Penulis: IthinK/Editor: Mbayak Ginting
4 Tahun lalu, Dibaca : 876 kali
BANDUNG, Medikomonline.com - Kebutuhan
ventilator untuk 105 rumah sakit (RS) rujukan COVID-19 di Provinsi Jawa Barat (Jabar)
akan terpenuhi setelah Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar membeli
ventilator produksi PT Dirgantara Indonesia dan PT Pindad.
"Insyaallah
kebutuhan ventilator untuk Jawa Barat aman terkendali," kata Gubernur Jabar
Ridwan Kamil usai meninjau prototipe ventilator di hanggar PT Dirgantara
Indonesia, Kota Bandung, Jumat (24/4/20).
Adapun ventilator
produksi PT Dirgantara Indonesia dan PT Pindad telah dikonfirmasi lulus uji
produk dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan
RI.
Ventilator portabel
yang diberi nama Vent-I (Ventilator Indonesia) itu merupakan kerja sama PT Dirgantara
Indonesia dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan setelah lulus uji produk
dan klinis mampu diproduksi sebanyak 500 unit per minggu. Ventilator jenis ini
ditujukan bagi pasien yang sakit, tetapi masih mampu bernapas sendiri.
Sementara ventilator
produksi PT Pindad yang mampu diproduksi sebanyak 40 unit per hari akan digunakan
bagi pasien yang kesulitan bernapas.
"Kalau lancar
segala rupanya, ini (Vent-I) bisa diproduksi minimum 500 unit per minggu atau
sekitar 2.000 per bulan, perizinan juga sudah diproses dan lancar, termasuk
tadi (produk) di PT Pindad yang fokus pada ventilator untuk yang susah
bernapas. Inilah kebersamaan BUMN," ujar Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil.
Kang Emil pun
menuturkan, ke-105 rumah sakit rujukan COVID-19 di Jabar ini akan mendapatkan
minimal satu ventilator tambahan. Khusus untuk rumah sakit yang menangani
pasien yang susah bernapas secara spontan atau gagal nafas, Kang Emil berujar
rumah sakit tersebut mendapatkan empat sampai lima unit ventilator.
"Kalau kita
pilah lagi ada sekitar 50 rumah sakit yang membutuhkan ventilator khusus untuk
pasien yang susah bernapas secara spontan atau sudah mengalami gagal napas. Per
rumah sakit (itu) rata-rata dapat empat sampai lima unit, jadi (total) sekitar
250-an unit (untuk rumah sakit khusus tersebut)," tutur Kang Emil.
Kang Emil berharap,
tak hanya untuk Jabar, kebutuhan ventilator di seluruh Indonesia pun bisa
terpenuhi oleh produk buatan lokal yang sudah teruji kelaikan klinis dan
standar keamanan juga keselamatan.
"Inilah kekuatan
di Indonesia, di Jabar, khususnya industri-industrinya luar biasa, dengan
kebersamaan kita akan menang melawan COVID-19," ujar Kang Emil.
Sementara itu,
Direktur Operasional PT Dirgantara Indonesia M Ridlo Akbar menjelaskan, PT Dirgantara
Indonesia ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan untuk industrialisasi alat
kesehatan khususnya ventilator.
Saat ini, kata Ridlo,
pihaknya tengah fokus menyiapkan fasilitas lini produksinya kemudian melakukan
reverse engineering untuk komponen yang tidak tersedia di dalam negeri. Dengan
begitu, diharapkan ketika izin produksi ventilator ini terbit untuk proses
industrialnya, maka PT DI akan langsung mengejar target produksi 500 unit per
minggu.
"Kalau dari
schedule awal itu targetnya di minggu pertama Mei, karena sekarang kita masuk
uji klinis setalah itu kita mulai produksinya," terang Ridlo.
Pihaknya pun
menargetkan ventilator produksi PT DI ini akan difokuskan untuk pemenuhan
kebutuhan di wilayah Bandung pada tahap awal. Berikutnya ditujukan untuk
pemenuhan kebutuhan Jabar, Indonesia, bahkan luar negeri atau ekspor.
sedangkan Direktur
Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan, pihaknya sanggup memproduksi
ventilator sebanyak 40 unit per hari. Prototipe ventilator untuk pasien yang
sudah sulit bernapas ini telah sukses diuji coba di RSU Pindad dan kini tinggal
menunggu sertifikat dari BPFK.
Abraham pun
mengatakan, Gubernur Jabar sangat mendukung upaya dari PT Pindad dalam
menanggulangi COVID-19 khususnya di Jabar.
"Tadi saat
kunjungan, begitu melihat secara detail operasional ventilator produksi kami dan
sudah dijelaskan oleh dokter, beliau (gubernur) begitu yakin dan memutuskan
akan membeli ventilator produksi PT Pindad," ujar Abraham.
Saat ini, PT Pindad
juga sedang menyiapkan lebih banyak material ventilator untuk mengantisipasi
pembelian dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia sebanyak 1.000
unit.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer