Penulis: Dadan Supardan
4 Tahun lalu, Dibaca : 1818 kali
BADUNG, Medikomonline – Koordinator MKPS SMA
Jawa Barat Juli Wahyu Pari Dunda berharap agar Gubernur menijau ulang atau
menunda pemberlakuan prereview dan e- TRK sebagai syarat rotasi dan promosi kepala
sekolah. Sebab, sistem prereview dan e-TRK yang digunakan untuk meningkatkan
kedisiplinan dan kinerja pegawai di lingkungan Pemda Provinsi Jawa Barat
memakan korban para ASN. Khususnya di lingkungan Dinas Pendidikan, jelas Juli,
korban pertama adalah pada saat pengangkatan dan rotasi kepala sekolah.
Hal itu, ungkap Juli membuat keprihatinan terhadap
pendidikan di Jawa Barat. Faktanya, dari 131 calon kepala sekolah yang
mengikuti maping KS (Kepala Sekolah), yang dinyatakan memenuhi syarat baru 31
calon KS yang bisa dipromosikan menjadi kepala sekolah. Sisanya tertunda karena
pengisian pre review dan e-TRK masih belum sempurna, dan harus memperbaiki pre
review dan e-TRK.
“Hal ini mengakibatkan kepada kepala sekolah definitif yang
sudah lama menjadi kepala sekolah tidak bisa rotasi. Kebijakan Gubernur ini
tujuannya sangat baik, yaitu untuk meningkatkan kinerja dan kualitas ASN di
lingkungan Pemprov Jabar. Saya selaku pengawas sangat mendukung program Pak
Gubernur ini. Namun, momennya kurang tepat. Khususnya di lingkungan Dinas
Pendidikan yang akan menghadapi hajat besar pelaksanaan Ujian Sekolah dan Ujian
Nasional,” tuturnya kepada Medikom, baru-baru ini.
Dikatakan, tercatat
hampir 100 sekolah belum memiliki kepala sekolah yang mayoritas termasuk
sekolah klaster 1. Di sisi lain banyak kepala sekolah yang sudah lama mengabdi
di daerah pelosok belum dirotasi.
Dari hasil laporan BKD, jelasnya lagi, ternyata 835 kepala
sekolah negeri di Jawa Barat, banyak kesalahan dalam pengisian pre review dan
e-TRK. Yang sudah mengisi sempurna hanya
35% saja. Yang lainnya harus memperbaiki. Akibatnya kekosongan kepala sekolah,
diisi oleh yang promosi mengisi sekolah klaster 1. Yang seharusnya KS promosi
menggeser kepala sekolah yang sudah lama. Hal ini terjadi karena kepala sekolah
definitif harus memperbaiki pre review dan e- TRK.
“Kondisi seperti ini sebenarnya tidak harus terjadi apabila
penerapan penilaian dan promosi kepala sekolah memakai pre review dan e- TRK
tidak diberlakukan dulu di lingkungan Disdik. Masih ada yang bisa menjadi bahan
untuk rotasi KS dengan mengacu nilai PKKS. Keluhan ini dirasakan oleh kepala
sekolah dan calon kepala sekola, yang
disampaikan kepada pengawas,” imbuhnya seraya menegaskan agar JABAR
JUARA LAHIR BATIN MELALUI KOLABORASI DAN INOVASI jangan hanya menjadi visi
indah diucapkan, tetapi implementasinya banyak warga yang batinnya tersakiti.
***
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer