Penulis: IthinK
1 Tahun lalu, Dibaca : 360 kali
Jakarta, Medikomonline.com - Pemerintah terus berupaya memperkuat dan mengembangkan sektor pertanian.
Salah satu upayanya adalah dengan transformasi digital di sektor pertanian. Dengan
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, petani kini didorong agar dapat
mengakses berbagai layanan secara online.
Hal ini
diungkapkan oleh Direktur Pembiayaan Pertanian di Direktorat Jenderal Prasarana
dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian, Indah Megahwati. “Digitalisasi
pertanian yang dirintis oleh Direktorat Pembiayaan Pertanian dan sudah mulai
diterapkan meliputi pembiayaan online, sistem informasi pertanian, asuransi
pertanian, dan analitik data pertanian,” papar Indah.
Indah memberi contoh
digitalisasi pembiayaan online yang telah digunakan pada program Kredit Usaha
Rakyat (KUR) untuk pertanian. Platform ini memanfaatkan teknologi digital untuk
menghubungkan petani dengan perbankan selaku pemberi pinjaman. Berkat sistem
yang sudah terdigitalisasi, petani dapat mengajukan pinjaman secara online
dengan mudah dan cepat.
“Prosedur yang
sederhana dan cepat berkat digitalisasi memungkinkan petani untuk mendapatkan
akses ke dana yang dibutuhkan dalam waktu singkat, yang dapat digunakan untuk
membeli benih, pupuk, alat mesin pertanian, dan pembiayaan investasi pertanian
lainnya,” lanjut Indah.
Selain itu,
digitalisasi juga telah mempermudah proses verifikasi dan evaluasi kredit, yang
mempercepat pencairan dana kepada petani yang membutuhkan pembiayaan. Dengan
adanya data dan informasi yang tercatat secara digital, lembaga keuangan dapat
melakukan analisis risiko dan penilaian kredit dengan lebih efisien. “Saya
meyakini digitalisasi dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko, dan petani
memperoleh akses yang lebih luas terhadap pembiayaan yang mereka butuhkan,”
tukas Indah.
Lewat KUR pula
petani didorong untuk memodernisasi budi daya dan pengelolaan lahannya dengan
pembelian alat dan mesin pertanian (alsintan) dengan skema kredit. “KUR
memungkinkan petani membeli alsintan termasuk yang berbasis digital seperti drone,” kata Indah.
Teknologi
digital seperti sensor, drone, dan
satelit memungkinkan petani untuk memantau kondisi tanaman secara real-time. Mereka dapat mendapatkan
informasi tentang tingkat kelembaban tanah, kebutuhan air, tingkat nutrisi, dan
serangga atau penyakit yang mungkin menyerang tanaman. Dengan informasi ini,
petani dapat mengambil tindakan yang tepat waktu untuk mencegah kerugian dan
meningkatkan hasil panen.
Asuransi Pertanian Berbasis Digital
Indah juga mengatakan
bahwa pemerintah menyadari jika sektor pertanian merupakan sektor yang rentan
terhadap risiko-risiko alam, seperti bencana cuaca ekstrem, kekeringan, dan
banjir. Untuk mengurangi risiko tersebut, digitalisasi pertanian telah
memainkan peran penting dalam melindungi petani melalui asuransi pertanian.
Indah memberi
contoh program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan program Asuransi Usaha
Ternak Sapi/Kerbau (AUTSK) yang telah bergulir. Untuk melengkapi program ini, pemerintah
bekerjasama dengan Asuransi Jasindo telah mengeluarkan aplikasi Protan
(Proteksi Pertanian). Aplikasi ini merupakan penyempurnaan dari aplikasi SIAP
(Sistem Asuransi Pertanian) yang sudah ada sejak 2019.
“Hadirnya aplikasi
tentu diharapkan memudahkan para petani dan peternak. Proses pendaftaran hingga
klaim bisa melalui aplikasi. Di aplikasi terdapat fitur pendaftaran peserta,
e-polis, pelunasan premi, dan pelaporan,” jelas Indah.
Dengan
digitalisasi pertanian, masih menurut Indah, asuransi pertanian kini menjadi
lebih mudah diakses oleh para petani. Mereka dapat mendaftar melalui platform
digital yang menyediakan informasi tentang produk asuransi yang tersedia, premi
yang harus dibayarkan, dan manfaat yang akan diterima jika terjadi kerugian.
Digitalisasi dalam Analitik Data Pertanian
Indah
menjelaskan pula soal digitalisasi dalam analitik data pertanian. Dengan
digitalisasi pada sektor ini maka diharapkan akses petani pada informasi
menjadi lebih mudah. Digitalisasi memungkinkan petani untuk dengan mudah
mengakses informasi terkini tentang prakiraan cuaca, teknik pertanian terbaru,
harga komoditas, dan praktik terbaik dalam pertanian. Informasi ini membantu
petani dalam membuat keputusan yang lebih baik dan meningkatkan produktivitas
mereka
Melalui
platform digital, petani juga dapat terhubung dengan petani lain, peneliti, dan
pakar pertanian. Mereka dapat berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik
terbaik, serta memperluas jaringan mereka. Kolaborasi seperti ini dapat
mempercepat inovasi dalam pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani
secara keseluruhan.
Menariknya,
digitalisasi pertanian juga mulai digunakan untuk merespons tantangan perubahan
iklim, seperti fenomena cuaca El Nino. “Direktorat Pembiayaan Pertanian sudah
mempunyai program digitalisasi untuk memantau cuaca, iklim, dan kesuburan
lahan. Itu kita sudah ada pakai aplikasi digital yang bisa diakses petani,”
tutur Indah.
Melalui
aplikasi petani akan dapat dimudahkan dalam perencanaan penanaman, penggunaan
pupuk, dan irigasi yang lebih efisien. Pemetaan juga dapat membantu petani
dalam mengelola lahan mereka dengan lebih baik dan meningkatkan penggunaan
sumber daya secara optimal. Melalui teknologi digital seperti pemetaan satelit
dan GPS pula, petani dapat memetakan lahan mereka dengan lebih akurat.
Digitalisasi Transaksi dan Tata Kelola Pertanian
Selain
menyediakan aplikasi dan platform digital, Indah mendorong petani agar lebih
melek digital. Pihaknya pun bertekad akan terus menyosialisasikan pentingnya
digitalisasi bagi petani. Misalnya dalam hal transaksi elektronik, menurut
Indah, digitalisasi memungkinkan petani untuk melakukan transaksi secara
elektronik, baik dalam pembelian input pertanian seperti benih, pupuk, dan pestisida,
maupun dalam penjualan hasil panen. “Ini mengurangi ketergantungan pada
transaksi tunai dan memudahkan petani dalam melacak dan mencatat transaksi
mereka,” ujar Indah.
Indah juga
mengatakan bahwa petani harus menyadari bahwa digitalisasi dapat meningkatkan efisiensi
dan produktivitas mereka. “Automatisasi, penggunaan alat-alat presisi, dan
analisis data membantu mengurangi kerugian dan meningkatkan produktivitas,”
tukas Indah. Indah memberi contoh sistem irigasi otomatis yang dapat mengatur
suplai air secara cerdas berdasarkan kebutuhan tanaman, menghemat air dan
energi.
Selain itu,
digitalisasi juga bisa dimanfaatkan untuk manajemen inventaris yang memudahkan
petani dalam mengelola inventaris mereka, seperti stok benih, pupuk, dan alat
pertanian. “Dengan menggunakan perangkat lunak atau aplikasi yang sesuai,
mereka dapat melacak persediaan, memperkirakan kebutuhan masa depan, dan
menghindari kekurangan atau kelebihan stok,” sambung Indah.
Terakhir dan
tak kalah penting, Indah mengingatkan pentingnya petani mendigitalisasi dirinya
untuk membantu pemasaran dan distribusi hasil panennya. “Platform digital
memungkinkan petani untuk mencapai pasar yang lebih luas dan menjual produk
mereka secara online. Ini membantu mengurangi ketergantungan terhadap tengkulak
lokal,” kata Indah.
Indah
menyimpulkan bahwa digitalisasi telah meningkatkan efisiensi dalam mendukung
pertumbuhan dan keberlanjutan sektor ini. Indah juga mendorong generasi muda
tak sungkan ikut menekuni sektor pertanian. Mengingat dengan digitalisasi,
usaha tani akan semakin maju, mandiri, dan modern.
“Digitalisasi
pertanian membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah bagi sektor
pertanian Indonesia karena meningkatkan produktivitas, dan memperbaiki taraf
hidup petani. Ini akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat kita,” pungkas Indah.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer