Penulis: IthinK/Editor: Mbayak Ginting
5 Tahun lalu, Dibaca : 1014 kali
BANDUNG,
Medikomonline.com – Inovasi dan
kolaborasi adalah kunci akselerasi pembangunan desa di Jawa Barat. Dua hal
tersebut tidak hanya menggerus ketimpangan sosial masyarakat pedesaan dan
perkotaan dengan waktu cepat, tetapi juga mewujudkan visi misi Jabar Juara
Lahir Batin.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
(DPM-Desa) Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan, atensi Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemdaprov) yang tertera dalam Rancangan Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023 yaitu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa.
Menurut Dedi Supandi, Indeks Desa Membangun (IDM)
menjadi salah satu indikator yang diperhatikan. Hal itu dikarenakan tujuan
akhir dari pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa adalah terwujudnya Desa
Mandiri yang berkelanjutan.
“Indikator tujuannya meningkatkan Desa Mandiri demi
mewujudkan Jabar Juara Lahir Batin dengan inovasi dan kolaborasi. Terus tugas
DPM-Desa adalah melaksanakan sebagian urusan di bidang pemberdayaan desa,”
katanya via sambungan telepon, Rabu (3/7/2019).
Dedi Supandi memaparkan tiga poin yang mesti
dipenuhi untuk merealisasikan salah satu RPJMD Jawa Barat tersebut. Pertama
adalah meningkatkan jumlah Desa Mandiri dari 37 menjadi 63 pada 2019. Kemudian,
memaksimalkan 23 persen perangkat desa yang memiliki riwayat pendidikan tidak
sesuai dengan tanggung jawab.
“Yang ketiga itu angka digitalisasi Kota dengan
Desa sangat timpang. Jawa Barat ini menempati urutan 11 dari 33 Provinsi
terkait ketimpangan angka digitalisasi Kota dan Desa. Lalu, angka kemiskinan
pun timpang,” katanya.
Guna menggerus ketimpangan antara pedesaan dan
perkotaan, Pemdaprov Jawa Barat melahirkan inovasi bernama Desa Juara. Menurut
Dedi Supandi, ada tiga pilar Desa Juara, yakni digitalisasi layanan desa, One
Village One Company (OVOC), dan Gerakan Membangun Desar.
“Dari situ turun yang namanya beberapa program yang
disampaikan Pak Gubernur (Ridwan Kamil) dalam rangka meningkatkan keberpihakan
kepada desa. Seperti Desa Digital, Sapa Warga, Sekoper Cinta, Satu BUMD
mengelola 20 desa, Jalan Mulus Desa, dan lain sebagainya,” ucapnya.
Lewati Target
Deretan program tersebut, perlahan dan pasti,
ratusan indikator yang tertera dalam PermendesaPDTT Nomor 2 Tahun 2016 tentang
Indeks Desa Membangun (IDM) dapat terpenuhi. Dengan begitu, Dedi Supandi pun
optimistis target 63 Desa Mandiri pada 2019 bisa tercapai.
Berdasarkan survei DPM-Desa, ada 77 desa yang masuk
Desa Mandiri. Hal tersebut tidak lepas dari inovasi dan kolaborasi yang menjadi
spirit Pemdaprov Jawa Barat dalam meningkatkan keberpihakan kepada masyarakat
desa.
“Dalam Peraturan Menteri, indikatornya di situ
macam-macam ada disebutkan tentang dimensi pelayanan, dimensi kesehatan,
dimensi keberdayaan masyarakat, akses pendidikan dasar, memiliki solidaritas
sosial, memiliki toleransi, akses ke lokasi air bersih, akses minum yang layak,
akses sanitasi, perdagangan, keterbukaan wilayah terhadap lingkungan ekonomi,
kualitas lingkungan, semua itu dinilai,” katanya.
“Ada rentang yang harus dipenuhi, seperti akses ke
SD. Saat akses ke SD, misalnya, lima kilometer suruh jalan kaki, dengan adanya
Jantung (Jembatan Gantung) Desa jadi hanya ratusan meter. Itu berubah. Itu bisa
menjadi indikator capaian Desa Mandiri,” lanjutnya.
Karena mampu melebihi target yang telah ditetapkan,
Dedi Supandi optimistis Desa Mandiri di Jawa Barat akan bertambah signifikan
setiap tahunnya dengan deretan program Desa Juara. Dia pun berharap ketimpangan
antara pedesaan dan perkotaan terus terkikis. Sehingga, pernyataan tinggal di
desa, rezeki kota, yang kerap didentumkan Ridwan Kamil dapat terwujud dengan
cepat.
“Dengan beberapa program, kalau sekarang jadi 77,
berarti kan kenaikan itu hampir 100 persen dari 37 Desa Mandiri. Artinya,
program pro desa dengan kolaborasi dan inovasinya mampu mengejar ketertinggalan
dan cocok untuk diterapkan,” katanya.
“Kita harap ke depan bahwa desa menjadi pusat
keuangan, pusat dari pada government, dari posisi di situ tidak lagi
berduyun-duyun datang ke kota besar,” tutupnya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer