Penulis: Mbayak Ginting
4 Tahun lalu, Dibaca : 1345 kali
BANDUNG, Medikomonline.com – Hari
Minggu pagi itu udara dingin dan segar berhembus di sekitar gedung Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun Bandung Timur. Hanya sedikit jemaat yang datang, puluhan orang. Biasanya ratusan
orang.
Daun
tanaman yang hijau tumbuh di halaman gereja tampak segar menyambut kedatangan
jemaat. Tidak seperti biasanya bersalam-salaman antarjemaat, Minggu pagi itu
jemaat pun disambut ramah Petugas Gugus Covid-19 Gereja GBKP Bandung Timur
dengan cairan hand sanitizer.
Satu
per satu jemaat yang datang, telapak tanggannya disemprot cairan hand sanitizer
oleh Petugs Gugus Covid-19. Itulah era kebiasan baru atau new normal era dalam mengikuti ibadah Minggu di Gereja GBKP Bandung
Timur yang terletak di Jalan Kawaluyaan No. 10 Kota Bandung ini.
Tidak
hanya itu, sebelum memasuki ruangan ibadah gereja, Petugas Gugus Covid-19
dengan santun juga memastikan setiap jemaat memakai masker. Berwarna biru muda,
tampak masker pun dikenakan setiap jemaat pagi itu.
Selain
itu, tempat mencuci tangan pun telah disediakan Petugas Gugus Covid-19 Gereja
GBKP Bandung Timur. Begitulah Protokol Kesehatan 3M (Memakai Masker, Menjaga
Jarak, dan Mencuci Tangan) diterapkan kepada jemaat untuk memutus penyebaran
Covid-19 yang masih melanda saat ini.
Sejak
pandemi Covid-19 melanda negeri ini, maka Ibadah Minggu bersama di Gereja GBKP
Bandung Timur pun dihentikan sesuai dengan imbauan pemerintah. Ketika pemerintah
mulai menerapkan era kebiasaan baru dan mengijinkan ibadah bersama dengan Protokol
Kesehatan, barulah di awal Oktober 2020 ini Gereja GBKP Bandung Timur memulai Ibadah
Minggu bersama.
Itupun
jumlah jemaat yang diijinkan beribadah Minggu bersama terbatas. Hanya puluhan
orang. Dari biasanya ratusan orang, sekarang tidak lebih dari tujuh puluh
orang. Itu pun bergiliran setiap minggu.
Sebagai
bentuk perlindungan kepada jemaat lanjut usia yang lebih rentan terhadap pandemic
Covid-19, mereka pun hanya mengikuti ibadah Minggu secara live streaming di link
youtube GBKP Bandung Timur.
Pun
demikian bagi jemaat yang tidak mendapat giliran mengikuti ibadah Minggu di
gereja, mereka juga mengikuti ibadah live
streaming di link youtube GBKP
Bandung Timur dari rumah masing-masing.
Pendeta Elba Pranata Barus STh mengenakan faceshield dan sarung tangan ketika melantik Pengurus Perpulungen Jabu-Jabu di Gereja GBKP Bandung Timur dengan tetap menaati protokol kesehatan. (Foto: Istimewa)
Ketika
jam 07.40 WIB, Minggu, 18 Oktober 2020 lalu, jemaat dengan memakai masker biru
muda, dengan hening duduk di bangku gereja menyiapkan hati untuk menyembah
Tuhan. Iringan musik dan lagu puji-pujian yang merdu dari song leader, menambah rasa suka cita memuji nama Tuhan.
Di
tengah pandemi Covid-19 ini, namaMu Tuhan disebut dan dipuji. Rindu akan kasih
Tuhan Yesus Kristus menambah semangat dan sukacita para jemaat GBKP Bandung
Timur untuk bersekutu menyembah Tuhan.
Jaga
jarak!!! Begitulah aturan yang dibuat Gugus Covid-19 Gereja GBKP Bandung Timur
ketika para jemaat yang duduk beribadah Minggu. Di bangku kayu berwarna coklat
dan kokoh itu, dibuat tanda kali (X) menandakan tidak dapat diduduki.
Pun
tidak ada jemaat yang protes, patuh untuk menjaga jarak ketika duduk di bangku
kayu itu. Meskipun hanya tanda kali (X) yang ditempel, tetapi seolah ampuh
untuk menjaga jarak setiap jemaat yang duduk.
Suara
merdu dari lagu demi lagu pujian yang dinyanyikan jemaat di tengah ibadah
Minggu yang dibawa liturgist Pertua Salomo Ginting. Setelah itu, tiba saatnya jemaat mendengar
khotbah yang disampaikan Pendeta Elba Pranata Barus STh.
Dengan
suara yang menggema dan tegas, firman Tuhan pun disampaikan Pendeta Elba
Pranata Barus dalam Bahasa Suku Karo, salah salah satu bahasa daerah dari
Provinsi Sumatera Utara. Khotbah yang disampaikan Pendeta ini diambil dari Kitab
Masmur 131:1-3, dengan Tema: ”Nande Si
Mere Kedamen” (Ibu yang Memberi Kedamaian).
Setelah
khotbah selesai, dengan mengenakan toga berwarna hitam, Pendeta Elba Pranata
Barus juga melantik 36 orang Pengurus Perpulungen Jabu-Jabu (PJJ) GBKP Bandung
Timur Periode 2020-2025. Setiap Pengurus PJJ terdiri tiga orang, yaitu Ketua,
Sekretaris, dan Bendahara.
Dalam pelantikan Pengurus PJJ ini, tetap
dilakukan dengan standar protokol kesehatan. Pendeta Elba Pranata Barus
mengenakan faceshield dan sarung
tangan. Demikian juga seluruh pengurus PJJ memakai masker dan sarung tangan
saat pelantikan.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer