Penulis: IthinK
3 Tahun lalu, Dibaca : 677 kali
BANDUNG, Medikomonline.com – Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung
Ema Sumarna memantau langsung pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM)
terbatas di SMP-SMA PGII Kota Bandung dan SD Ar Rafi, Bandung, Rabu (8/9/2021).
Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung mengatakan, pelaksanaan PTM terbatas di
Kota Bandung berjalan lancar.
Dari
hasil pantauan di lapangan, Ema menilai, secara keseluruhan pelaksanaan PTM di
SMP-SMA PGII Kota Bandung dan SD Ar Rafi sudah sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis. Siswa yang diizinkan mengikuti PTM diatur
secara terbatas 20-50 persen dari kapasitas kelas.
Kemudian
siswa secara bergiliran mengikuti PTM, tergantung kebijakan sekolah
masing-masing. Sarana-prasarana atau fasilitas daya dukung kesehatan dalam
rangka PTM di masa pandemi pun telah dipenuhi.
"Rata-rata
30-40 persen dari ruang kapasitas kelas yang dipergunakan. Kemudian dalam waktu
yang bersamaan yang masih melaksanakan PJJ (pembelajaran jarak jauh) juga
terakomodasi secara maksimal. Rata-rata (di PGII) ada 16 orang 1 kelas dari 32
orang, sisanya melalui daring," kata Ema yang juga menjabat Sekretaris
Daerah (Sekda) Kota Bandung ini.
Sebanyak
330 sekolah dari semua jenjang pendidikan di Kota Bandung dinyatakan lolos
verifikasi dan bisa melakukan PTM yang dimulai pada 8 September 2021. PTM
dilaksanakan dengan kapasitas yang masih terbatas atau dilakukan secara hybrid
(PTM dan Pembelajaran Jarak Jauh).
Ema
juga mengakui masih ada orang tua dari peserta didik yang belum mengizinkan
anaknya mengikuti PTM. Ia berpesan kepada sekolah, hak peserta didik tersebut
harus dipenuhi 100 persen, sehingga kualitas pembelajaran harus sama.
"Berbicara
substansi dan kualitas mata pelajaran yang diserahkan itu harus sama. Mereka
besoknya bergiliran (mengikuti PTM), kecuali yang orang tuanya belum setuju,
itu juga menjadi hak mereka. Kita hargai karena tidak ada unsur
pemaksaan," katanya.
Pada
pelaksanaan PTM ini, Ema menyampaikan, sekolah bersama Satgas harus
mengevaluasinya. Bahkan Dinas Pendidikan (Disdik) harus setiap hari memantau
pelaksanaan PTM supaya komitmen dan disiplin protokol kesehatan tetap terjaga.
"Kalau
ada pelanggaran, pertama kita beri peringatan. Kalau membandel pelanggaran
kedua atau ketiga kita eksekusi dengan kebijakan bisa tutup lagi (pelaksanaan
PTM-nya) kembali ke PJJ," tegas Ema.
Sedangkan
untuk sekolah yang belum melaksanakan PTM, Ema masih menunggu hasil dari tim
verifikator yang saat ini masih memverifikasi 1.692 sekolah lainnya.
"Saya
punya keyakinan (sekolah yang melaksanakan PTM) pasti bertambah. Dalam waktu
yang bersamaan sebetulnya satgas yang lain, kemudian Satgas di kecamatan itu
bergerak. Bahkan kemarin kami sudah sepakat bahwa nanti semua SKPD ini
komandannya Pak Kadisdik yang mengoordinasikan," katanya.
Ema
juga mewanti-wanti para pendidik dan tenaga kependidikan agar dapat memberikan
contoh yang baik kepada peserta didik, seperti mematuhi protokol kesehatan.
"Jangan
sampai gurunya tidak sadar seperti mengobrol dengan bergerombol atau berkerumun
(tidak mematuhi protokol kesehatan). Satgas juga harus mobile setiap sudut
melakukan pengecekan," pesannya
Kepala
SMP PGII Kota Bandung Irwan Andriawan mengatakan, siswa yang mengikuti PTM di
kelas berjumlah sekitar 30 persen dari kapasitas. Meski sudah dizinkan sampai
50 persen, tetapi pihaknya akan melakukan secara bertahap.
"Jadi
kita bergilir agar semua merasakan proses PTM. Sesudah melihat kondisi, kita
akan menghadirkan sesuai instruksi pemerintah 50 persen. Kita bergiliran dengan
nomor absen misal 1-10, besoknya 11- 20," katanya.
Menurut
Irwan, 93 persen orang tua siswa telah menyetujui dan mendukung PTM. Hal itu
terlihat dari 85 persen siswa SMP PGII yang telah melakukan vaksinasi Covid-19.
"Artinya
orang tua antusias mendukung pelaksanaan PTM. Kita lakukan 2 jam untuk proses
pembelajaran. Jadwal siswa yang masuk dan pulang juga berbeda. Seperti kelas 7
masuk pukul 07.00 WIB, kelas 8 masuk 07.30 WIB, dan kelas 9 masuk pukul 08.00
WIB. Jadi pulangnya akan berbeda juga," imbuhnya.
Ia
juga mengungkapkan, hasil pendataan menunjukkan sebagian besar siswa
diantar-jemput.
Sementara
itu, Wakil Kepala SD Ar Rafi', Iis Siti Aisah mengaku antuasiasme orang tua dan
murid di sekolahnya tersebut sangat tinggi. Ini terbukti saat sosialisasi PTM,
hampir seluruh orang tua mengikuti sosialisasi dalam zoom meeting.
"Meskipun
ada juga yang tidak mengizinkan, alasannya ada yang anaknya punya komorbid
seperti asma. Sehari sebelumnya kita share google form untuk mendata apakah
anak tersebut sebelumnya pernah bepergian, kontak fisik dengan penderita
Covid-19, atau memiliki penyakit bawaan," jelas Iis.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer