guru, dan tim karena tidak semua sekolah seperti ini,” katanya. 

Tag : No Tag

Berita Terkait