Penulis: Fredy Hutasoit/Editor: Mbayak Ginting
4 Tahun lalu, Dibaca : 1361 kali
BANDUNG BARAT, Medikomonline.com - Proyek pembangunan jalan dan jembatan yang
menghubungkan dua desa yaitu Desa Jati dengan Desa Saguling Kecamatan Saguling diduga
dikerjakan denga asal-asalan. Pasalnya proyek yang dibiayai APBD Kabupaten
Bandung Barat tahun anggaran 2019 ini, satu bulan setelah dikerjakan sudah
ambrol dan kondisinya sangat memprihatinkan.
Pantauan
wartawan di lapangan menunjukkan, hampir semua jalan sudah retak dan terkelupas,
padahal proyek ini hanya dapat dilalui oleh sepeda motor dan pejalan kaki oleh
warga masyarkat sekitar.
Proyek dengan nilai Rp500.000.000 ini pekerjaanya dimulai sekitar Oktober 2019 oleh pemenang tender CV Dira Sawargi yang beralamat di Rancamanyar Kabupaten Bandung dengan nilai penawaran Rp452.357.613.41.
Beberapa
orang warga masyarakat yang ada di sekitar proyek mengatakan, jembatan dan
jalan yang menghubungkan dua desa tersebut, tadinya diharapkan pengerjaanya
dikerjakan dengan baik dan kuat. Karena selama ini sebelum adanya pembangunan terutama
jembatan, cukup menyulitkan hubungan antara dua desa dan utamanya warga Kampung
Cisudin Desa Jati dengan Kampung Cikaroya Desa Saguling.
Pada saat
pembangunan jalan dan jembatan, kontraktor yang mengerjakan proyek hanya melibatkan beberapa
orang warga sekitar dan itupun sifatnya bergiliran antara warga dari dua desa.
Selebihnya kontraktor membawa pekerja dari luar.
Proyek
jembatan yang menurut warga, bahwa posisi jembatan yang dibangun terletak di
tanah PLN atau istilah masyarakat sekitar jalur PLN ini pada saat
pembangunannya memakai sement Jakarta.
Beberapa kali hal ini hendak dikonfirmasi kepada pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupten Bandung Barat, Kepala Dinas dan Kepala Bidang selalu tidak berada di tempat. Kepala Dinas yang beberapa kali dihubungi melalui telepon selulernya tidak pernah mau menjawab. Hingga berita ini dibuat, tidak ada klarifikasi dari dinas terkait.
Pengerjaan
proyek pembangunan jembatan dan jalan setelah selesai dikerjakan menurut
pengkuan waraga sekitar, sudah banyak yang korban akibat jalannya jadi licin,
karena material yang digunakan tidak sesui dengan material seperti proyek
pemerintah yang digunakan selama ini.
Seperti
yang diungkapkan oleh salah satu warga Kampung Cisudin Daniyanto pada saat proyek
mulai dikerjakan, dirinya ikut bekerja. ”Awal mulai pekerjaan pondasi,
kebetulan saya ikut bekerja selama satu minggu. Saya melihat material dan cara pekrerjaanya
yang terkesan asal-asalan, karena pada waktu pengecoran bahan yang digunakan
adalah campuran sement atau acian sehingga masyarakat komplen,” kata Daniyanto.
“Pokoknya
tidak benar dan hanya menghambur-hamburkan uang negara. Masa penyangga coran
pakai awi (kayu-red), diinjak sama
orang saja sudah roboh. Sekitar bulan Januari 2020 jalan sudah retak dan
terkelupas, terus masyarakat menghubungi pelaksana yang bernama Joni,” urainya.
Lanjut Daniyanto
mengatakan, pada bulan Februari 2020 mereka datang ke warga supaya sisi jembatan
yang ambrol minta diperbaiki, serta jalan retak dan amblas minta ditambal. “Tapi
kami tidak menyanggupi dan akhirnya si pelaksana membawa pekerja dari luar untuk
memperbaiki dan hanya menambal-nambal saja. Sekarang sudah hancur lagi. Untuk
itu tolonglah kepada pemerintah supaya betul-betul mengawasi proyek, apalagi di
desa yang jauh seperti ini,” imbuh Daniyanto.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer