Penulis: Deni/Editor: Dadan Supardan
3 Tahun lalu, Dibaca : 1130 kali
KAYU AGUNG, medikomonline
–
Dewan Pimpinan Pusat Gema Perjuangan Maharani Nusantara (DPP GPMN) bersama
perwakilan beberapa staf Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Agama,
Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan dan Kementerian Pertanian melakukan
kunjungan kerja ke sekretariat DPD GPMN Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi
Sumsel, Senin 29 Maret 2021.
Agenda kunjungan
kerja DPP GPMN yang didampingi Ketua DPW Sumsel Yani Paslah dalam rangka
mensosialisasi beberapa program Pemerintah Pusat tentang program LPDB, dan
Bantuan Sosial Tunai (BST) bagi pelaku UMKM dan juga progam tentang Ruang Kelas
Baru (RKB). Rencananya ada sekitar 50 pondok pesantren yang akan menjadi
target.
"Tujuan
kunjungannya ini selain mensosialisasikan beberapa program kerja kepada DPD
Kabupaten OKI, juga fokus untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang
mengalami kesulitan ekonomi akibat dari pandemi Covid-19, dan diharapkan bisa
jadi motor penggerak perekonomian rakyat agar segera bangkit dari
keterpurukan," ujar Daddy.
Selain itu, Daddy
mengaku ada beberapa lembaga yang menjadi sasarannya, di antaranya yakni
koperasi-koperasi yang menjadi binaan pondok pesantren itu sendiri.
Program-program tersebut saat ini pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan
beberapa Kementerian.
Dengan adanya
program ini diharapkan dapat memberikan stimulus bagi seluruh pelaku UMKM
terutama yang menjadi binaan pondok pesantren dan sekitarnya yang ada di seluruh
Sumatera Selatan.
"Ya seperti
tadi saya ceritakan agar para pelaku UMKM terutama yang menjadi binaan
pesantren terutama secara luas se-Sumsel agar bisa menggerakkan roda
perekonomian sehingga bisa bangkit dari keterpurukan," tandasnya.
Di kesempatan yang
sama, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten OKI, Jailani S.Pd, menyampaikan
rasa terimakasih kepada seluruh pimpinan Ponpes, para Kiai, dan Ulama
se-Kabupaten OKI yang telah turut serta membantu mensukseskan sosialisasi
program ini.
"Alhamdulillah
dari pagi tadi sampai sore ini berjalan lancar. Kegiatan ini menindaklanjuti
kegiatan sebelumnya yaitu program yang disampaikan oleh Pak Ketum dan
alhamdulillah dapat persetujuan dan support dari seluruh pihak sehingga
kegiatan sukses," ujarnya.
Jailani berharap
apa yang telah dilakukan pihaknya dapat segera terealisasi.
"Semoga semua
yang kami perjuangkan, semua yang kami harapkan dengan kerja sama yang baik
dengan seluruh Ponpes dan Kiai itu bisa terlaksana dan terealisasi,"
harapnya.
Terkait pendataan
yang dilakukan, anggota dan pengurus GPMN OKI Jailani mengaku saat ini sedang
dalam proses.
"Kemarin
sudah ada 5-10 bahkan lebih proposal yang sudah kami usahakan. InsyaAllah 50
proposal yang disampaikan oleh pak Ketum tadi akan segera kami selesaikan agar
segera sampai ke Pemerintah Pusat," akunya.
Ia juga
menjelaskan bahwa program tersebut bukan saja diperuntukkan bagi kalangan
masyarakat Ponpes, namun juga berlaku untuk masyarakat umum.
"Kemarin kita
sudah program pendataan untuk UMKM sebanyak 3600 e-KTP dengan sesuai mekanisme
yaitu UMKM dan berkerjasama dengan koperasi mandiri. Selanjutnya untuk Ponpes
yaitu pembangunan RKB (Ruang Kelas Baru), dan kedepan kita juga akan membuat program
untuk Gapoktan dan KUBE (Kelompok Usah Bersama)," jelasnya.
Saat ini GPMN di
Provinsi Sumsel sudah terbentuk di 18 Kabupaten/Kota, dan baru 10
Kabupaten/Kota yang sudah resmi dilantik. Hal ini disampaikan langsung oleh
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) GPMN, Yani Paslah.
Menurutnya hingga
saat ini GPMN Sumsel sudah merealisasikan beberapa program di antaranya yakni
program Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM).
Pada periode awal,
pada saat diberlakukannya Permenkop Nomor 6 Tahun 2020, bantuan BPUM yang
diberikan pemerintah sebesar 2,4 juta per pemohon, dan GPMN Sumsel sudah
mengajukan sebanyak 5.700 pemohon dengan angka realisasi sebanyak 5.300.
Karena adanya
perubahan aturan, saat ini pemerintah hanya memberikan sebesar 1,2 juta per
pemohon untuk BPUM dan 1,2 jutanya lagi adalah pinjaman tanpa bunga.
"Saat ini
terjadi perubahan lagi karena ada mafia-mafia di Kemenkop maka Permenkop tadi
diubah lagi menjadi Permenkop nomor 2 tahun 2021. Yang tadinya pemohon menerima
total 2,4 juta menjadi 1,2 juta untuk BPUM dan 1,2 juta adalah pinjaman tanpa
bunga," terangn Yani.
Selain program
BPUM, Yani mengaku ada program lain yang akan siap dikucurkan bagi masyarakat,
yakni BST (Bantuan Sosial Tunai).
Menurutnya di
daerah-daerah lain program BST sudah banyak terealisasi, sementara untuk di
Sumatera Selatan belum terealisasi. Hal ini dimungkinkan karena informasi untuk
program tersebut belum tersampaikan secara maksimal. Atas dasar itulah pihaknya
memiliki inisiatif untuk menjemput program-program yang ada untuk segera direalisasikan
ke masyarakat yang ada di bawah.
"Makanya kami
akan berjuang dan secepat mungkin secara maraton kami akan menyelesaikan BST di
Sumsel untuk segera direalisasikan," pungkasnya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer