Loading

Benih Jagung Bantuan Propinsi Jawa Barat Tahun 2019 Diduga “Diperjualbelikan”


Penulis: Fredy Hutasoit/Editor: Mbayak Ginting
4 Tahun lalu, Dibaca : 1844 kali


Kantor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Jawa Barat

BANDUNG BARAT, Medikomonline.com - Dalam label atau sampel yang terdapat pada bungkus benih jagung tertulis cukup besar, BENIH BANTUAN PEMERINTAH TIDAK UNTUK DIPERJUAL BELIKAN. Artinya, gratis untuk disalurkan kepada kelompok tani yang mengajukan khusus daerah penanam jagung.

Akan tetapi fakta dan keyataan di lapangan tidaklah demikian. Penelusuran wartawan di Kabupaten Bandung Barat, persisnya di Kecamatan Saguling yang terdapat di empat desa petaninya rata-rata menanam jagung.

Benih jagung harus dibeli dari ketua kelompok tani dengan harga Rp 50.000 per Kg. Satu bungkus benih jagung isinya seberat 5 Kg. nAnggota kelompok tani yang membeli benih 2 hingga 5 bungkus. Kalau harga per kilonya seharga Rp 50.000, berarti per satu bungkus benih jagung dihargakan Rp250.000 per bungkus.

Waktu pembayaran ditentukan selama tiga bulan atau ketika musim panen. Para anggota kelompok tani diwajibkan menjual hasil panennya kepada bandar yang merangkap sebagai ketua kelompok tani. Bandar lansung memotong hasil penjualan untuk membayar benih jagung sesuai dengan harga yang sudah ditentukan sebelumya.

Salah seorang ketua kelompok tani yang ditemui wartawan di kediamannya, yang tidak bersedia namanya dimuat mengakui terus terang, alasan dirinya menjual benih jagung kepada anggota kelompok taninya  karena pada waktu pengambilan benih jagung kepada koordinator yang ada di Kecamatan, dirinya diwajibkan membayar ongkos bongkar muat dan pengganti bahan bakar.

Ketika hal ini hendak dikonfirmasikan kepada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Jawa Barat, Atep selaku humas yang dihubungi melalui telepon seluler dan Whatsappnya, Senin (11/5) tidak bersedia memberikan keterangan dengan alasan tidak bisa tatap muka. Tapi Atep menjanjikan akan menyampaikan hal ini kepada pimpinan.

”Karena sekarang tidak boleh ada tatap muka, rapat saja sudah tidak ada yang tatap muka. Jadi sekarang tidak bisa, saya lagi sibuk,” imbuh Atep.

Sementara Puji, Kepala Seksi Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Bandung Barat yang ditemui wartawan di kantornya Rabu (13/5) mengatakan, “Sebenarnya dari sisi kegiatan bantuan benih Propinsi Jawa Barat, saya tidak ada keterkaitan dari sisi kegiatan.”

“Pada berkas juga yang tanda tangan adalah lansung penyedia dengan pihak propinsi, tapi dalam hal tupoksi saya merasa bertanggung jawab secara moral untuk mendukung target peningkatan produksi yang sudah dicanagkan oleh pemerintah. Kalau ada penyimpangan di lapangan, sekalipun bukan kegiatan saya, tetap saya greget,” jelas Puji.

Masih lanjut Puji berkata, ”Terus terang saya mengucapkan terima kasi kepada wartawan sudah memberikan informasi mengenai hal ini. Dan saya akan secepatnya memanggil lansung koordinator kecamatannya.”    

Tag : No Tag

Berita Terkait