Penulis: Syah Ma’mur/Editor: Dadan Supardan
4 Bulan lalu, Dibaca : 311 kali
Youtube : CM Channel
BANDUNG, medikomonline.com – Para santri Pondok Pesantren Al-Istiqomah Cijerah Wanasari Bandung turut memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-75 Kemerdekaan RI. Upacara pun digelar penuh hikmat dan khusyu dengan inspektur upacara KH Cecep Muhtadin, Ketua Pondok Pesantren Al Istiqomah Wanasari Cijerah Bandung.
KH Cecep Muhtadin kepada Medikom menyampaikan spirit
perjuangan para pahlawan dan pejuang tempo dulu yang membela negara dengan
mengorbankan pikiran, tenaga dan nyawa demi kemerdekaan Indonesia dari segala
bentuk penjajahan negara asing harus terus dipertahankan dan diperjuangkan.
Bedanya, jelas KH Cecep Muhtadin perjuangan saat ini adalah
memerangi hawa nafsu dan memerangi rasa malas. Terkhusus spirit kemerdekaan ini
untuk para santri Pesantren Al Istiqomah agar selalu giat belajar dan berakhlak
mulia yang baik. Karena jika rasa malas dan hawa nafsu tidak bisa diperangi
para santri, tujuan santri mencari ilmu di pesantren akan terhambat.
Apalagi dengan kondisi kemajauan teknologi, berbagai macam
konten media sosial bisa mempengaruhi para santri baik itu disadari ataupun
tidak. Sebab, kalau salah menyikapinya, 'magnet' kuat dari media sosial beserta
jutaan konten online bisa menghambat tugas utama santri untuk mencari ilmu di
pesantren.
“Oleh karena itu di puncak kemerdekaan Indonesia ke-75 tahun
spirit santri di Pondok Pesantren Al Istiqomah yang harus dikobarkan yaitu
mencari ilmu dan spirit menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya.
Untuk generasi zaman now yang ingin menempuh pendidikan di pesantren
khususnya di Pesantren Al Istiqomah Wanasari, KH Cecep menyampaikan bahwa
sistem kurikulum pendidikan pesantren sudah teruji keunggulannya dari zaman
dahulu sebelum datangnya penjajah asing ke Indonesia.
Dikatakan, sistem kurikulum pesantren yaitu mencerdaskan
spiritual rohani dan jiwa santri yang beradab dan berakhlak mulia.
Menurut KH Cecep, masih banyak pesantren yang tidak
mendapatkan subsidi dari pemerintah. Oleh karenanya, para santri dididik untuk
tidak bergantung dengan pemerintah dan orang lain.
“Pembuktiannya adalah pesantren-pesantren yang mandiri para
alumninya berhasil hidup mandiri sukses berjaya dan tersebar di seluruh pelosok
negeri,” imbuh KH Cecep.
Closing statment dari KH Cecep: “Jika semua orang
menyadari kapasitas dan kewajibannya masing-masing yaitu para santri dan pelajar fokus dengan
pelajarannya, para pengusaha fokus dengan usahanya, karyawan kantor fokus
dengan pekerjaan di kantor. Insya ALLAH jika semua komponen bangsa Indonesia
bisa bersinergi maka Negara Indonesia akan lebih maju ke depannya”.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
RIDWAN KAMIL, ADE LONDOK, DAN PENCITRAAN
LESSON STUDY DAN PEMBELAJARAN ABAB 21
Berita Populer
Mika Andrian Artis & Executive Producer
Agus Mulyawan: Tak Sudi Pengawas Sekolah Dipandang Sebelah Mata
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
Yuki SENANDIKA
Realisasi ADD 2019 di Desa Ciwalat Diduga Tidak Sesuai Papan Proyek
Parfi Jabar Bicara Industri Film Indonesia & Industri Ftv Indonesia di Era Digital
#Stay Percaya
Kawah Candradimuka Staf Promotor Industri Musik
Aida Naura Hakim Pendekar Pencak Silat Remaja